Syr berjalan menuju suatu ruangan sedangkan pria besar tersebut merapikan barang-barangnya dan menyimpannya pada lemari yg tak jauh dari elena
"Silahkan duduk nak"pria tersebut melirik kesebuah sofa yg sedari tadi ia duduki "jangan malu-malu anggap rumah sendiri"syr datang dengan satu cangkir yg cantik di tangannya
Elena duduk di sofa yg masih terasa hangat "makasih"singkat elena masih curiga kedua pasangan di hadapannya,cangkir cantik di tangan syr di letakkan di meja depan elena "ini untukku?"ia menunjuk dirinya sendiri dengan wajah terlihat seperti orang bodoh
"Tentu saja nak,siapa lagi kalau bukan kamu"syr terkekeh kecil,elena melirik pada sang pria tapi pria itu hanya menampakkan muka datar "ohh kau sangat lucu"lanjut syr
Syr dan suaminya duduk di sofa tepat di hadapan elena
Elena dari tadi terus menatap teh yang sudah di hidangkan syr "itu tidak beracun"sahut sang pria gendut "ah-Iya"elena mengambil cangkir tersebut dan melihat pantulan dirinya dalam cairan teh di depannya "benar,ini tidak beracun"batin elena,teh itu seketika habis masuk kedalam perut elena
"Apa perlu saya ambilkan lagi?"tawar syr "tidak usah makasih, saya sudah mau pergi"tolak elena tersenyum kecut
"Pergi? Sebentar lagi ada badai pasir,kau serius ingin pergi"elena terdiam saat mendengar balasan pria gendut "apa aku bisa mengulang ucapanku tadi? Hehe saya masih haus"terpampang jelas kedua pasangan itu tersenyum tipis namun itu tidak membuat elena curiga,entah kenapa.
°•°•°
"Laksamana! Saya sudah menemukan keberadaan elena"lisa tersenyum manis
Laksamana dan komandan menoleh melihat lisa "dimana dia?"tanya sang komandan "planet padmir? Saya baru dengar juga"komandan dan laksamana saling menatap "tidak! Dia pasti berbohong laksamana"sahut vadelia yg baru memasuki ruangan "eh! Alatku ini benar!"lisa menunjukan wajahnya yg kesal
"Mana kita semua bisa percaya dengan kau!"teriak vadelia "DIAM!"bentak laksamana penuh amarah "planet itu ada,dan mungkin saat ini dia sedang bertemu dengan dua penjahat itu"gumam laksamana
°•°•°
"Jadi anda buat senjata-senjata mematikan?!"kagum elena pada pria gendut,ian.
"Pasti senjata itu adalah harta karun terkeren"gumam elena mulai merencanakan untuk mengambil salah satu dari milik ian
"Kau mau?"tawar ian,elena menganggukkan kepalanya dengan cepat seperti anak kecil yg menginginkan mandi bola,ian tertawa pelan melihat tingkah lucu elena "kau boleh mengambilnya"ujar ian
Ternyata elena tak perlu susah payah membuat rencana jika akhirnya seperti ini "semudah itu?"gumam elena tak percaya "ya,aku juga tak tau ingin apakan semua senjata itu"jawab ian membuat mata elena tambah berbinar binar
"Apa kau lebih tertarik dengan senjata kuno daripada seperti power sphera?"tanya syr yg sedari tadi hanya diam "iya,jika saya mendapat power sphera itu seperti tak menantang bagiku.power sphera begitu instan dan jika aku menginginkan power sphera aku pasti sudah ada banyak"jelas elena santai
"Tapi power sphera itu bisa membuatmu jauh lebih kuat dan dapat menyaingi alien lain di luar sana"elena mengerutkan keningnya "aku selalu mendengar itu dari teman-temanku"ian mengangguk mengerti sekarang
"Kau anak liam dan lilyth kan"ucapan ian membuat syr sedikit kaget "Y,ya begitu lahh"angguk pelan elena
"Pasti kau mendapat kesusahan di tapops karena kedua orang tua mu"ujar ian "kau tau apa soal itu"elena tersenyum sinis namun tak berani menatap ian dan syr "tentu saja aku tau,aku adalah sahabat kedua orang tua mu"elena hanya diam membisu
![](https://img.wattpad.com/cover/310480232-288-k54482.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
partner | Kaizo
Hayran Kurgu"Aku harap kisah kita seperti bunga edelweis,Abadi"kaizo tersenyum simpul,menatap elena lekat,Elena terdiam lalu ikut tersenyum. "Bunga edelweis seperti rasa cintaku padamu"-??? Dejavu. 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆⚠️ -Karakter milik monsta -dilarang copy -slow up...