Sudah genap dua hari Jeno menemani Jaemin di rumah ini. Yangyang dan Shotaro beberapa kali menelpon karena Jeno ada perkerjaan penting tapi Jeno tidak kunjung masuk kantor. Sungchan juga menanyakan kabar Jaemin karena Jaemin tidak masuk kantor padahal cuti Jaemin sudah selesai.
Malam ini rencananya Jeno akan pulang. Jaemin pun mengiyakan saja keinginan Jeno. Lagipula Jaemin juga tidak bisa meninggalkan perkerjaannya terlalu lama. Meskipun memiliki banyak bawahan, Jaemin merasa tidak bisa jika terus membebani mereka.
Siang ini Jeno dan Jaemin saling berpelukan di balik selimut. Seperti biasa, Jaemin duduk diantara dua kaki Jeno yang terbuka. Di depan sana televisi juga menyala dan menayangkan film kesukaan Jaemin.
Tadi pagi mereka sudah melakukan seks dan juga mandi bersama. Setelah mandi itulah Jaemin meminta Jeno untuk melakukan cuddling sambil menonton film. Jeno menyanggupinya karena hari ini hari terkahir dia bisa bebas menikmati waktu dengan Jaemin.
Jaemin menolehkan kepalanya. "Cium." Ucapnya.
Jeno langsung melumat bibir Jaemin dengan lembut. Tanganya juga mengelus tangan Jaemin dengan lembut. Mereka berciuman tanpa napsu. Hanya ingin menyalurkan kasih sayang dan kehangatan satu sama lain.
Jaemin lebih dulu melepas ciumannya lalu mengecup bibir Jeno beberapa kali. Setelah puas, Jaemin kembali menoleh ke arah depan.
"Besok kau akan kembali masuk kantor?" Tanya Jeno.
"Tentu saja. Aku sudah meninggalkan banyak perkerjaan."
"Jadi kau akan sibuk mulai besok?"
"Iya. Jika kau ingin menghubungiku, atau ingin bertemu, katakan saja."
Jeno meletakkan kepalanya di pundak Jaemin. "Aku akan sangat merindukanmu. Aku tidak akan leluasa memelukmu, menciummu, bahkan berduaan denganmu seperti ini."
"Kita masih bisa bertemu, Jeno. Kau juga bisa datang ke kantorku jika kau mau."
"Tapi rasanya tidak akan sama."
"Lalu kau mau seperti apa? Kita punya kewajiban sebagai pemimpin perusahaan. Kita harus berkerja dengan baik."
"Aku ingin kau dan aku tinggal bersama. Kau tidak perlu berkerja dan ikut saja ke kantorku. Temani aku di kantor dan kita akan pulang bersama juga ke rumah."
"Sebegitu inginnya kau selalu bersamaku?"
"Iya. Aku ingin setiap hari melihatmu, bersamamu, dan menonton film seperti ini bersamamu kapanpun aku mau."
"Tidak sekalian kau ikat aku dengan tubuhmu saja agar terus bersamamu?"
"Jika bisa, aku akan melakukannya."
"Selain cemburuan, kau juga posesif."
Jeno tersenyum lalu mengecup pipi Jaemin. "Tentu. Kau hanya milikku."
Jaemin hanya bisa berdecih sebagai respon. Jaemin mengambil anggur di nampan yang berada di dekatnya lalu memakannya. Dia juga menyuapi Jeno dengan anggur itu.
"Aku tadi mendapat undangan ke pesta wali kota. Kau juga diundang?" Tanya Jaemin setelah menghabiskan anggur di mulutnya.
"Iya. Tadi Yangyang mengatakannya padaku."
"Apa kau akan datang?
"Tidak. Pesta itu memiliki tema dan harus datang dengan pasangan."
"Kau memiliki Karina. Datanglah bersamanya."
"Tidak. Aku akan datang jika kau yang menjadi pasanganku."
"Kau mau Karina tau tentang kita?"
"Mau. Nanti setelah aku menceraikannya, aku akan memberi tau hubungan kita padanya."
![](https://img.wattpad.com/cover/320932816-288-k607252.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERDIT
FanfictionYang sudah menjadi milik orang lain tidak akan boleh direbut begitu saja. Namun bagi Na Jaemin, apa yang dia inginkan harus menjadi miliknya. Dendam, amarah, dan apa yang terjadi di masa lalu ternyata membuatnya sadar bahwa dia boleh bersikap egois...