Jaemin masuk ke dalam kantornya setelah menyelesaikan meetingnya. Sungchan juga ikut masuk sambil membawa beberapa map berisi file penting. Semua map itu Sungchan letakkan di atas meja kerja Jaemin. Sementara itu Jaemin mengambil dua botol air mineral. Satu untukknya dan satu lagi dia berikan pada Sungchan.
"Terima kasih, tuan." Ucap Sungchan setelah menerima botol air mineral itu.
Jaemin merespon dengan anggukan kepala. "Setelah ini aku tidak ada meeting, kan?" Tanya Jaemin
"Benar, tuan. Izin mengingatkan, untuk pukul sembilan malam nanti anda diundang ke pesta wali kota. Saya menyarankan anda untuk datang karena Wali kota juga termasuk rekan bisnis anda."
"Aku tidak punya pasangan untuk datang ke sana."
"Sebenarnya saya bisa menemani anda, tuan. Tapi saya laki-laki dan saya tidak bisa berpasangan dengan anda."
"Berpasangan bukan berarti harus dengan lawan jenis, kan?"
"Benar tuan. Tapi saya merasa tidak pantas jika menjadi pasangan anda."
"Kau merendahkan dirimu sendiri."
"Maaf, tuan."
"Kalau begitu, aku datang sendiri saja. Tidak mungkin mereka mengusirku jika aku datang tanpa pasangan, kan?"
Sungchan hanya bisa menganggukkan kepala. Pesta ini memang penting untuk Jaemin hadiri karena wali kota adalah orang penting yang selama ini banyak membantu perusahaan.
"Aku ingin melakukan sesuatu sebelum datang ke pesta itu." Ucap Jaemin setelah meminum air mineralnya.
"Melakukan apa, tuan?"
Jaemin mengusap rambutnya ke belakang. "Aku ingin memotong rambut dan mewarnai rambutku."
"Anda yakin, tuan?"
Jaemin mengangukan kepala. "Aku ingin mewarnai rambut hanya untuk datang ke pesta itu. Temanya berhubungan dengan fairytale, kan? Karena itu aku akan menyesuaikan tema."
"Jika saya boleh tau, anda akan mengubah warna rambut menjadi apa?"
Jaemin berpikir sejenak. Ini adalah pengalaman pertamanya untuk mengubah rambut. Khawatirnya akan jadi jelek jika dia salah memilih warna.
"Kalau menurutmu, bagusnya warna apa?" Jaemin malah bertanya balik.
Sungchan menatap rambut Jaemin dan menatap Jaemin dari atas ke bawah. Jika tuannya ini mengubah warna rambut, maka imagenya juga akan berubah. Pasti Jaemin juga akan semakin manis jika menggunakan warna yang tidak terlalu cerah.
"Coklat atau abu-abu tua, mungkin? Saya rasa akan pas jika anda mengubah warna rambut yang tidak terlalu mencolok."
Jaemin mengangguk setuju. "Kalau begitu aku pergi sekarang saja. Mumpung ada waktu."
"Apa anda mau saya temani, tuan?"
"Jika kau tidak keberatan, ayo ikut."
Sungchan tersenyum senang lalu menganggukkan kepala. Sesekali dia ingin merasakan jalan-jalan di jam kerja. Lagipula Jaemin juga memperbolehkan.
"Nanti bantu aku pilihkan baju." Ucap Jaemin sambil berjalan keluar dari ruangannya.
Sungchan mensejajari langkah Jaemin yang berjalan keluar dari kantornya. "Apa nanti kita sekalian makan siang, tuan?"
"Boleh. Aku akan mentraktirmu."
"Terima kasih, tuan."
Jaemin mengangukkan kepala. "Kau punya selera fashion yang bagus, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERDIT
FanfictionYang sudah menjadi milik orang lain tidak akan boleh direbut begitu saja. Namun bagi Na Jaemin, apa yang dia inginkan harus menjadi miliknya. Dendam, amarah, dan apa yang terjadi di masa lalu ternyata membuatnya sadar bahwa dia boleh bersikap egois...