8. kalah saing.

2 0 0
                                    

Komen dan Vote mu semangatku

დ .•*””*•   enjoy   •*””*•.დ

Cinta itu ibaratkan tarik tambang, siapa yang mundur maka dia yang menang.

Lima bulan kemudian..

Sore itu, Ketiga remaja tersebut berada dalam satu ruangan. Bukan ketenangan, tapi kerusuhan yang mengisi kamar Vicka. Wildan, cowok itu sampai geleng kepala melihat tingkah absurd kedua perempuan itu yang herannya dia malah betah duduk dengan kacamata kesayangannya itu.

"TAE LEBIH GANTENG BEGO!"

"MASIH KOOKIE KEMANA-MANA!"

Vicka melotot tak Terima. "TAE LAH! DIA MANUSIA TERTAMPAN OY!"

Attiya mematikan handphone nya. Padahal tadi ia sedang kepo melihat foto-foto aib biasnya, tapi lihat! Vicka benar-benar mengganggu kesenangannya. "Bisa diem nggak!"

"Aing masih idup!"

"Ya lu urus aja urusan lu sendiri!" gemas Attiya, rasanya ia ingin mencabut semua foto Kim Taehyung yang berada di dalam kamar Vicka.

"Biarin lah."

Lama diam, Vicka kembali membuka suara. "Ehh kok mas Bright ganteng, ya?" celetuknya.

"ASTAGFIRULLAH DUGONG!"

"Buset, bisa diem nggak sih?" Wildan membenarkan kaca matanya yang melorot. "Lihat, " Cowok itu memperlihatkan diagram yang sangat bagus, hanya saja terdapat coretan panjang di sisi kanan diagram nya.

"Ihh kok jadi jelek!?" seru Vicka tak Terima. "Tadi udah aku bikin gambarnya bagus kok!"

Wildan menghela nafas. "Pas lu yang gambar emang bagus, tapi gegara lo berdua teiak-teriak, akhirnya kecoret." Wildan mmengngkat kedua tangan, pasrah.

"Bukan salah gue, sumpah."

Tok tok tok

Kegiatan mereka terhenti mendengar ketukan pintu. Vicka beranjak dan membukanya disana ada Zelina yang membawa secangkir kopi yang tengah di aduk. "Ada yang nyari,"

Alis Vicka terangkat. "Siapa?"

"Adeknya Attiya. Dia kesini sendirian."

Mendengar namanya disebut, Attiya berdiri dan muncul di balik pintu tiba-tiba. "Iya, tante?"

Zelina terkejut, namun segera ia normalkan kembali ekspresinya. Astaga, teman Vicka tak ada yang benar. "Di bawah adek kamu, katanya disuruh Mama pulang."

"Loh, dia naik apa kesini?!" panik Attiya.

Zelina menipiskan bibir. "Tante liat sih ada sepeda di depan."

Attiya melotot sebentar, lalu bergegas kembali masuk kamar untuk membereskan barang-barangnya. Ia kembali berdiri di samping Vicka lalu mengulurkan tangan.

"Eh, apanih?" panik Vicka. Attiya nyengir segera menggapai tangan Vicka dan menciumnya. "Assalamu'alaikum!" setelahnya pergi menghampiri Asiyya di bawah sana.

Zelina dibuat terkekeh, tak sengaja tatapannya jatuh pada Wildan yang anteng dengan spidol di tangannya. "Eh nak Wildan," sapanya, Wildan mendongak dan tersenyum ramah.

"Tante,"

"Mau minum?" tawar Zelina.

"Gak usah repot-repot, nanti Wildan ambil sendiri aja."

Little Notes Vicka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang