2. Apa yang terjadi?

10 2 0
                                    

დ .•*””*•   enjoy   •*””*•.დ

"Senyum yang hangat adalah bahasa universal dari segala kebaikan."

Vicka baru sampai rumah pukul 6 sore. Gadis itu celingukan melihat rumahnya yang kosong melongpong lantas membuka handphone nya. Zelina mengirimi pesan bahwa hari ini mereka ke luar kota untuk menyewa kontrakan yang akan ditinggali Idan. Abangnya itu masuk ke universitas luar kota, katanya bareng temennya.

Vicka merebahkan tubuh di kasur. Dia melihat lelangitan kamarnya yang gelap. Menghela nafas, Vicka bangkit menuju balkon. Langit biru tua terpampang menghiasi. Senyumnya merekah melihat notifikasi di handphone nya.

Pari Elpata
Online

Pari Elpata
Mau dibeliin sesuatu?

Apa aja bowlehh

Pari Elpata
Asal jangan yang manis" ya

Lhooo knaoaaa???

Pari Elpata
Kamu udh mnis kok, gak perlu di manisin lagi ><

Ngomongnya gk ikhlas.
P

ari Elpata
mang keliatan?

Liat tuh kamu ngetik
Udah manis nya pake di singkat segala.

Pari Elpata
Y.

Vicka terkekeh berhasil menjahili Fahri. Saat sedang anteng, tiba-tiba sebuah pesawat kertas berlabuh tepat di kakinya. Vicka meraih lalu melihat dulu ke bawah takut seseorang yang punya pesawat kertas ada di bawah. Tapi tak ada. Melihat tanda "open" di sayap pesawat, Vicka berinisiatif membukanya.

-Fahri dalam bahaya-

Vicka menyerngit bingung. Gadis itu tak percaya akan tulisan yang tertera disana, bisa jadi itu hanya kejahilan orang komplek nya, kan. Vicka memasuki kembali kamarnya dan merenung, memikirkan tugas sekolah yang menumpuk. Dan dia merasakan hembus nafasnya terasa hangat, mungkin efek minum es panas-panas tadi sore. Vicka beranjak menuju tempat tidur, tubuhnya yang lelah mungkin akan kembali fit saat bangun nanti.

❀❀❀

21:15

Vicka bangkit menuju kamar mandinya. Ia terbangun karena ingin buang air. 20 menit kemudian, Vicka buru-buru mengangkat panggilan telepon yang sedari tadi berdering di atas nakas. Ada 5 panggilan tak terjawab dari Attiya Arbiyani-teman sekelasnya.

"halo, Attiya. Ada apa?"

Terdengar deru nafas tak teratur di sana. "Vic, gue lagi di rumah Fahri." Vicka melirik handphone dengan alis tertekuk.

"emang wajib, ya. Ngasih tau gue?" herannya.

Panggilan dimatikan sepihak oleh Attiya. Vicka mengedikkan bahu acuh lalu menggapai hoodie di penyangga kursi. Saat baru saja keluar dari kamar, ia dikejutkan dengan Zelina yang baru saja ingin mengetuk pintu kamarnya.

"ayo, Vicka. Kita ke rumah Fahri." ajaknya. Vicka mengaguk dan berjalan membuntuti ibunya. Dibawah sana ada Vanka, Idan dan Ravi yang sudah menunggu mereka.

"emang ada apa di rumah Fahri, ma?" tanya Vicka.

Mereka keluar dari rumah dan memasuki mobil yang sudah siap berangkat. Sama sekali tak mdnghiraukan pertanyaan Vicka. Vanka dan Zelina duduk di depan sedangkan ketiga adik kakak itu duduk di belakang dengan Vicka di sebelah kanan pintu. Mobil mereka melesat menuju blok depan di mana rumah Fahri berada. Vicka semakin keheranan melihat banyaknya orang-orang yang berkumpul di rumah Fahri. Perasaannya semakin gelisah melihat Attiya disana sedang mondar-mandir.

Drtt drttt

Vicka melihat handphone nya dan ternyata Attiya lah yang nenelfon. Vicka segera menjawab panggilan tersebut. "ada apa, ti?"

"lo udah sampe mana? Biar gue jemput."

"Em, udah di depan kok."

Vicka sekeluarga turun dari mobil. Mereka memasuki pelataran rumah Fahri. Ramai orang disana, termasuk Attiya yang melambai padanya. Vicka menghampiri lantas segera Attiya tarik untuk menuju ke dalam rumah.

Flashback 1 jam yang lalu

Fahri tersenyum kecil. Lelaki itu melihat foto dirinya dan Vicka saat berada di taman tadi sore. Sambil memasukkan barang-barang yang sudah di catat oleh Tania. Ibunya itu baru saja pulang bekerja maka Fahri lah yang berbelanja. Minimal 3 minggu sekali,hitung-hitung belanja bulanan. Terkadang, Tania lupa membeli barang kecil yang teramat penting. Contohnya garam, yang paling menakutkannya lagi, Tania seringkali lupa membeli pembalut.

Fahri terus menebar senyum pada orang yang kebetulan lewat. Supermarket malam ini agak sepi. Berhubung masih jam setengah tujuh, Orang-orang mungkin baru saja selesai melakukan aktivitas nya. Saat hendak mengambil terigu di rak atas, Tiba-tiba ada yang menyenggol dirinya. Fahri tidak jatuh, tapi handphone dalam genggaman nya yang terjatuh. Segera Fahri gapai saat kembali bangkit, orang itu sudah tidak ada.

Sekilas, Fahri lihat orang itu memakai masker hitam. "Lohh, kertas dia jatoh." ungkap Fahri melihat secarik kertas di dekat sendalnya. Fahri sedikit berlari ke lorong depan, tapi tak ada siapa-siapa.

Saat menunduk melihat tangannya, Fahri terkejut melihat cairan putih yang tadi di kertas kini berpindah pada tangannya. Fahri mencium baunya, seketika menyernyit saat bau aneh menyengat hidungnya. Fahri bergegas membereskan belanjannya, hanya tinggal terigu dan selesai.

Di kasir, ia mengantre mendahulukan ibu yang sedang hamil besar. Di tangannya masih ada kertas orang tadi. Karena penasaran, Fahri iseng membuka lipatan kertas itu. Alis Fahri tertekuk bingung dengan tulisan yang tertera disana.

'Kurang dari setengah jam dari sekarang, berhati hatilah, bahaya mengintaimu.'

"Apa sih?" bingungnya. Tak peduli, Fahri segera maju memasuki antriannya.

❀❀❀

Kurang dari 20 menit, baru saja Fahri keluar dari pintu supermarket dengan sekresek bahan dapur di tangannya, kepala Fahri sudah berdenyut hebat. Wajahnya pucat pasi disertai nafas yang tidak teratur. Melihat sekeliling, pandangannya gelap, seperti ada yang mengatur tubuhnya.

Tak dihiraukan, Fahri segera pergi ke arah kanan dari supermarket. Rumahnya hanya kurang lebih 300 meter, Fahri berjalan sesekali oleng karena tak bisa menahan bobot tubuh dan barang yang dibawa. Termasuk cemilan yang sudah di janjikan nya pada Vicka.

"Astagfirullah, ya Allah," Fahri menelan ludah yang terasa pahit. Pandangnnya memburam. Saat hendak menyebrangi jalan, sebuah mobil menyoroti dirinya, sepersekian detik tubuh Fahri terlempar kuat dengan kantong bawaannya tergeletak di jalanan sepi itu.

Fahri terhempas tak berdaya. Sekujur tubuhnya mengeluarkan darah. tubuhnya terasa remuk akibat benturan keras yang dialami. Sebelum benar-benar terpejam, ia melihat seseorang turun dari mobil dan menghampiri untuk menolongnya. Dia, sosok itu yang tadi menjatuhkan secarik kertas di hadapannya.

Thanks For Readingggg

29Agustus2022

Little Notes Vicka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang