Ustadz dari tadi zahra cariin ternyata lagi disini ?" Omel Zahra ketika mendapati suaminya ternyata dari tadi sedang duduk duduk di tempat favorit nya.
"Kenapa ?"
"Ya nggak, kata mbak Alya suruh tanyain ustadz, kan ini udah siang ustadz udah makan apa belum. Kalo belum, mau makan apa, Zahra bikinin."
"Oh, jadi disuruh mbak Alya makanya nawarin makan ?"
"Ih apaan sih, emang yang nyuruh tanyain mbak Alya, tapi yang inisiatif mau masakin itu Zahra. Ya udah deh terserah ustadz aja." Zahra merajuk, lalu membalikkan badannya hendak pergi, namun lebih dulu dicegah oleh tangan Hamzah.
"Eeh, tunggu dulu." Rayu Hamzah
"Apa ?!" Jawab Zahra ketus.
"Ya udah, saya minta maaf deh kalo gitu."
Sumpah ini demi apa, baru kali ini Zahra mendengar kata maaf langsung dari mulut Hamzah sendiri, tumben mau nurunin egonya buat minta maaf, speechless tau nggak.
"Maaf apa ?!" Zahra yang masih berpura pura merajuk.
"Maaf udah seudzon, maaf kalo kata kata saya menyinggung, maaf kalo tanpa sengaja menyakiti hati Zahra." Hamzah masih menatap lekat mata Zahra.
"Yaudah. Jadi, mau makan apa ?"
"Apa aja, apapun yang Zahra masak, saya makan."
"Ya udah bentar." Ucap Zahra, lalu dia pun melenggang pergi meninggalkan Hamzah.
Sekitar 30 menit kemudian, Zahra sudah selesai dengan masakan nya. Ia langsung memindahkan makanannya ke piring untuk selanjutnya di sajikan di meja makan.
"Masak apa dek ?"tanya seseorang dibelakang Zahra tiba tiba.
"Loh mas Nizam, kok disini, Zahra kira udah pulang."
"Pengen banget mas pulang ? Ya udah deh mas pulang."
"Dih ! Apaan sih, jadi cowok kok baperan banget, tumben." Nizam tertawa mendengar jawaban dari Zahra.
"Zahra ?!" Panggil Hamzah. Suaranya tiba tiba terdengar keras hampir di seluruh penjuru rumah, padahal wujud orang nya saja belum terlihat. Sepertinya dia mencari keberadaan Zahra.
"Iya ?!" Jawab Zahra dengan suara yang tak kalah keras. "Sini ustadz, makanan nya udah jadi." Kata Zahra ketika melihat Hamzah sudah mulai memasuki daerah dekat dapur.
Hamzah berjalan semakin mendekat kepada Zahra."Loh gus Nizam disini, sudah makan ? Makan bareng yuk ?" Ajaknya ramah.
"Maaf banget nih gus Hamzah, bukannya nggak mau, tapi sebenernya ini saya lagi nyari Nafis, gak tau deh dia kemana padahal katanya tadi mau nganterin pulang." Jelas gus Nizam yang jelas menolak ajakan makan gus Hamzah.
"Ya nggak papa, makan dulu bareng, nanti saya yang antar gus Nizam pulang." Tawar Hamzah.
"Waduh, jangan lah, jadi nggak enak. Nanti merepotkan."
"Enggak lah, kan sekalian biar tau rumahnya gus Akbar."
"Beneran nih, nggak merepotkan ?" Hamzah mengangguk tulus. "Ya udah deh."
Mereka pun makan bersama. Zahra mulai menyajikan nasi di piring Hamzah, sedangkan gus Nizam hanya bisa melemparkan pincingan melihat kegiatan sepasang suami istri baru itu.
"Zahra kamu nggak makan ?" Tanya Hamzah yang melihat zahra tidak mengambil nasi seperti yang dilakukan dirinya dan gus Nizam.
"Nggak Zahra lagi puasa."
"Puasa ?" Tanya Hamzah heran.
"Iya, kan sekarang hari senin. Dia itu insyaallah udah istiqomah, kebiasaan nggak pernah absen puasa senin kamis." Sahut gus Nizam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Calon Istri_MUMC [SELESAI]
Novela JuvenilMy Ustadz My Crush => Assalamualaikum Calon Istri • • • Sebuah kisah yang bercerita tentang seorang laki laki yang terlalu larut dalam duka atas kepergian calon istrinya satu hari sebelum hari pernikahannya. Hal itu membuat kepribadiannya berubah se...