Hamzah berjalan mengelilingi rumah, Hamzah sedikit khawatir karena sejak kemarin malam Zahra sama sekali belum berbicara sepatah kata pun padanya. Sebenarnya niat Hamzah hari ini ingin membujuk sekaligus mengajaknya bicara, sungguh sebenarnya Hamzah tidak tahan jika dirinya didiamkan berlama lama.
"Mbak Nisa' lihat Zahra nggak ?" Tanya Hamzah kepada satu satunya perempuan yang terlihat dari tadi.
"Zahra tadi diajak ummah ke pasar beli kue, ummah nyuruh Aufar buat bilang ke kamu, emang di nggak bilang ?" Ujar Nisa' sambil tak lepas dengan kegiatan favorit nya yaitu membuat kue.
"Nggak tuh, tadi juga ketemu Aufar didepan dia nggak bilang apa apa."
"Ya udah zah, duduk aja dulu, makan kek. Tadi pagi kan kamu nggak ikut sarapan, langsung ke masjid nerima hafalannya anak anak. Bentar lagi juga pulang. Soalnya tadi juga kata ummah nggak lama."
"Nggak usah deh Mbak, Hamzah capek banget, mau istirahat aja dikamar. Nanti kalo Zahra datang jangan bilang kalo Hamzah nyariin ya." Pinta Hamzah lalu pergi begitu saja.
Nisa' memberikan tatapan sinis pada Hamzah. "Yee ! Kalo sama istri jangan pake gengsi kali Zah." Cibir Nisa' tapi tak dihiraukan oleh Hamzah.
Sekitar 20 menit kemudian Zahra dan ummah pun datang membawa beberapa buah kantong plastik berisi berbagai macam kue kering. "Waah kok Ummah belinya banyak banget ?" Tanya Nisa' sambil menyodorkan segelas air putih pada ibu mertua nya itu.
"Iya nggak papa, nggak buat tamu aja kok, tapi juga buat Hamzah sama Aufar." Sahut ummah lalu meneguk air yang diberikan oleh Nisa' tadi.
Kini Nisa' beralih pada Zahra, "Zahra, kamu tadi dicariin sama Hamzah." Bukannya menuruti kemauan Hamzah, yang Nisa' lakukan malah sebaliknya.
"Loh, Aufar nggak bilang sama ustadz Hamzah kalau Zahra pergi sama Ummah ?" Tanya Zahra.
Nisa' menggeleng sambil berkata "Lupa kali, tapi tadi Mbak udah bilang kalo kamu pergi ke pasar diajak Ummah." Zahra mengangguk mengerti.
"Yaudah nak, sana kamu samperin suami kamu dulu. Ummah sekalian mau ke kamar, nggak usah dimasukin toples dulu kuenya ya Nis, biar nanti Ummah aja." Ujar ummah pada Nisa' lalu dibalas anggukkan oleh nya. Ummah pun pergi ke kamarnya, diikuti oleh Zahra yang juga masuk ke kamarnya, sedangkan Nisa' melanjutkan kegiatan favorit nya tadi.
●●●
"Assalamualaikum, ustadz ?" Panggil Zahra sambil memasuki kamarnya. Dilihatnya Hamzah sedang tidur, Zahra jadi tidak tega untuk membangunkannya. Biarlah dulu pikirnya, sementara Hamzah tidur Zahra akan mandi. Lagian hari ini kayanya Hamzah sibuk banget sampai nggak sempet ikut sarapan, mungkin Hamzah lelah makanya memutuskan tidur siang, dan nanti sore juga Hamzah ada jadwal mengajar para santri di Madrasah Diniyah.
Setelah selesai mandi Zahra melanjutkan pekerjaan rumah nya yang masih tersisa, mulai dari menyapu, mengepel, melipat pakaiannya dan Hamzah lalu menatanya ke dalam lemari. Seperti tidak terasa namun ketika Zahra melihat jam di tangannya waktu menunjukkan pukul 15.00. Wah gawat, bisa telat nanti ustadz Hamzah ngajarnya.
Zahra langsung beranjak ke kasur, mencoba membangunkan suaminya yang masih tidur dengan pulas dibalik selimutnya.
"Ustadz ? Ustadz Hamzah ?" Panggil Zahra lembut sambil mengusap lembut bahu Hamzah.
Bukannya bangun Hamzah malah semakin menduselkan wajahnya pada bantal. "ustadz Hamzah ayo bangun, cepet sholat Ashar, habis ini kan ustadz Hamzah harus ngajar Madin." Hamzah membuka matanya, mencoba melihat siapa orang yang membangunkan nya dengan mata yang masih setengah terbuka. Zahra tidak menunggu Hamzah sampai benar benar bangkit dari tempat tidur, dia malah kembali berkutat didepan lemari yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Calon Istri_MUMC [SELESAI]
Fiksi RemajaMy Ustadz My Crush => Assalamualaikum Calon Istri • • • Sebuah kisah yang bercerita tentang seorang laki laki yang terlalu larut dalam duka atas kepergian calon istrinya satu hari sebelum hari pernikahannya. Hal itu membuat kepribadiannya berubah se...