"Dek Zahra cepetan, ih.. lama banget !" Teriak Gus Nafis memanggil Zahra yang tengah berjalan bersama Hamzah menuju ndalem Gus Hanif.
Zahra tersenyum kepada Hamzah sebelum melepaskan genggaman tangan Hamzah pada nya. Zahra berlari kepada Gus Nafis dan yang lainnya. "Wah kok bikin jagung bakarnya nggak nungguin Zahra sih Abi.." Rengek Zahra dengan wajah memelas pada Abi nya.
"Loh Abi nggak tau, kan mas Ali tadi yang mulai duluan."
Zahra menatap sengit pada Gus Ali. "Loh Nafis, tuh liat Nafis yang lagi bakar kan ?" Elak Gus Ali melempar amarah Zahra pada Gus Nafis.
"Eh enak aja, ini tadi yang mulai mas Ali tau, mas baru aja pegang ini bakaran nya."
"Sama aja ! Iih, awas ya, kan itu jagung nya Zahra yang bawa, Zahra gak izinin mas Nafis sama mas Ali makan jagung nya juga."
"Lagian kamu dari maqam Mbak aja lama banget. Ayo ngaku mampir ke mana ?" Ejek Gus Nafis menggoda adiknya. "Tuh Abi Adek mampir mampir nggak langsung pulang."
"Dih biarin, orang Zahra perginya juga sama suami Zahra. Emang mas Nafis, belum nikah, nggak punya istri, nggak ada yang temenin kemana mana. Wleek.." Ejek Zahra di akhir kalimat nya.
Namun ketika Zahra hendak kabur tiba-tiba dua orang laki-laki bertubuh tinggi berada di belakangnya, sontak Zahra menabraknya hingga Zahra hampir jatuh. Namun tangan besar kedua laki-laki itu lebih dulu sama sama menjulur untuk menopang tubuh Zahra agar tidak terjatuh.
"Kenapa nabrak nabrak sih, makanya jangan sambil ketawa kalo mau lari-lari. Kayak anak kecil aja, nih dilihat suaminya nggak malu apa ?" Ucap Gus Nail yang baru saja datang bersama Hamzah.
Zahra hanya tersenyum dengan mata berbinar menatap dua orang kesayangannya itu. "Ya maaf, Zahra kan nggak sengaja. Oh iya mas kapan datang, kok Zahra nggak tau ?"
"Iyalah gimana nggak tahu orang Mas datang kamu malah lari ke sini, bukan nya nyamperin Mas di sana yang jaraknya lebih dekat juga "
"Ah emang iya ya ? Maaf maaf, Zahra nggak tahu. Iih... mas Nafis sih !"
"Loh kok nyalain Mas ? Kamu nya lari sendiri kesini malah nyalahin Mas."
"Tapi kan mas Nafis yang panggil Zahra."
"Kan mas cuma panggil, nggak nyuruh kamu kesini."
"Sama aja !" Teriak Zahra geram pada kakak ketiga nya itu yang terus saja menggoda dirinya.
"Tuh kan mulai lagi.. Adek, Mas..." Peringat Abi nya yang berusaha meredam pertengkaran kedua anak bungsu nya itu.
"Udah udah sini Adek duduk sama Mas aja." Ajak Gus Nail sambil menepuk bangku kosong di tengah tengahnya dan Gus Hamzah. Zahra pun menurut dan langsung duduk disana.
"Yang sabar ya Gus Hamzah punya istri kayak dek Zahra, udah random, susah diatur, keras kepala juga lagi." Ejek Gus Nafis lagi.
"Dih kayak yang sendiri nya nggak gitu juga aja. Udah sana bakar jagung nya yang bener, awas aja kalo gosong Zahra suruh Mas makan sendiri nanti."
"Enak aja, udah Mas yang disuruh bakar, masih kalo kenapa kenapa Mas juga yang suruh tanggung jawab. Bakar sendiri aja deh kalo gitu, nih." Ucap Nafis berpura pura memberikan alat panggangan itu pada Zahra.
"Ih mas Nafis !!" Teriak Zahra pada Gus Nafis. Sementara Gus Nafis masih setia menggoda nya tanpa menghiraukan adiknya yang sudah sangat geram padanya.
"Dek Zahra—" belum selesai Gus Nail berkata, tiba tiba atensi seluruh keluarga teralih dengan sebuah mobil putih yang mereka sudah jelas tau pemiliknya memasuki pekarangan rumah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Calon Istri_MUMC [SELESAI]
Novela JuvenilMy Ustadz My Crush => Assalamualaikum Calon Istri • • • Sebuah kisah yang bercerita tentang seorang laki laki yang terlalu larut dalam duka atas kepergian calon istrinya satu hari sebelum hari pernikahannya. Hal itu membuat kepribadiannya berubah se...