Bagian 27

626 26 0
                                    

"Ustadz Hamzah bangun !! Kamu nggak boleh tinggalin aku ! Kamu kan udah janji nggak bakalan ninggalin aku. Kamu nggak akan ninggalin aku sama seperti mbak Zulfa ninggalin aku dulu, aku bilang bangun sekarang !!" Ucapnya sambil memukul mukul badan Hamzah menyalurkan rasa frustasinya, dan suara tangis Zahra memenuhi ruangan.

Ketika Zahra masih terus terisak di atas tangan Hamzah, tiba tiba tangan tersebut bergerak pelan membuat fokus Zahra teralihkan dari tangisannya. Zahra memperhatikan tangan Hamzah dengan seksama, ia ragu jikalau yang tadi bergerak adalah tangan Hamzah, jujur ia pikir tadi hanyalah halusinasi Zahra saja. Namun semua keraguan itu hilang ketika tiba-tiba tangan Hamzah bergerak untuk kedua kalinya, dan hal itu menarik atensi bukan cuma Zahra namun Hafidz, Taniya, dan juga dokter Serhat.

"Ustadz ?" Lirih Zahra. Dengan segera sang dokter kembali memeriksa tubuh Hamzah.

"Suster cepat pasang kembali alat bantu pasien." Perintah sang dokter pada beberapa perawat yang masih ada disitu. Lalu dokter Serhat mulai memasang semua alat yang tadi terlepas.

"Zahra." Racau Hamzah dengan mata yang masih tertutup.

Zahra kaget begitu mendengar lirih suara Hamzah, jujur saja semua ini rasanya terlampau jauh dari otaknya. Walau kondisi hatinya sangat hancur, namun tak terbesit pikiran bahwa Allah akan benar benar mengembalikan Hamzah kepadanya. Zahra tersenyum mengusap lembut dahi serta rambut hitam Hamzah.

"Iya ustadz sayang, Zahra disini." Ucap Zahra masih meneteskan air matanya tak percaya.

"Zahra."Hamzah terus saja memanggil namanya.

"Iya ustadz Zahra disini, ustadz bisa buka matanya ? Lihat Zahra disini." Ucap Zahra lagi sambil terus mengusap lembut surai hitam suaminya.

Perlahan tiba tiba Hamzah membuka matanya, mata Zahra berbinar ketika melihat mata Hamzah terbuka. "Zahra ?" Lirih Hamzah.

Air mata Zahra seketika luruh tanpa bisa ia kendalikan lagi. "Alhamdulillah ya Allah, ustadz bangun." Zahra memeluk tubuh Hamzah yang masih terbaring lemas. Merangkul kan kedua tangannya dileher Hamzah, membaringkan setengah tubuhnya di atas Hamzah namun tidak menekan kepada tubuh nya.

"Ustadz Hamzah tega banget mau ninggalin Zahra." Zahra memukul lengan Hamzah pelan sebagai bentuk kekesalannya. "Zahra tau Zahra banyak banget nyusahin ustadz, Zahra punya banyak salah juga sama ustadz. Tapi kan nggak harus ninggalin Zahra juga ! Zahra sendiri nggak tau Zahra kuat apa enggak buat melangkah tanpa ustadz kalo ustadz nggak ada." Hamzah terkekeh pelan melihat tingkah Zahra yang begitu berbeda dari biasanya.

"Jangan ketawa !" Tegur Zahra kesal sambil kembali memukul lengan Hamzah.

"Iya sayang, maaf." Ucap Hamzah lembut. Hamzah kembali menegakan tubuh Zahra yang dari tadi memeluknya erat. Hamzah menatap mata Zahra penuh arti.

"Zahra cinta sama ustadz." Lirih Zahra dengan wajah sendunya.

Hamzah mengangguk menatap Zahra lembut. "Saya tau, saya juga mencintaimu bidadari surgaku." Hamzah tersenyum simpul, yang berhasil membuat Zahra tersipu malu.

●●●

Hari demi hari berlalu kondisi Hamzah kini kian membaik, sejak dua hari setelah sadarnya Hamzah dia dipindahkan ke ruang rawat inap. Total hari sejak Hamzah masuk rumah sakit pasca kecelakaan adalah 2minggu, nggak kerasa banget ternyata udah lama juga ya mereka di Turki.

Selama Hamzah dirumah sakit Zahra benar benar merawatnya dengan baik, menyuapi nya makan, menyiapkan segala keperluannya, membantunya ke kamar mandi, dan menemaninya ketika tidur. Zahra sampai hampir tidak pernah meninggalkan Hamzah sama sekali, selama di Turki ini Zahra jarang sekali tidur bisa dibilang hampir tidak tidur. Sedangkan Ummah dan Hafidz bolak balik setiap harinya dari hotel ke rumah sakit, setiap pagi setelah sarapan Ummah dan Hafidz selalu datang kerumah sakit, menjelang Dzuhur mereka akan pulang dan sore akan kembali lagi, tapi di malam hari mereka tidak datang karena memang rumah sakit tidak mengizinkan pengunjung di malam hari jadi mereka tidak pernah bisa menginap.

Assalamualaikum Calon Istri_MUMC [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang