Ning Nisa' memasuki rumah dengan mata berkaca kaca. Saat itu hanya ada gus Hamzah yang sedang duduk di ruang tengah rumah itu. Hamzah berdiri begitu ning Nisa' berjalan lebih dekat dengannya, Hamzah ingin bertanya pada kakak iparnya itu mengapa ia tampak seperti akan menangis. Namun ning Nisa' hanya melewatinya begitu saja, seakan ia tak melihat keberadaan Hamzah disana.
Hamzah sempat berpikir bahwa mungkin telah terjadi pertengkaran antara ning Nisa' dengan kakak nya, tapi setelah dipikir lagi. Tidak, gus Hafidz bukan orang seperti itu, beliau hampir tidak pernah berdebat dengan istrinya, karena biasanya gus Hafidz lebih memilih mengalah sebelum pembahasan antara mereka menjadi lebih tinggi.
-Mas Hafidz itu orangnya sabar dan pengalah, mbak Nisa' nggak mungkin nangis karena mas Hafidz. Apa mungkin karena Aufar?-pikir gus Hamzah.
Hamzah mengikuti ning Nisa' dari belakang, langkah Hamzah seketika berhenti ketika ning Nisa' memasuki sebuah ruangan yang Hamzah tau adalah kamar orang tuanya, Hamzah ragu akan langkah dia selanjutnya. Akankah dia akan tetap mengikuti Nisa' atau malah berhenti.
"Ummah ?" panggil kakak iparnya itu pada ummah nya sambil memasuki kamar ummah nya.
Dan akhirnya Hamzah memutuskan untuk tetap mengikuti Nisa' tanpa sepengetahuannya.
"Gimana dia, bener yang dibilang Rissa tadi ?" Tanya ummah nya.
"Kata dia sih nggak, dia terus aja nyangkal semua tuduhan tuduhan itu. Tapi dia nggak ada bukti buat itu, jadi... dia tetep dihukum."
-mereka lagi ngomongin siapa sih sebenernya ?-batin Hamzah.
"Dihukum ? Terus kamu hukum dia apa ?"
"Nggak tau ummah, bukan Nisa' yang hukum, tapi Rissa. Tapi Nisa' udah bilang kalau Rissa boleh hukum dia asalkan jangan hukuman tingkat 3. Nisa' juga nggak tega buat hukum dia sendiri."
-nggak bentar, dia yang dimaksud itu siapa ?dihukum sama mbak Nisa' ? Kenapa ?-kini pikiran Hamzah makin kemana mana.
"AMII !!" Sebuah suara mengagetkannya, kali ini ia yakin siapa pelakunya Hamzah hafal jelas suara itu.
Hamzah segera berjalan mendekati suara itu, dia takut kalau kalau nanti ketahuan ummah nya Hamzah sedang mendengarkan pembicaraan ummah dan kakak iparnya.
"AMII HAMZAH !!" Teriaknya lagi semakin kencang.
"Ssshhtt ! Ada apa sih far kok teriak teriak, ini tuh masih terang, kamu juga nggak lagi di hutan, ganggu orang lain tau nggak."
"Ami.. bisa nggak marahin Aufar nya nanti dulu ? Sekarang ami bantuin Aufar ya ?" Jelas Aufar dengan nafas menderu.
"Kamu kenapa ?" Hamzah tak ingin ikut cemas dengan keponakannya itu.
"Bukan aku, tapi mbak Hunna."
Mendengar nama Hunna entah kenapa seketika membuat Hamzah sangat khawatir.
"Hunna kenapa ?" Ucap Hamzah seolah olah tak khawatir.Hamzah mengikuti gerak langkah Aufar yang akan menujukan nya ke tempat Hunna dihukum.
"Dia dihukum sama mbak Rissa aku nggak tega mi, bantuin ya ?" Pinta Aufar.
"Emang dia dihukum apa ?" Balas Hamzah.
"Dia dijemur sama mbak Rissa, katanya sih sampai ashar, itu mi." Sambil menunjuk Hunna yang sedang berdiri ditengah lapangan yang sangat luas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Calon Istri_MUMC [SELESAI]
Fiksi RemajaMy Ustadz My Crush => Assalamualaikum Calon Istri • • • Sebuah kisah yang bercerita tentang seorang laki laki yang terlalu larut dalam duka atas kepergian calon istrinya satu hari sebelum hari pernikahannya. Hal itu membuat kepribadiannya berubah se...