Bab 16

1.8K 405 32
                                    

....

Mungkin ini yang dikatakan marah bukan pada tempatnya, menyalahgunakan posisi padahal tak pernah dipandang bermartabat oleh Bram. Elena sudah bertekad akan menendang Ami dari kediaman Cendana dengan apapun caranya. Ia akan menggunakan kemampuannya, lihatlah bagaimana dia akan menyingkirkan wanita yang telah membuatnya murka bukan hanya sekali tapi berkali-kali.

Dia sudah memiliki tubuh Bram saat pria itu tidak sadar sekarang, Elena akan membuat skenario seolah ia dan Bram memiliki skandal jadi tidak hanya satu pihak. Wanita itu sepertinya yakin jika kali ini usahanya akan berhasil. Terus menunggu wanita tua menyingkirkan Ami seperti menunggu buah Simalakama.

"Mencari Nahla?"

Ami jarang melihat Elena di pagi hari, mungkin wanita itu sedang tidak sibuk hari ini. "Karena kamu ada di sini, tolong jawab pertanyaanku."

Ami memang sedang mencari Nahla tapi ia tidak buru-buru apalagi putrinya bersama pengasuh yang dipercayainya.

Memperhatikan baik-baik gestur Elena sepertinya kecurigaan Ami ada benarnya. "Kamu pernah masuk ke ruang tunggu saat suamiku tidur tanpa mengetuk, alasanmu saat itu ingin melihat keadaan papa Nahla, benar begitu?"

"Kenapa membicarakan yang sudah lalu?"

Ami tidak akan mengatakan dengan langsung tentang obat tidur yang sengaja diberikan untuk suaminya.

"Aku rasa walaupun itu perintah dari ibu mertua buka berarti kamu tidak menggunakan etika. Apakah aku salah dengar saat Ibu menyebutmu wanita berpendidikan?"

Jangankan kalimat Ami wajah wanita itu saja sangat dibenci Elena, sekarang Ami menghinanya?

"Jadi katakan kenapa kamu masuk ke sana? Mas Bram belum mengetahui soal ini."

Elena tidak akan membiarkan Ami mengetahui sisi lemahnya, selama ini tidak pernah seorangpun mengadu tentangnya pada laki-laki itu termasuk pelayan yang sudah bekerja lama di kediaman Cendana.

"Ah, aku juga melihatmu keluar dari ruangan kerja suamiku. Rencana apa yang sedang kamu lakukan?"

Kini tatapan Ami berubah tajam dengan raut yang sangat dingin. "Apakah kamu menyukai suamiku?"

Karena Ami tidak melihat tanda-tanda Elena ingin menghancurkan karir suaminya, belakangan ini Ami juga memperhatikan bahwa Elena cukup sibuk dengan kampanye Bram.

"Kenapa, kamu takut dengan posisimu?"

"Tidak."

Elena tampak gentar saat menyaksikan bahwa tidak ada ketakutan atau kekhawatiran di wajah istri Bram.

"Jadi kamu ingin pergi tanpa kuusir?"

"Aku hanya akan pergi jika suamiku yang mengusirku, jangankan kamu nyonya Cendana saja tidak akan bisa mengusirku dari sini."

Itu hanya jawaban gertakan Ami untuk Elena.

"Buang jauh-jauh rencanamu itu, mungkin di matamu aku terlihat tolol tapi tidak ada yang tahu seperti apa semesta mempersiapkan takdir kita."

Ami menjunjung tinggi kejujuran dan ketulusannya pada seseorang, dia menghargai hubungan walaupun pasangannya merendahkannya terus-menerus.

Bukan menantu pilihan (Cerita Lengkap Di PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang