Jangan lupa votment ya
Hari ini dikediaman rumah Bian sudah banyak sekali tamu, untuk melayat ibunya dan pastinya sahabat Bian sudah berada di rumah Bian sebelum tamu-tamu datang. Sahabat Bian yang mendengar kabar kalau ibunya Bian sudah meninggal ia buru-buru pergi menemui Bian dan memberi ia semangat.
"Bian lu yang tabah ya."ucap Andra sambil menepuk bahu Bian. Untuk memberi semangat kepada Bian.
Bian mengangguk."iya makasih ya ndra."jawab bian sambil melihat ke arah Andra yang berada di samping nya.
"Yaudah sekarang kita anterin ibu Lo ke tempat istirahat terakhir Bi."ucap Ezar dan dibalas anggukan oleh Bian.
Ya Ezar dan dkk bahkan bukan hanya mereka tapi ada temen sekelas dari Bian juga yang hadir. Kalo kalian nanya Alin ada apa gak jawabannya gak ada ya gays
.
.
.
.
.Bian menatap kosong kearah gundukan tanah yang diatasnya banyak sekali bunga dan terdapat batu nisan. Proses pemakaman ibunya Bian telah selesai dan lancar bahkan para pelayat yang datang sudah pada pergi meninggalkan tpu.
Kini yang tersisa hanya Ezar dkk. Mereka tidak tega untuk meninggalkan Bian sendirian saat Bian lagi sedih dan berduka. Mereka menatap sedih ke arah Bian karna sosok Bian yang biasanya ceria dan suka sekali cerita, tapi saat ini Bian tidak ada tersenyum bahkan dia hanya sesekali berbicara.
"Bian pulang yuk dah mau ujan nih."ucap Andra
"Kalian duluan aja kalo mau pulang."kata Bian tanpa mengalihkan pandangannya dari makan ibunya.
"Bi gue tau lu sedih tapi jangan kayak gini, ibu Lo udh tenang disana dan udah gak sakit lagi Bi. Sekarang ayuk pulang dah mau ujan nih. Katanya lu mau bikin toko kue yang gede ayuk Lo semangat buat ngejar impian Lo. Kita gak mungkin ninggalin sahabat kita yang lagi sedih bi."ucap panjang lebar dari seorang Ezar.
"Gue tau maksud lo zar tapi bisa gak tinggallin gue sendiri disini."ujar bian sambil menatap kearah Ezar.
Ezar yang mengerti maksud Bian. Bian hanya butuh waktu sebentar untuk bersama ibunya tanpa ada yang mengganggunya. Ezar mengisyaratkan Andra dan lainnya agar pergi dari sini.
"Yaudah gue pergi Bi. Lu harus semangat ya bi dan jangan terlalu larut dalam kesedihan ya."ucap Ezar sambil memeluk Bian.
Bian hanya diam dan tidak mengeluarkan suara sedikitpun, dia hanya membalas pelukan dari ezar.
"Kalian hati-hati ya makasih udah mau anter ibu gue ke tempat istirahat terakhir nya."ucap Bian sambil tersenyum tulus ke arah mereka.
"Iya sama-sama ibu Lo udah kita anggap ibu kita juga ko. Jadi jangan sungkan sama kita kan kita udah kaya keluarga sendiri Bi."jawab Ezar sambil menepuk pundak Bian lalu pergi meninggalkan Bian seorang.
Bian kini hanya dia sendiri yang berada di TPU. Bian duduk di samping makam ibunya sambil mengusap batu nisan ibunya.
"Ibu tau gak banyak yang nganterin ibu loh. Itu artinya banyak yang sayang sama ibu, Bu Bian sekarang sendirian dong di rumah gak bisa peluk ibu lagi atupun cium ibu lagi. Bian sekarang udah bener-bener sendiri Bu gak ada yang Bian punya. Bu yang tenang ya disana Bian insyaallah ikhlas ko Bu."ucap Bian dan berbarengan dengan hujan deras turun.
"Bu lihat tuhan tau kalo Bian lagi sedih jadinya tuhan ikut sedih ya Bu. Bian kangen main ujan sama ibu deh jadinya."ujar bian diakhiri kekehan kecil
Bian menghapus air mata nya dengan kasar."udah ah Bian gak mau sedih Bian kan harusnya seneng ibu gak ngerasain sakit lagi dan gak pake alat yang ada di rumah sakit."ucap Bian
"Ibu Bian pulang ya. Jangan lupa datang ke mimpi Bian ya Bu."ucap Bian lalu mencium batu nisan ibunya. Setelah itu ia pergi.
Bian keadaan nya bisa dibilang sangat kacau sekali mata sembab baju basah dan kotor karna tanah.
"Sayangilah kedua orang tua selagi dia masih ada dan berusaha bikin dia seneng, karna bisa aja kita tidak bisa melihat senyum dan ketawa dari orang tua kita lagi."
-bian
Bersambung
Jangan lupa votment ya yang banyak
Dan jangan lupa share ke teman kalian
Lanjut gak nihh
KAMU SEDANG MEMBACA
AEZAR (on going)
Fiksi Remajabingung mau deskripsi in apa jadi langsung baca aja deh .. .. selamat baca Jangan lupa follow Instagram author ya! @elnayyya no plagiat. hasil karangan aku sendiri ya ini .