BAB 12 - TAWARAN?

11 0 0
                                    

BAB 12 - DISKUSI
Ia benar-benar tidak menyangka. Kecerobohannya waktu itu berbuah manis. Hari ini Nadhira bisa bertemu dengan Prof. Hariyono dengan cepat. Walau dengan bantuan sang mantan.
******
“Jangan bergerak,”
“AKU SUDAH BILANG, JANGAN BERGERAK!!”
Suara bentakan dari Rizal yang cukup keras mampu mengusik pendengaran Nadhira. Beberapa kali laki-laki dihadapan Nadhira ini juga sempat menghela nafas berat. Nadhira begitu kaget saat ia harus berhadapan dengan Rizal kembali saat ini.
Nadhira ceroboh. Itulah kata yang ia ucapkan sendiri dalam hatinya berulang kali. Ia memang tidak sengaja menjatuhkan gelas yang ada di meja kesekretariatan. Namun, sungguh sial karena Nadhira juga harus berurusan dengan sang mantan.
Hari ini ia sedang ada janji temu dengan Prof. Hariyono untuk membahas project penelitiannya. Tadi Nadhira sedang asik bermain ponsel untuk mengusir jenuh karena menunggu cukup lama. Entah siapa yang menaruh gelas di atas meja. Hingga ia tanpa sengaja menyenggol gelas tersebut.
“Ceroboh,”
“Lain kali jangan menginjaknya, tapi menghindarinya,” ucap Rizal yang entah mengisyaratkan tentang apa. Apa memang murni karena kejadian yang terjadi sekarang atau menyindirnya.
“Sakit, sshhh… pelan-pelan pak!” rengek Nadhira.
“Tahan!” perintah Rizal.
“Ada keperluan dengan Prof. Hari?” tanya Rizal.
“Iya pak,” jawab Nadhira.
Sungguh sial. Itulah yang dipikirkan Nadhira sekarang. Kenapa ia harus berhadapan dengan Rizal. Mantan pacarnya ini bisa jadi bencana. Kalau saja Nadhira tidak pintar mengatur situasi yang ada.
Bisa saja Nadhira akan terjebak situasi yang sama seperti dulu. Masa lalu yang belum tuntas dapat menjeratnya untuk berhubungan dengan laki-laki ini. Tidak mudah jika harus mengingat masa lalu. Apalagi jika harus melanjutkan kembali cerita ini.
“Prof. Hari tidak datang ke kampus. Beliau ada seminar di Surabaya,” beritahu Rizal.
“Apa ada keperluan yang begitu mendesak?” tanya Rizal yang masih telaten membersihkan luka di kaki Nadhira.
“Saya ada keperluan masalah penelitian pak.”
“Waktunya tinggal seminggu lagi untuk pendaftaran,” lanjut Nadhira.
Bagaimana ini, Nadhira sungguh kebingungan. Kalau ia tidak bisa mendaftar untuk penelitian semester ini. Maka ia akan menunda kelulusannya. Nadhira tidak mau itu terjadi. Hari ini saja ia berusaha ingin segera bertemu dengan Prof. Hari dan menyelesaikan segala keperluan.
“Nanti biar saya sampaikan ke Prof. Hari jika bertemu, secepatnya,” kata Rizal.
“Baik pak, terimakasih,” jawab Nadhira.
Tidak begitu sial ternyata hari ini bertemu dengan sang mantan. Karena Rizal dengan cuma-cuma menawarkan bantuan. Nadhira tau bahwa Rizal merupakan salah satu mahasiswa emas kepunyaan Prof. Hari sudah pasti tawarannya akan segera di respon. Begitu Nadhira berharap keberuntungan untuk hidupnya.
*****
Begitulah sepenggal kejadiannya. Nadhira sekarang sudah berada di ruangan Prof. Hariyono. Ia diminta untuk duduk sambil menunggu kedatangannya.
Tidak hanya berkasnya yang menunggu Prof. Hariyono. Tetapi juga ada beberapa mahasiswa yang ingin bimbingan. Seperti Nadhira juga ada.
"Nadhira?" tanya Prof. Hariyono sambil mengulurkan tangannya kepada Nadhira untuk berjabat tangan.
"Iya Prof. Benar saya," jawab Nadhira sumringah.
"Ikut dengan tim saya!" ucap Prof. Hariyono.
"Hah?" kaget Nadhira.

Crush in CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang