"Siapa?"
Ahmed, Karim, dan Fahmi tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Mereka masih mewaspadai bahwa sosok gadis di depan mereka bisa jadi sosok yang berbahaya.
"Kapten, dia hanya gadis muda biasa kan?" bisik Fahmi, suaranya terdengar takut.
"Aku tidak tahu Fahmi, bisa jadi dia memiliki kekuatan besar yang belum kita ketahui."
Mereka bertiga masih terdiam berdiri berdampingan satu sama lain dengan senjata yang tetap diarahkan ke gadis muda di depan mereka. Ragu-ragu untuk memilih apakah mereka harus membebaskannya atau membiarkannya saja di sini.
"[bzzz] Di sini Mubarizun 2-2, kami mendapati patroli tentara Leonia dalam jumlah besar sedang berjalan ke pasar budak. Sebaiknya kalian segera keluar dari sana Mubarizun 1-1!"
"Kapten, kita tidak punya banyak waktu! Cepat buatlah keputusan!"
Gadis di depan mereka tampak bingung karena tidak kunjung mendapat tanggapan atau jawaban. Meskipun suara bisik-bisik dari Ahmed dan lainnya beserta suara radio Ahmed bisa didengarnya, Gadis itu tetap tidak mengerti bahasa yang digunakan oleh mereka. Namun gadis itu kembali berbicara dengan suara yang bergetar.
"Siapa disana? Duke? Kau kah itu? kalau kau mau menyiksaku lagi, kau tetap tidak akan mendapat apa-apa. Perlawanan rakyat Scotia akan tetap berlanjut meski aku tidak ada bersama mereka."
Mendengar kata-kata yang tiba-tiba terlontar dari gadis itu, Ahmed, Karim, dan Fahmi akhirnya menyadari bahwa gadis di depan mereka sepertinya bukanlah pengguna kekuatan besar atau semacamnya seperti yang mereka pikirkan. Mungkin gadis itu hanya seseorang yang pernah memiliki kedudukan tinggi atau semacamnya. Ahmed bergantian menoleh ke Karin dan Fahmi seolah meminta pendapat mereka. Keduanya mengangguk setuju untuk membebaskannya.
"kau boleh siksa aku atau kalau perlu bunuh saja aku. Tapi kau tidak akan dapat menghentikan perlawanan rakyat Scotia. Tidak ada gunanya kau mengurungku di sini Duke!"
Ahmed berjalan maju perlawan mendekati gadis yang mulai berbicara lagi. Lalu Ahmed membuka ikatan kain yang menutup matanya. Gadis itu langsung membuka matanya dan mengedipkannya beberapa kali, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk di matanya. Tapi nyatanya dengan gelapnya ruangan itu, yang dapat dia lihat di depannya sekarang hanyalah tiga sosok bayangan hitam dengan mata yang menyala hijau. Melihat tiga sosok asing yang menakutkan di depannya, gadis itu tiba-tiba berteriak histeris.
"Kyaah, siapa kalian? Apa yang kalian inginkan dari aku?"
Ahmed meletakkan telunjuknya di depan mulutnya, mengisyaratkan gadis itu untuk diam. Gadis itu pun akhirnya menurut dan mengangguk, namun wajahnya masih tampak ketakutan dengan apa yang dilihat di depannya. Tanpa mengucapkan apa-apa Ahmed menoleh kebelakang dan mengangguk sebelum dua orang yang ada di belakangnya berlari duluan keluar dari ruangan. Selanjutnya Ahmed menembak empat rantai yang membelenggu gadis itu di dinding membuatnya terlepas dari belenggunya.
Namun sepertinya gadis itu sudah tidak memiliki kekuatan lagi bahkan untuk menopang tubuhnya. Akhirnya setelah tubuhnya terlepas, gadis itu hanya berdiri lemas sebentar sebelum terhuyung ke depan, lalu memegang dada Ahmed dengan kedua tangannya agar tidak terjatuh.
"Tenanglah, kami disini untuk membebaskan semua orang! Apa kau bisa berdiri?"
Gadis itu mendongak sesaat melihat wajah Ahmed yang terlihat samar-samar terkena warna hijau dari kacamata taktis nya. Lalu menggeleng untuk menjawab pertanyaan Ahmed.
"Huh, tidak ada pilihan lain."
Ahmed langsung meraih kaki gadis itu, lalu menggendongnya dengan bridal style sebelum akhirnya berlari keluar dari sel tempat gadis itu ditahan. Tujuannya tentu saja pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Begitulah Penerus Dinasti Utsmaniyah Berjihad di Dunia Lain
AdventureSebuah kisah perandaian yang ditulis oleh seorang penggemar cerita Isekai yang menginginkan sebuah kebangkitan Islam. Menceritakan tentang Daulah Khilafah Utsmani yang berhasil dicegah dari keruntuhannya oleh Khalifah Abdul Hamid 2. Umat Islam berha...