Bagian 31 Beastmen

257 20 14
                                    

A/N: Bagian ini banyak menceritakan tentang tokoh kedua yang bernama Imran. Jadi Ahmed tidak akan muncul di bagian ini.

###

Seorang gadis kucing merupakan julukan yang tepat untuk orang yang saat ini dilihat oleh Imran dan Saad. Dari penampilannya, usianya mungkin berada di awal usia remaja antara 14 sampai 16 tahun. Tetapi hal lain yang membuat Imran tertarik atau lebih tepatnya bersimpati adalah gadis kucing itu hanya terduduk lemas dengan kaki yang ditekuk ke samping sambil bersandar ke jeruji kurungan. Kepalanya tertunduk seolah sedang meratapi nasib dan tatapannya terlihat kosong. Kedua kakinya pun juga dibalut oleh kain. Tidak seperti kurungan yang biasanya diisi oleh lebih dari 1 budak. Di dalam kurungan itu hanya ada gadis kucing itu sendirian.

"Hei, kau! Dasar Beastmen sialan tak berguna!? Tidak akan ada yang mau membeli budak kotor tak berguna sepertimu meskipun hanya sebagai pemuas nafsu! Uangku banyak terbuang untuk memberimu makan! Mungkin sebaiknya kubiarkan kau kelaparan saja atau kubunuh saja sekalian."

Splash ... Splash ... Splash

Seorang penjual budak sekaligus orang yang kemungkinan besar menjadi majikannya tiba-tiba datang sambil mengomel dan mencambuk gadis itu. Gadis kucing itu hanya dapat diam saja sambil menutup matanya dan menangis menahan rasa sakitnya. Melihat hal ini, hati Imran pun akhirnya tergerak dan tanpa disadarinya, kakinya tiba-tiba sudah melangkah mendekati si gadis kucing dan penjualnya. Setidaknya budak lain yang dilihat sebelumnya tidak disiksa seperti si gadis kucing ini pikir Imran.

"Hei Imran! Hei... Shiro! Apa yang mau kau lakukan?" Panggil Saad kebingungan bahkan sampai memanggil nama tengah Imran melihat Imran yang melangkah mendekati gadis kucing itu.

"Katakan sesuatu Beastmen sialan! Jangan hanya diam saja! Atau kau akan-"

"Oi!"

Penjual budak itu akhirnya berhenti mencambuk dan berbalik menghadap ke arah Imran yang sudah berada di belakangnya tepat. Ingin rasanya Imran meraih katana pendek yang ada di belakangnya dan menebas penjual budak itu. Hanya saja logika Imran yang masih berfungsi dengan baik berhasil menghentikannya dari tindakan yang dia pikirkan.

"Ah maaf, ada perlu apa pelanggan yang terhormat?"

Tiba-tiba bersikap manis ketika ada orang lain, benar-benar menjijikkan. Ucap Imran dalam hati.

"Aku mau membeli budak."

"Maaf tuan, untuk hari ini budak yang aku bawa sudah terjual semua. Hanya tersisa gadis Beastmen yang tidak berguna ini. Mungkin tuan bisa kembali kemari besok untuk melihat budak yang lain?"

"Apa maksudmu dengan tidak berguna?"

"Yah, gadis ini kakinya sudah lama lumpuh, tidak bisa berjalan dan tidak bisa disembuhkan lagi. Karena itu saya rasa gadis ini sama sekali tidak akan berguna untuk Anda."

"Berapa harganya?"

"Maaf tuan, saya rasa saya sudah menjelaskan kondisinya. Sebaiknya tuan kembali besok untuk-"

"Aku tanya berapa harganya?"

Si penjual budak yang masih bingung pun berpikir sejenak sambil menggaruk belakang kepalanya. Mungkin tidak pernah menyangka akan ada yang mau membeli gadis kucing yang baru saja dia siksa.

"50 Koin emas, kalau kau memang berniat membelinya, aku tidak akan menjualnya dengan harga mahal."

Imran mengangguk, lalu meraih kantong militer yang ada di balik jubahnya dan mengambil sekantong emas yang langsung dilempar ke penjual itu. Dengan terlihat bahagia, penjual budak itu pun langsung bergegas membuka kurungan gadis kucing itu sambil menarik rantai yang terhubung ke leher tangan gadis itu.

Dan Begitulah Penerus Dinasti Utsmaniyah Berjihad di Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang