Assalamualaikum semuanya, masih ingat aku? yah banyak yang terjadi akhir-akhir ini dan lumayan sulit mencari waktu luang, mulai dari PC yang sempat rusak, masalah di pekerjaan, dan hal-hal lainnya. Yang paling parah, skrip di bagian ini yang harusnya sudah ditulis sebelumnya malah sempat hilang dan aku harus nulis lagi dari awal bagian. Yah seperti biasanya, aku cuma bisa minta doa dari temen-temen pembaca sekalian agar diberi kelancaran untuk dapat melanjutkan kisah ini sampai selesai. Selamat membaca.
###
17 Agustus, Kota Tillen
Dini hari di sekitar jam 1, orang di Edela termasuk penduduk kota Tillen kebanyakan masih belum mengenal sistem pengenalan waktu melalui jam. Kebanyakan orang masih terlelap di rumah mereka masing-masing. Sayangnya Marcel bukanlah salah satu orang yang terlelap itu. Meskipun tubuhnya terbaring dengan mata tertutup, pikirannya masih belum bisa beristirahat. Di samping Marcel, Claudia yang merupakan istrinya nampak tenang dalam tidurnya.
Tidak ingin mengganggu tidur istrinya, Marcel dengan pelan bergerak turun dari ranjang tidurnya, mengenakan pakaian dan celananya sebelum berjalan meninggalkan kamar. Di ruangan lain, Marcel membuka jendela ruangan itu dan menatap keluar rumah dari tempatnya di lantai dua, memandangi kota yang tampak gelap dan hening. Apa yang membuatnya sulit tertidur adalah kedatangan tentara Leonia yang tiba-tiba kembali meminta pajak di rumah mereka sore ini. Padahal keluarganya sudah membayar pajak untuk tahun ini bulan lalu, tapi tentara itu berkata bahwa secara tiba-tiba jumlah pajaknya dinaikkan dua kali lipat dan mereka diminta membayar separuhnya lagi.
Tidak hanya itu saja, selama beberapa bulan ini tiba-tiba pihak pasukan Leonia meminta dibuatkan banyak busur crossbow dalam jumlah besar. Tentu saja Marcel akan sangat senang jika permintaan itu dibayar dengan harga normal, tetapi nampaknya kerajaan mereka mulai kehabisan dana sehingga Marcel hanya dibayar separuh harga saja dan dirinya tidak boleh menolak permintaan itu jika tidak ingin ditangkap sebagai pengkhianat kerajaan. Akibatnya dia harus bekerja lebih keras untuk menghidupi keluarganya dengan penghasilan yang bahkan lebih sedikit dari biasanya. Ditambah lagi dengan hadirnya buah hatinya tiga bulan lalu, membuat dia dan keluarganya harus lebih berhemat.
"Marcel, kau di sini rupanya."
Marcel mendengar suara istrinya dari belakangnya dan menoleh ke arah sana.
"Claudia?"
"Aku mencarimu ketika mengetahui kau tidak ada di ranjang. Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"
"Iya, kau tahu beberapa bulan terakhir ini hidup kita semakin sulit. Jika aku tidak dapat memenuhi permintaan pihak pasukan kerajaan, aku akan dipaksa ikut berperang ke garis depan."
Claudia memeluk Marcel dari belakang. Kepalanya disandarkan di pundak Marcel.
"Kita pasti bisa melewatinya Marcel, Kau dan aku, kita pasti akan baik-baik saja."
"Yah semoga begitu."
Mereka terdiam di depan jendela, menikmati pemandangan malam, sampai ketika mereka merasa puas dan hendak menutup jendela, Claudia tiba-tiba memperhatikan sesuatu di langit.
"Marcel, kau lihat itu? Bintang itu terlihat berbeda dari yang lain."
Marcel mengikuti arah jari Claudia untuk mengetahui bintang yang dimaksud. Nyatanya memang bintang itu terlihat berbeda dari yang lain, terlihat lebih besar dan lebih terang. Marcel terus memperhatikan bintang itu sejenak karena penasaran. Satu hal lagi yang dia sadari adalah bintang itu bergerak, tidak seperti bintang lain. Bahkan pergerakannya terlihat cenderung cepat dan mengarah ke bawah dan di belakangnya meninggalkan jejak asap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Begitulah Penerus Dinasti Utsmaniyah Berjihad di Dunia Lain
AventuraSebuah kisah perandaian yang ditulis oleh seorang penggemar cerita Isekai yang menginginkan sebuah kebangkitan Islam. Menceritakan tentang Daulah Khilafah Utsmani yang berhasil dicegah dari keruntuhannya oleh Khalifah Abdul Hamid 2. Umat Islam berha...