Ahmed dan kelompoknya melanjutkan ekspedisi mereka di dalam tambang. Indikator energi yang ada di gadget doktor Abdurrahim menunjukkan bahwa intensitas energi yang mereka rasakan semakin tinggi. Sepertinya topeng gas yang mereka gunakan memang dapat melindungi mereka dari energi itu mengingat mereka tidak merasakan efek samping apa-apa sampai sekarang.
"Aneh, biasanya aku akan merasa sangat kelelahan ketika melepaskan bola api sebesar tadi. Kenapa rasanya seolah mana tidak berkurang sama sekali?" Gumam Cecilia di tengah jalan.
"Mungkin ada hubungannya dengan energi yang dibicarakan Ahmed dan proffesor Abddurrahim."
Semakin dalam mereka berjalan, semakin jarang juga goblin yang terlihat. Bahkan di titik mereka berada saat ini, bisa dibilang tidak ada goblin sama sekali yang menghadang mereka selama 10 menit terakhir. Sejak awal gua ini memiliki obor di sisi kanan dan kiri jalannya, namun pada satu titik mereka menemui obor terakhir yang menerangi jalan dan di sepanjang jalan yang selanjutnya hanya ada kegelapan yang menunggu mereka.
"Semuanya, gunakan penglihatan malam." Perintah Ahmed sambil mengaktifkan mode penglihatan malam di kacamata taktisnya.
"Sylvania, apa yang Ahmed katakan barusan?" tanya Cecilia yang kebingungan.
"Ahmed dan pasukannya akan menggunakan alat mereka untuk melihat di dalam kegelapan." Sylvania langsung menjalaskan maksud Ahmed ke Cecilia.
"Eh... bagaimana dengan kita? kita kan tidak punya alat seperti yang mereka gunakan!"
"Tenanglah Cecilia, aku punya ide."
Sylvania menjulurkan tangannya dengan telapak tangan yang terbuka, lalu tanpa mengucapkan apa-apa, telapak tangan itu mengeluarkan bola cahaya putih kecil. Cahaya itu setidaknya dapat menerangi tempat mereka berdiri meskipun cahaya yang dihasilkan tidak dapat menjangkau terlalu jauh.
"Wah, kau hebat Sylvania! Tapi tetap saja kita akan lebih kesulitan melawan musuh yang akan datang."
Ahmed sedikit tersenyum mengetahui bahwa kedua wanitanya mampu menyelesaikan masalah mereka sendiri.
"Tenanglah Cecilia, aku dan anak buahku yang akan bertanggung jawab atas keselamatan kalian. Kalian berdua fokus saja melindungi diri kalian sendiri."
Prof. Abdurrahim yang tidak memiliki kacamata taktis pun juga memiliki solusinya sendiri dengan mengeluarkan 2 senter sederhana dari tasnya.
"Silakan gunakan ini nona-nona. Dengan ini kalian akan dapat melihat lebih jauh dalam kegelapan."
Salah satu senter itu diberikan ke Cecilia. Setelah mencoba menyalakannya, benar saja cahaya senter itu dapat menembus kegelapan lebih jauh dari pada bola cahaya yang dibuat oleh Sylvania. Lagi pula bola cahaya itu sepertinya lebih digunakan untuk penerangan secara merata daripada sebagai lampu sorot.
"Ah, terimakasih doktor. Ini benar-benar berguna."
Mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka ke dalam gua. Di area gelap itu nampak terdapat biji-bijian yang mirip kristal tertempel di tembok-tembok gua. Prof Abdurrahim bahkan menyempatkan untuk mengambil salah satu kristal itu untuk menelitinya.
"Kapten, ini adalah berlian yang sama yang ditemukan di Afrika. Siapapun yang memiliki tambang ini kalau saja tidak ada fenomena aneh, dia bisa menjadi salah satu orang terkaya di benua ini."
"Aku akan mencatatnya di laporanku nanti professor. Pemerintah kita yang nanti akan mengambil alihnya mengingat tempat ini sudah menjadi tempat tak bertuan."
Mereka kembali melanjutkan perjalanan, dari kejauhan gua mereka samar-samar dapat melihat cahaya hijau.
"Cahaya apa itu? kapten, apa mungkin ada orang lain yang mendahului kita dan mendirikan kemah di dalam sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Begitulah Penerus Dinasti Utsmaniyah Berjihad di Dunia Lain
AventuraSebuah kisah perandaian yang ditulis oleh seorang penggemar cerita Isekai yang menginginkan sebuah kebangkitan Islam. Menceritakan tentang Daulah Khilafah Utsmani yang berhasil dicegah dari keruntuhannya oleh Khalifah Abdul Hamid 2. Umat Islam berha...