Bagian 29 Tambang yang Ditinggalkan

222 21 5
                                    


9 Juni 2029

Pusat komando Ghazi kota Anteinde

Kolonel Umar menerima dan membaca berbagai laporan dari unit-unit patroli di sekitar wilayah Anteinde. Laporan itu berisi mulai dari gangguan di daerah kantong yang masih dikuasai Leonia, serangan goblin, bahkan sampai monster-monster liar yang dianggap cukup berbahaya dan berkeliaran di daerah hutan dan pepohonan. Dari beberapa laporan yang baru saja dia baca, terdapat satu laporan yang membuatnya penasaran.

Laporan itu berisi tentang penemuan sebuah bekas tambang yang sudah ditinggalkan beberapa tahun yang lalu. Warga lokal menyebutkan bahwa tambang itu merupakan tambang terkutuk yang membuat setiap orang yang bekerja di sana jatuh sakit tidak lama kemudian. Penyakit mereka tidak diketahui dan kebanyakan dari mereka tidak dapat disembuhkan.

Anehnya lagi setelah tambang itu ditinggalkan, banyak monster atau makhluk liar di sekitar yang malah tertarik dan bahkan berebut dan bertarung satu sama lain untuk dapat menetap di sana. Pada akhirnya, goblin lah yang dapat menguasai bekas tambang itu dan saat ini tempat itu menjadi markas goblin. Istilah "tambang terkutuk" membuat kolonel Umar ingin melakukan penyelidikan ringan. Lagipula terlepas dari istilah itu, tempat yang sudah menjadi markas goblin harus diamankan agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat.

"Subhanallah, ini menarik."

Kolonel Umar pun meraih telpon nirkabel yang ada di mejanya dan menghubungi salah satu staffnya. Sebuah perintah penyelidikan dan pembasmian pun akan diberikan ke salah satu kompi yang ada di bawah perintahnya.

###

Ahmed dan Cecilia melanjutkan sesi pelatihan mereka. Bahkan kali ini mereka tidak hanya berdua saja, tetapi ditemani oleh Sylvania yang juga membawa busur dan anak panahnya. Ahmed yang mengetahui bahwa Sylvania menggunakan busur sebagai senjatanya tidak hanya diam saja membiarkan Sylvania menggunakan busur kayu biasa yang selalu dibawahnya. Tentu saja Ahmed menawarkan Sylvania untuk mendapat busur yang lebih bagus dan modern.

Senjata baru itu pun datang hari ini dan Sylvania tidak sabar untuk mencobanya sehingga dirinya juga memutuskan untuk ikut ke lapangan tembak bersama Ahmed dan Cecilia. Setelah satu hari berlatih, bidikan Cecilia pun mendapat kemajuan yang cukup signifikan. Jika di hari sebelumnya Cecilia hanya dapat mengenai targetnya satu kali setelah menembak berkali-kali, saat ini bisa dibilang dari 5 tembakan Cecilia dapat mengenai targetnya sekali, meskipun bagian target yang dikenai pun acak, entah itu bagian tengah, bawah, atau kepala.

Di sisi lain, Sylvania membidikkan busurnya ke target yang berjarak 100 meter, lalu melepaskan 1 anak panah yang mengenai titik merah yang ada di bagian kepala. Dengan cepat Sylvania mengambil anak panah dan melepas anak panah itu. Serangan keduanya bahkan mengenai anak panah pertama yang tadinya dia tembakkan. Hal ini terjadi bahkan sampai tembakan ke 5, menampilkan pemandangan 5 anak panah yang bertumpuk. Senyum Sylvania pun merekah dan wajahnya tampak puas setelah mencoba senjata barunya.

"Ahmed, busur ini sangat hebat. Bagaimana kalian bisa membuat busur seperti ini? Bahkan busur terbaik yang pernah ada di kerajaan elf pun masih tidak sehebat ini."

Ahmed juga tersenyum melihat reaksi Sylvania yang menggunakan busur barunya.

"Tidak perlu berlebihan, di tempatku busur seperti itu sudah dijual banyak di beberapa tempat. Yah meskipun tidak banyak juga di zaman sekarang yang masih menggunakan busur mengingat kami sudah memiliki senjata api."

Kali ini pandangan Ahmed beralih ke Cecilia yang baru saja berhasil mengenai targetnya dua kali berturut-turut, sebuah rekor pencapaian terbaik untuk saat ini bagi Cecilia.

"Kamu berusaha dengan baik Cecilia, bidikanmu sudah jauh berkembang dari kemarin. Teruslah berlatih oke?"

"Aku mengerti, terima kasih atas bimbinganmu, kesatriaku."

Dan Begitulah Penerus Dinasti Utsmaniyah Berjihad di Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang