Bagian 27 USS Virginia

291 22 14
                                    

Masa kini

Suatu tempat di tengah perairan samudera Hindia. Kapal tempur ISS Ankara dan awak kapalnya sedang mendapat giliran untuk melakukan patroli rutin. ISS Ankara merupakan kapal tempur kelas Istanbul yang dibangun setelah perang dunia ke 2. Awalnya kapal ini beroperasi di laut mediterania dan beberapa kali mendapat giliran perpindahan tempat patroli di atlantik, laut merah, pasifik, dan sekarang di samudera Hindia.

Kapten Zainudin Cahya, pelaut keturunan Indo-Malaya yang mengepalai kapal itu baru saja selesai melakukan sholat Subuh bersama awak kapalnya. Saat ini kapten Cahya sedang mengamati status kapal dan sekitarnya melalui perangkat-perangkat elektronik yang ada di anjungan kapal. Tidak seperti kapal-kapal perusak, korvet, dan fregat yang berukuran kecil dan berpatroli secara berkelompok, kapal tempur biasanya hanya berpatroli sendirian saja.

Hal ini wajar karena di dalam pengujian simulasinya, kapal tempur angkatan laut daulah Islam dapat mengalahkan kapal-kapal perusak setara kelas Arleigh-Burke yang berjumlah 5 sekalipun. Secara keseluruhan, kapal tempur jauh lebih unggul dari kapal perusak dan sejenisnya, mulai dari persenjataan, alat deteksi, dan bahkan sistem pertahanan. Hal ini didukung lagi oleh teknologi laser yang belum lama ditemukan oleh divisi penelitian dan pengembangan militer Daulah Islam. Karena masih tergolong baru, persenjataan laser ini hanya tersedia di kapal-kapal perang saja yang dapat memberikan daya energi yang besar. Penggunaannya di darat masih memerlukan penelitian lebih lanjut dan membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 2 tahun lagi.

Kapten cahya mengamati monitor-monitor radar dan sonar di depannya sambil sesekali menyisip cangkir kopi yang ada di tangannya. Di layar radar hanya terdapat bintik-bintik hijau yang artinya sebuah entitas yang dianggap tidak berbahaya. Entitas ini biasanya merupakan kapal-kapal pencari ikan dari nelayan setempat yang sudah mengantongi izin tentunya. Kapal apapun yang belum memiliki izin di perairan Islam biasanya akan terdeteksi sebagai bintik warna merah.

Sesekali di sekitarnya, awak kapal yang ada di anjungan melakukan panggilan ke kapal-kapal sipil terdekat untuk menanyai atau memberikan arahan. Hal ini terus berlanjut sampai di satu waktu, kapten Cahya melihat satu bintik merah yang ada di pojokan layar radar. Nampaknya dia adalah salah satu orang yang pertama kali menyadari bintik merah itu mengingat awak kapalnya belum ada yang memberikan laporan tentang entitas tak dikenal itu.

"Letnan Salim, identifikasi titik merah yang ada di radar itu." Perintah kapten ke salah satu awak kapal yang ada di dekatnya.

"Siap kapten."

Letnan yang dimaksud segera mengecek instrumen-instrumen lain yang ada di anjungan kapal bersama staf angkatan laut lain yang ada di anjungan itu sebelum akhirnya mendapat kesimpulan.

"Kapten, sonar menunjukkan bahwa kapal tidak dikenal itu sepertinya merupakan kapal selam yang saat ini berada di bawah permukaan laut dan berada di kedalaman 5000 meter."

"Bisa kau bisa mengidentifikasi kapal selam jenis apa dan darimana kapal itu berasal?"

"Sebentar kapten, kami akan melakukan pemindaian dan mencari kecocokan dengan database kapal selam kita."

Letnan yang menjadi wakil dari kapten Cahya itu pun meminta salah satu stafnya mencari di database jaringan militer mereka. Tidak membutuhkan waktu lama salah satu kapal selam di database itu dinyatakan cocok.

"Kapten, kami menemukan kecocokan bentuk kapal selam itu dengan kapal selam kelas Virginia dari Amerika Serikat!"

"Apa yang dilakukan kapal selam Amerika di dekat perairan kita?"

"Saya tidak tahu kapten, sampai sekarang kami tidak mendapat pemberitahuan atau pun peringatan adanya kapal selam milik Amerika."

"Hubungi kapal selam itu."

Dan Begitulah Penerus Dinasti Utsmaniyah Berjihad di Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang