11 - What Should I Do...

18 5 5
                                    

Air conditioner ruangan Peter seperti tidak berkerja dengan baik karena udaranya semakin panas setiap detiknya. Walaupun, Peter tau, yang salah bukanlah mesin pendingin itu tapi aura dari atasannya yang dari tadi membolak-balik proposal konser Huwila di Jakarta.

"Dua kota?" ucap Minju, atasannya itu. "Apa mereka gila?"

Peter memasang senyuman terbaiknya. Ia tau, Yook Minju ini memang bermulut pedas. "Tapi, sebelumnya hal itu sudah dibahas. Jadi, sebenarnya yang mau saya bicarakan..."

Minju mengangkat tangannya, "Saya mau baca ini sekali lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minju mengangkat tangannya, "Saya mau baca ini sekali lagi. Kalau saya ada pertanyaan, pasti saya tanya kamu, Peter."

Peter mengangguk dan meraih ponselnya. Ia sadar kalau perilaku Minju sangat aneh. Tidak mungkin atasannya betah didalam ruangan Peter selama ini sambil mencari-cari kesalahan yang sangat...basi. Peter menatap ponselnya dan menghubungi satu orang yang ia yakin mengerti apa yang sedang terjadi disini. Alasan apa yang membuat Minju—yang sangat susah ditemui itu—kini berlama-lama dikantornya.

Suami Ms. Kim Minju sedang ada diatas menunggu beliau, Peter-ssi.

Pesan singkat dari sekertaris Minju membuat perilaku atasannya ini masuk akal.

Namun, mata Peter yang melekat pada ponsel kini menemukan salah satu jalan keluar untuk membuat Minju pergi dari kantornya. Peter melihat wanita dengan rambut yang dikuncir satu. Langkahnya sama seperti biasanya. Selalu ceria.

"Melisa?" Peter secara sengaja memanggil nama itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Melisa?" Peter secara sengaja memanggil nama itu. Membuat Minju menengok kebelakang dan memperhatikan Melisa dengan mata memicing.

"Siapa dia? Pacar baru mu, Peter?" sindir Minju. Wanita itu menutup proposal dan menatap Peter dengan senyuman usil. "Kenapa sih, selalu terlibat dengan office romance? Apakah kamu tidak bisa cari orang diluar kantor, Peter?"

Seperti yang ku kira. Wanita ini akan terpancing ketika ada wanita yang dekat denganku. Selalu seperti itu, dari dulu. Lalu, ia akan menjadi 'sok pahlawan' dengan memberikan aku 'space'.

Peter tersenyum lalu berjalan kearah pintu, "Melisa adalah orang dibalik proposal yang kamu bilang 'gila' tadi, Minju-ssi." Peter membuka pintu dan melambaikan tangannya pada Melisa yang langsung ditangkap baik oleh wanita itu.

I Dated a Guy in a BandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang