⫸Chapter 15⫷

2.6K 334 65
                                    

Hai para readers, yang sedang selesai kerjain PR, atau baru pulang sekolah, atau sedang gabut.

Author (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵) mau kasih pringatan nih

Pringatan ≧﹏≦  bagi yang sedang di ruangan ramai, entah lagi bersama keluarga kalian, atau berada di ruang keluarga,mending baca di tempat sepi atau di kamar sebelum memulai baca.

Karena Chapter kali ini
(☞ ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)☞

Author pengen readers kejang kejang,teriak gak jelas, dan gemes karena uhuk :v adegan-adegan yang kalian tunggu dari chapter sebelum nya, tolong sedari sekarang siapa kan guling bantal, selimut atau apalah sebagai penahanan gemes kalian untuk melihat  adegan  cukup mesum
✺◟( ͡° ͜ʖ ͡°)◞✺

Cukup basa basi author , author tidak tanggung jawab bila readers dikira gila  karena ( ͡°⁄ ⁄ ͜⁄ ⁄ʖ⁄ ⁄ ͡°)

Selamat membaca📖📖📖

.

.

.

.

.

.

.


pov [m/n].

Aku merasakan sangat dingin dibagian area selangkangannya, terasa tidak ada kain hanfu atau kain menutupi area selangkangannya, dan perut, dada nya juga merasakan angin dingin yang samar-samar.

Aku pun membukakan kedua mataku, dan mengedipkan beberapa kali menyesuaikan, cahaya kuning yang agak samar,setelah menyesuaikan cahaya yang masuk, ternyata itu cahaya lilin yang dekat tempat ranjang besar, yang ku tiduri.

Pada saat pandangan mataku meleset ke tubuh ku, ternyata hanya terdapat hanfu putih tipis dalam yang kumiliki, dan tidak tali putih biasanya di jadikan ikat pinggang.

Pantesan saja dada, perut hingga area selangkangannya terasa dingin
samar -samar, dirinya hanya memakai hanfu layaknya jas dokter atau jas ilmuwan,dan terdengar suara langkah kaki yang mendekati, dan pintu kayu itu terbuka menampilkan Luo binghe membawa sebuah tapi merah cerah.

Luo binghe yang sedang tersenyum manis, layaknya anak kecil mendapatkan mainan favorit barunya, dan menaruh tali merah cerah itu di sebelah ku, dan memeluk ku dengan manja.

"Gege!, Bingbing senang akhirnya, bisa memiliki gege untuk Bingbing sendiri." ujar Luo binghe dengan suara kanak-kanakannya,dan aku sekilas membayangkan ada telinga hitam  anjing yang berdiri, dan ekor anjing yang bergoyang kanan kiri dengan cepat.

Aku bingung harus bereaksi seperti apa, tapi karena kelemahan terbesar ku terhadap mahkluk imut, aku segera mengusap kepalanya, dan mencium pipi tembem bagiku, karena gemes.

Luo binghe sejenak terdiam, dan mukanya merah padam, layaknya gadis pemalu yang di Terima cintanya oleh orang yang dicintainya.

'K-kenapa Luo binghe diam?, apa aku melakukan sesuatu yang salah, tunggu dia kan sekarang raja iblis!?, apa dia marah karena aku mencium pipinya karena gemes, dia tidak Terima, karena dia hanya mencintai para haremnya.' batin ku panik yang melihat  Luo binghe diam mematung, karena panik aku tidak berpikir positif.

(BL) I transmigrated in a merman body           { SVSS x Male reader }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang