2.

4.3K 356 22
                                    

Sesuai janji Hyunsuk beberapa hari lalu, kini ia membawa kedua adiknya ke pasar tradisional untuk membeli beberapa cemilan malam sebagai reward atas keberhasilan Junghwan mendapat nilai tinggi di mata ujian matematika

Hyunsuk sebenarnya selalu bersikap adil kepada kedua adiknya, bisa dikatakan Hyunsuk bersyukur karena adik-adiknya tidak pernah menuntut lebih, bahkan Doyoung si anak tengah memilih tidak menerima hadiah apapun, menurutnya pujian dari Hyunsuk sudah lebih dari cukup

Junghwan kini memiliki status sebagai siswa kelas 2 menengah pertama dan Doyoung kelas 1 menengah atas, beda dua tahun dengan Hyunsuk. Doyoung pernah meminta untuk satu sekolah dengan Hyunsuk tapi ditolak sang kaka dengan alasan bahwa Doyoung harus masuk disekolah yang lebih baik darinya, tentu hanya alasan, Hyunsuk menghindari turunnya tahta pembulian ke adiknya. Walau awalnya Hyunsuk berhasil menyembunyikan statusnya, tapi entah bagaimana Doyoung mengetahui bahwa ia korban bullying

"Hyung, boleh beli tteok ?"
*Kue beras*

"Tentu, mau yang mana?" Tawar Hyunsuk

"Sukkie" teriak seseorang dari arah belakang, Hyunsuk hafal betul suara yang memanggilnya

"Hmm, mau cari yang lain ga Wan'ah"
"Kenapa Hyung?"
"Doyoung Hyung bilang disana ada cemilan gula-gula yang kamu suka, yakan Do", Doyoung menyerengit bingung, namun detik selanjutnya ia paham kenapa kakaknya bersikap aneh

"Sukkie sukkie, daisukii" teriak nya lagi

"Hyung"
"A-ayo Do, ajak Junghwan"
"Hyung, kayanya aku benar-benar benci kamu setelah ini kalau-"
"Do"
"Ck, ayo Wan kesana" tarik Doyoung meninggalkan Hyunsuk

"Sombong banget dipanggil dari tadi juga, itu adik lu?" Hyunjin, sosok yang dari tadi manggil dengan tidak nyantai, kini sok akrab merangkul Hyunsuk
"Ga usah bawa-bawa adik aku Jin, ada perlu apa?" dingin Hyunsuk sambil melepas rangkulan Hyunjin
"Kebetulan banget, ikut gue yuk, billiard"
"Aku lagi jalan sama adik aku, Jin"
"Yah cupu banget, betewe adik lu-"
"Aku ngasih uang dulu ke Doyoung, nanti aku nyusul" ucap Hyunsuk dengan cepat, pergi meninggalkan Hyunjin
"Nah gitu dong, masa gue cuek aja liat mesin atm gue nganggur" ucap Hyunjin dengan pelan

.
.
.
.

Dengan perdebatan antara Doyoung dan Hyunsuk, akhirnya Hyunsuk berhasil membujuk adiknya dan berakhir dengan dirinya yang kini ikut gabung dengan Geng Hangyul

Duduk dengan canggung melihat permainan antara Hyunjin, Hangyul, Mingyu dan juga Jihoon

Asap rokok yang mengepul memenuhi ruangan bercampur bau alkohol cukup membuatnya sesak, walau posisinya duduk dekat jendela namun tetap saja, sia-sia

"Ah brengsek" kesal Jihoon melempar stick billiard asal, pasalnya ia kalah taruhan

Dengan wajah penuh emosi, Jihoon menenggak rakus bir dihadapannya dan menghampiri Hyunsuk, duduk dengan santai disampingnya

Keduanya tetap diam dengan Jihoon yang fokus menonton permainan kawannya sambil menghabiskan minumannya

"Cola, Suk" ucap Jihoon membuat Hyunsuk spontan bangun dan mengambil kaleng Cola dari lemari es
"Buka" perintah nya lagi
"Nih"
"Yaudah minum, lu ga minum alkohol kan" ucap Jihoon membuat Hyunsuk terdiam dan memperhatikan kaleng cola yang masih ia pegang, Hyunsuk kembali duduk dan minum dengan canggung, sesekali ekor matanya melirik Jihoon yang kini tengah menyalakan rokoknya

"Heellooww rakyat ku semuaa" suara cempreng yang tiba-tiba terdengar kala pintu terbuka, menampilkan dua sosok wanita berparas cantik dan senyum merekah

"Si anjing, dibilang jangan nyusul malah nyusul" ucap Hyunjin
"Lah kenapa bos, gue nemenin Wonyoung, bukan lu" balas Yeji berjalan kearah kembarannya sambil menyenggol dengan sengaja

"Oppa" ucap Wonyoung berjalan kearah Jihoon dan menyingkir dengan asal tubuh Hyunsuk, yang didorong hanya mengikuti alurnya
"Ngapain kesini"
"Ya abis kamu aku chat, aku telepon ga respon, untung Yeji bilang kamu lagi main sama Hyunjin"
"Banyak asep rokok disini, ayo" ucap Jihoon sambil menarik lembut tangan Wonyoung

.
.
.
.

Lima jam berlalu, Hyunsuk udah bosen banget duduk, merhatiin orang lain main

Pengen pulang, pengen tidur, pengen lanjut nyusun puzzle, kangen wawan sama dodo

Batin Hyunsuk dengan wajah mengantuk

"Suk, kelar nih, tinggal bayar", ucap Hangyul enteng, Hyunsuk berucap syukur dalam hati, akhirnya ia bisa pulang juga

Hyunsuk berjalan menuju kasir dan mengeluarkan dompetnya serta siap menguras tabungannya bulan ini, siap miskin

"Gue yang bayar, gue kalah taruhan" ucap Jihoon sambil menyerahkan kartu nya lebih dulu, entah dari kapan tiba-tiba dia udah ada disamping Hyunsuk
"Lah tumben banget, biasanya kabur duluan lu"
"Ga usah bacot"
"Wah paham nih, abis skidipapap sama Wonyoung langsung good mood, yakan lu" ledek Minggu sambil menyenggol bahu Jihoon
"Dibilang ga usah bacot" ucap Jihoon yang setelahnya berjalan keluar

"Jihoonn, oppa, yak Jihoonn" teriak Wonyoung berlari mengejar Jihoon sambil membenarkan kancing bajunya

"Anjrit banget si Jihoon, langsung cabut gitu aja" gumam Mingyu

Hyunsuk menghela nafas dengan berat saat sadar langit sudah gelap, hampir jam 11 malam

Dengan langkah berat, Hyunsuk berjalan pulang, untung lokasinya saat ini ga terlalu jauh dari rumahnya, katakan saja hanya perlu berjalan setengah jam untuk sampai rumah

Hyunsuk tenggelam dalam pikirannya, tentang status nya sebagai budak dan olok-olokan teman sekolahnya, teman? Hyunsuk tertawa miris saat sadar dia menggunakan kata 'teman' untuk mendeskripsikan si pembuli

Hyunsuk mampir dulu ke kmart langganannya, memesan kimbab dan ramyun, pasal nya ia lapar sejak tadi, hanya saja ragu pesan makanan saat tau lokasinya tadi tidak ramah dikantong

Hyunsuk makan dengan wajah sumringah, menenggak kuah ramyun dihadapannya

'ukhuuu' Hyunsuk hampir menyemburkan kuah didalam mulutnya saat sadar dihadapannya sudah ada Jihoon yang duduk sambil memakan kimbab milik Hyunsuk

"Ji-hoon" ucapnya terbata, yang dipanggil tidak bergeming dan masih santai makan kimbab potongan kedua, "Ji, mau aku pesenin minum apa? Mau ramyun juga ga?" Tawar Hyunsuk
"Ga" ucapnya singkat, lalu merebut cup ramyun dari tangan Hyunsuk lalu menenggak kuahnya, Hyunsuk membeku melihat sikap random Jihoon

Bukan hal aneh, Jihoon terbilang sering bersikap diluar dugaan seperti saat ini, namun tetap saja membuat Hyunsuk mati kutu dengan sikap random nya

"Ayo balik" ucap Jihoon membuat Hyunsuk menyerengit bingung

Jihoon bangun dari duduknya, menunggu Hyunsuk yang masih terdiam

"Balik ga?" Tanya Jihoon, menyadarkan lamunan Hyunsuk
"Ah iya" ucap Hyunsuk dengan cepat bangun menyusul Jihoon, "Ji, kimbab aku belum aku makan" polos Hyunsuk terfokus pada kimbab dihadapannya
"Ya udah abisin" final Jihoon, kembali duduk

Akhirnya Hyunsuk menghabiskan kimbab nya terlebih dulu sebelum keduanya berjalan pulang

Atau bisa dikatakan, Jihoon mengantar nya? Walau tidak benar-benar mengantar sampai depan rumah, tapi Jihoon menemani Hyunsuk berjalan melewati gang rumah nya yang dikenal cukup sepi dan sering muncul orang random yang mabok-mabokan

Jihoon menjaganya? Yang benar saja, toh disekolah ia tetap menjadi orang nomor 1 yang membulinya bersama Hangyul dan dua teman jahanamnya

Jihoon menjaganya? Yang benar saja, toh disekolah ia tetap menjadi orang nomor 1 yang membulinya bersama Hangyul dan dua teman jahanamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
N A V I L L E R A [HoonSuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang