16.

3K 221 16
                                        

Jihoon menyesap kopi paginya seraya berdiskusi dengan isi kepalanya sendiri. Pagi-pagi buta ia dikejutkan dengan pesan singkat tak bertuan yang membicarakan omong kosong namun justru ia percayai. Matanya bahkan belum terbuka sempurna saat ia melajukan motornya menuju coffee shop di kawasan Gangnam, syukurlah ia tiba dengan selamat.

Tatapan matanya terlihat mati namun emosi yang disampaikan tergambar jelas. Semua perasaan kesal, marah, kecewa dan muak menjadi satu. Tangannya terlipat rapih, nafas yang semula berat kini mulai normal, ia ingin sekali memecah keheningan yang sudah berlangsung selama 10 menit sejak pesanannya tiba. Fokus nya terpecah kala map coklat yang ia perhatikan sejak tadi kini mulai didorong kearahnya, ia meraih map tersebut dan mengeluarkan flashdisk serta beberapa dokumen, membalik lembar demi lembar dan membacanya dengan perasaan campur aduk.

"Lu yang nyelakain Hyunsuk di bar?"
"Iya"

Jihoon meletakkan dengan kasar dokumen yang selesai ia baca,

"Kok lu tega? I mean-- he really trusts you, Yosh!"

Yoshi, sosok yang meminta Jihoon untuk bertemu pagi-pagi melalui pesan singkat, awalnya ia kira Jihoon tidak akan memperdulikan, namun siapa sangka hanya dengan membahas sedikit mengenai Hyunsuk ia langsung datang bahkan sebelum waktu yang disepakati. Yoshi mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia tidak berani menatap mata Jihoon sedikitpun, bukan karena takut tapi perasaan yang disampaikan oleh Jihoon cukup membuatnya sesak,

"Hyunsuk gak sepenuhnya percaya sama gue, dia bahkan tau gue gak sebaik itu"
"Gue bakal nunggu Hyunsuk yang cerita sendiri, gue gak percaya cerita lu setelah kejadian kemarin"
"Iya gue tau"
"Sekarang lu jelasin maksud lu ngasih gue dokumen ini"
"Gue harap ayah lu dapat hukuman setimpal atas hilangnya nyawa ayah Hyunsuk dan adik gue! Lu gak bisa nutup mata atas kesalahan ayah lu, Jihoon"

Yoshi pun mulai menjelaskan inti permasalahannya, Jihoon terus menerus memijat pelipisnya, ia merasakan pening setiap kali nama ayah nya disebutkan.

....

[Visualisasi]

Jihoon memarkir mobilnya dengan asal, langkah kakinya pasti tanpa keraguan sedikitpun, matanya mengedar dan terfokus pada seseorang yang ingin ia temui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon memarkir mobilnya dengan asal, langkah kakinya pasti tanpa keraguan sedikitpun, matanya mengedar dan terfokus pada seseorang yang ingin ia temui

Pria paruh baya yang kini sibuk memotong roti tidak memperdulikan kehadiran Jihoon. Matanya bahkan tidak melirik sedikit pun siapa orang disampingnya, maid yang bertugas dengan sigap menyiapkan piring dan segelas susu untuk Jihoon

"Dad"

Jihoon menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia mencoba sebisa mungkin untuk tidak meledak dan memperumit keadaan

N A V I L L E R A [HoonSuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang