Hyunsuk membuka mata secara perlahan, membiasakan cahaya yang perlahan menyapa, ia membisu saat sadar posisinya kini tengah memeluk Jihoon yang masih terlelap damai, dengan hati-hati Hyunsuk menggeser tubuhnya, namun siapa sangka jika Jihoon akan menahan pergerakannya
"Terlalu pagi" ucapnya dengan mata yang masih terpejam dan suara parau
"Jihoon udah bangun?"
"Belum, tidur sebentar lagi ya" sambungnya sambil mengeratkan pelukannyaHyunsuk selesai merapihkan tempat tidur, matanya mengedar ke sekeliling kamar melihat-lihat koleksi milik Mingyu, lukisan yang Hyunsuk tidak paham akan nilai seni nya namun terlihat vulgar, ia mulai melangkahkan kaki keluar kamar mencari Jihoon yang sudah bangun lebih dulu dari nya
Prankk
"Jihoon?" panggil Hyunsuk sambil melangkahkan kakinya menuju dapur, Jihoon menoleh dan tersenyum getir, ia mengangkat teflon yang mengeluarkan asap
Hyunsuk langsung berlari dan merebut teflon ditangan Jihoon, melemparnya kedalam sink dan menyalakan keran, suara desis terdengar bersamaan bau hangus, ia terdiam saat matanya melihat kekacauan di dapur pagi ini, gelas yang pecah, nampan yang kotor dan Hyunsuk hanya tersenyum sambil membersihkan jejak tepung diwajah Jihoon
Niat Jihoon pagi ini ia mampu menghidangkan makan pagi buatannya namun kemampuannya ternyata sangat buruk, ia menggagalkan upaya nya sendiri dan berakhir dengan pesanan online
Jihoon tidak menaruh fokus pada makan paginya, ia sedari tadi hanya menatap Hyunsuk yang duduk dihadapannya tengah sibuk meniup dan menyantap buburnya
"Enak?"
"Mmmm" gumam Hyunsuk sebagai jawaban
"Padahal gue mau masak tapi malah ngancurin dapur, gue gak bisa masak" ucapnya diakhiri tawa canggung
"It's okay, aku juga gak bisa masak kok"
"Bohong banget, masakan lu kemarin enak begitu bahkan maid dirumah gak bisa bikin seenak itu"
"Berlebihan deh Jii" Hyunsuk menjawab sambil menyuap kembali buburnya
"Gue serius, sejak kapan lu bisa masak?"
"Hmmm semenjak pindah ke sini, aku mulai belajar masak karena mama jarang dirumah"
"Belajar sendiri aja gitu?"
"YouTube"
"Tapi gue rasa emang udah bakat juga sih, beruntung yang bisa dapetin lu jadi pasangan...... i wish it was me" lanjut Jihoon dengan santai"Ukkhuuu ukhuu"
"Ehh minum-minum" Jihoon langsung menyerahkan segelas air, Hyunsuk meminumnya dengan rakus, "Pelan aja"
"Hahhh, jangan bercanda kaya gitu, aku kaget"
"Muka gue keliatan kaya bercanda?" Jihoon berucap dengan datar, Hyunsuk bungkam saat menatap mata Jihoon yang nampak serius
"Ji, kamu tertarik sama aku?", Jihoon mengangguk seraya meletakkan sendoknya, "Kok bisa?" , Jihoon langsung pindah duduk disamping Hyunsuk dan mengubah posisi bangku Hyunsuk menghadap kearahnya"Gue jelasin ya"
"Hmm" Hyunsuk mengangguk
"Jujur, awalnya gue denial, gue sempet nepis segala kemungkinan kalo gue ada rasa sama lu--", Hyunsuk berfikir, apakah artinya perasaannya selama ini bukanlah perasaan sepihak?, "--karena gue sadar gue brengsek, selalu ngusik lu kapapun sama temen-temen gue, maka nya gue tutup mulut dan gak ada yang tau"
"..... sejak kapan?"
"Hmm.. sejak gue selalu minta lu dateng buat nemenin gue makan mie instan? Maybe"
"Karena itu aja?"
"Kedengeran sepele ya?, awalnya dompet gue emang ketinggalan dan gak sengaja liat lu lewat, gue sebatas minta lu bayarin aja tapi lu justru ikut duduk nemenin gue makan, that was meaningful for me"
"Kenapa?"
"Karena posisinya gue emang butuh temen makan"
"Kenapa gak hubungin temen-temen kamu?"
"Kalo gue bilang mereka gue pasti dibawa ke resto fancy, bosen"
"Wahh, menolak makanan fancy dan milih makan mie instan di lokasi terpencil" ucap Hyunsuk dengan kagum, Jihoon tersenyum dan melanjutkan ceritanya,
"Gue selalu makan sendirian mau itu sarapan atau makan malam karena gue gak akur sama Daddy gue, ada aja yang kita ributin setiap harinya lagipula saat itu gue emang nyari suasana baru yang bisa bikin gue tenang", Hyunsuk menyimak dan mencoba memahami tiap kalimat yang Jihoon lontarkan,"Hyun, ada satu malam dimana gue berfikiran buat nyerah dengan hidup gue dan itu adalah malam dimana lu nemuin gue dengan penampilan terburuk yang pernah lu liat", Hyunsuk bungkam, ia berusaha mengontrol ekspresi wajahnya karena bagaimanapun ia terkejut dengan pernyataan Jihoon, "Kemarin gue kalut banget ditambah lu gak ngerespon, panik mampus gue sampe nekat dateng ke rumah lu dengan taruhan kalo lu gak nemuin gue sama sekali maka itu jadi hari terakhir gue--" Jihoon menarik nafas dan menghelanya dengan berat, "--tapi ternyata lu keluar dengan jaket Spiderman lu, lucu. Dan di titik itu gue bener-bener yakin gue jatuh cinta sama lu" ia melanjutkan sambil tersenyum
"....."
"Konyol sih emang, gue selalu minta lu dateng buat bayarin belanjaan gue tapi gimana ya Hyun, cuma itu satu-satunya alasan klise yang gue pake biar bisa ketemu lu hahahaha"
"Jihoon...."
"Lu pasti bingung banget ya? Gak usah dipikirin oke, gue cuma mau lu tau kalau kehadiran lu adalah alasan gue bertahan, ini kesempatan gue buat ngejelasin isi hati gue jadi gue gak berharap dapat balasan, sadar diri banget gak mungkin lu suka cowok brengsek kaya gue""KATA SIAPA GAK SUKA!?" Jihoon terkejut entah karena pernyataan Hyunsuk atau suaranya yang meninggi, "kamu juga gak brengsek Ji" ia melanjutkan dengan suara pelan namun terdengar sedih
"Hyun, gue beda sama Yoshi yang anak kelewat baik"
"Tapi yang aku suka itu kamu, lagi pula Yoshi dan aku cuma temen"
"Tipe lu yang ada brengsek-brengseknya?"
"Gak gitu" Hyunsuk menatap dengan sendu
"Gimana?" Jihoon mengangkat sebelah alisnya
"Temen-temen kamu emang ngebuli aku tapi aku sadar kalo kamu selalu narik aku untuk lepas dari mereka, ya kan?"
"Mereka berlebihan sampai ngelukain lu dan gue gak suka karena gue tau sakitnya kaya apa. Tapi masa karena itu?"
"Menemukan seseorang yang bisa narik kamu saat kesulitan, itu hal berarti banget, kamu pasti paham"
"Sangat paham....jadi serius lu suka gue?"
"Iya"
"Terus kapan first date kita bisa terlaksana?"
"Huh?"
"Ayo pacaran sama gue"
".... Aku gak yakin Ji"
"Cara gue gak romantis jadi gak meyakinkan ya? Lu suka candle light dinner? Atau apa?"
"Jihoon, aku gak yakin kamu bisa bertahan nantinya sama aku karena kondisiku"
"Who knows? Kita bahkan belum coba"
"Tapi ji-"
"Gue ambis loh Hyun, kalo gue udah serius gue bakal pertaruhkan apapun resikonya"
"Luka ku belum sembuh total dan aku takut bakal ngelukain kamu juga"
"Hyunsuk-"
"Kasih aku waktu, sampai kelulusan kita"Jihoon tersenyum teduh
"Of course, gue bakal tunggu kapanpun lu siap" ia berucap sambil menggenggam tangan Hyunsuk, "Eh kenapa nangis? Gue ada salah ucap kah?" panik Jihoon saat menyaksikan air mata Hyunsuk perlahan membasahi pipi, "Jangan nangis dong, kalo gue ada salah ucap bilang"
"Hiksss aku -- hikss"
"Hyunsuk please gue bingung" tangan Jihoon menangkup pipi Hyunsuk yang sudah basah, menghapus air mata dengan ibu jarinya secara lembut
"Ini air mata kebahagiaan tau Jii" ia menunjuk pipinya sambil mengoceh dengan bibir mengerucut, Jihoon langsung bangun dari duduknya dan memeluk Hyunsuk, "Aku kira -hiksss- perasaanku cuma sepihak"
"Hyunsuk~"
"Aku- hikss seneng Ji, tapi- maaf aku gak bisa langsung jawab" ucapnya dengan terbata-bata, terdengar menggemaskan bagi Jihoon
"Iya iyaa udah, gue gak bisa ngehandle nya"
"Hiksss"
"Cupp cupp jangan nangiss"Jihoon melepas pelukannya dan menghapus sisa air mata dipipi Hyunsuk sebelum kembali duduk
"Lanjut makan ya, buburnya makin dingin"
"I-iya jii"
"Mau gue suapin gak?"
"Jiihoonn"
"Hahahaha"Keduanya melanjutkan makan paginya diiringi Hyunsuk yang masih terisak dan tawa kecil Jihoon
Maaf banget aku gak bisa bikin yang uwu-uwu 😭, dan maaf juga kalo kurang ngefeel, takut terlalu lambat alurnya jadi mau aku bikin satsetsatset
Makasih buat yang tetep mau baca padahal banyak kurangnya 😭💜💜🦋🦋🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
N A V I L L E R A [HoonSuk]
Fanfic"Ga ada yang ngizinin lu nyentuh Hyunsuk gue, bangsat" - Jihoon °HoonSuk °BxB °Harsh Word 🔞 °Bullying *Penambahan karakter antagonis bukan berarti author membenci artis/ grup tersebut ya