239 - Juliana's Awakening (2)

68 22 0
                                    

“Benar!”

Meski suaranya membuatku merinding, aku tetap senang.

Meski akan sulit menyelesaikannya nanti, yang lebih penting adalah tugas yang harus ku selesaikan di depanku. Aku akan mengurus sisanya nanti.

“Juliana-ku! Akhirnya kau bangun! Kau tidak tahu sudah berapa lama aku menunggumu.”

-Gedric! Gedric-ku, aku, juga, telah membayangkan bersamamu sejak lama.

“Juliana!”

-Gedric!

Agak menakutkan melihat pedang melayang di sekitarku dan membuat suara aneh. Aku cemas itu akhirnya menusuk leher ku karena menyadari aku bukan Gedric.

Tapi…

‘Tidak masalah.’

Belum ada tanda-tanda seperti itu. Juliana masih menganggap aku Gedric dan bergerak untuk melindungi ku.

‘Aku melakukan rugas dengan baik memakai ini…’

[Cincin Lamaran Gedric (Heroik)]

[Anda bisa menahan kutukan Juliana.]

Ini adalah Cincin Lamaran Gedric, ditemukan di Curshed Shrine. Meski tidak berfungsi, aku selalu memakainya di jariku karena terbiasa.

Aku harus tersenyum.

“Juliana! Juliana-ku! Kami tidak punya waktu untuk ini. Juliana! ”

-Gedric… Ahhh! Cintaku Gedric! Cium aku. Peluk aku sampai tubuh ini hancur!

‘Kau itu pedang…’

“Juliana! Aku butuh kekuatanmu. Kita harus melepas segel Crack Guardian jahat yang dengan paksa menahan Dewa Kuno.“

-Aah! Cintaku Gedric! Bisikkan sedikit lebih banyak cinta. Gedric! Lentera ku! Cahayaku!

‘Cewek jalang gila!’

Aku tahu aku tidak akan bisa mengendalikannya, tapi aku tidak tahu kewarasannya tidak stabil.

Aku tidak tahu kenapa Gedric menyukai wanita ini dan kenapa dia mencarinya selama itu, tapi aku yakin itu bisa jadi sejenis sindrom Stockholm.

Mungkin dia diculik. Kerena suatu alasan, pikiran itu mulai mengendap di benak ku.

“Tolong aku! Juliana! Aku butuh cintamu.”

-Gedric! Gedric-ku!

“Juliana! Dunia dalam bahaya!“

-Ahhh…

‘Sialan!’

Tidak ada waktu untuk menunda. Kalau aku terus begini, Juliana akan bergerak setelah anggota partyku yang lain tersingkir.

Aku tidak punya pilihan selain lari sambil menggenggamnya.

Aku tidak tahu cara berpedang, tapi ada perubahan setelah aku memasukkan mana-ku ke dalamnya.

-Gedric! Mana hangatmu mengalir! Kekuatanmu mengalir dalam tubuhku! Ahhh! Cintaku!

‘Diam saja!’

Meski suaranya membuatku gila, kelihatannya mana-ku mengaktifkan sesuatu.

-Sedikit lagi! Sedikit lagi! Ayo! Gedric! Sedikit lagi cintamu!

[Salah satu fungsi Juliana yang tertidur dibuka.]

[Tentakel Ilmu Hitam]

‘Bagus!’

Sampai sekarang, fungsi Juliana cuma untuk mengutuk.

Kiyeon [2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang