213 - Uneasy Feeling (5)

84 21 0
                                    

Wajar kalau aku bertanya-tanya apa yang terjadi. Aku meraih dadaku yang panas dan melangkah mundur, tapi tubuhku tidak mau bergerak. kenapa.

'Magic? Tidak ada yang dirapal... Sesuatu seperti ini... Apa mungkin?'

Aku pernah dengar di kelas kalau magic sederhana bisa diselesaikan tanpa rapalan, tapi menurutku itu tidak mungkin.

Mungkin ini versi magic trap yang ditingkatkan.

Ada banyak pemikiran di benakku, tapi tidak ada yang bisa menjelaskan situasiku sekarang.

Saat aku perlahan menoleh, aku bisa melihat ruangan gelap. Suasana ini menakutkan di mana tidak ada setitik cahaya pun yang masuk.

Seolah mana memenuhi ruangan itu, semakin sulit untuk bernafas.

"Ah... Ahhhhhh!"

Tanpa sadar, jeritan terus keluar dari mulutku bahkan sebelum aku memahami apa yang terjadi.

"Jangan lakukan ini! Ahhhhhh!"

"...."

"S-Selamatkan aku... Selamatkan aku. Tolong aku. Tolong aku. Tolong aku."

"A-aku tidak membunuh. Aku tidak boleh membunuh. "

"Jangan mendekat! Jangan mendekat! "

"TT-Tapi aku mau. Hehehehehe. "

Wajar menyadari kecemasan yang aku rasakan saat itu. Aku tidak salah, dan bukan karena dia sakit.

Rasa takut yang kurasakan mulai naik sampai ke ujung dagu ku. Aku bahkan tidak bisa merasakan sakitnya pisau di dadaku.

Di ruang terbatas ini, aku bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhku.

Yang paling menakutkan adalah ekspresi Hayan saat menatapku. Bibirnya benar-benar miring, dan anehnya matanya terlihat kosong.

'Aki harus apa?'

Aku tidak bisa memikirkan apa pun.

'Apa yang harus aku lakukan?'

Aku tidak bisa memikirkan hal lain. Kalau aku bergerak sedikit, aku akan mati. Tidak, mati bukanlah masalahnya.

Aku cuma ingin keluar dari tempat ini. Tubuhku sangat gemetar.

"Dia tahu."

Lee Kiyoung tahu kalau wanita ini memang wanita jalang gila.

"Itu sebabnya dia menyuruhku memakai jubah itu dan keluar."

Dia sudah tahu kalau hasilnya akan begini.

"Instruktur Jung Hayan, tolong jangan lakukan ini. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun. Aku hanya.... "

"Eeeeekk!!"

"Ahhhhhhhhh!"

Tiba-tiba, dia memasukkan sesuatu ke punggung tanganku.

"Pelakor ini! Jalang!"

Nyeri menyebar ke seluruh tubuhku. Sangat membuat frustrasi sampai aku tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhku, bahkan bahkan tidak bisa bicara dengan benar.

"Penipu! Bodoh!"

"Ahhhhhhhhh!"

Air mata terus mengalir dari mataku, dan aku tidak tahu apa yang terjadi di tubuhku.

"Sakit! Itu sakit! Selamatkan aku. Tolong... Tolong selamatkan aku. "

Aku takut dengan apa yang dia lakukan karena sakitnya menyebar ke berbagai tempat secara bersamaan. Saat aku akhirnya sadar, aku merasakan salah satu mataku, dan anggota tubuhku tidak bergerak dengan benar.

Kiyeon [2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang