397 - Regressor Instruction Manual (3)

50 10 0
                                    

'Apa ini mungkin? Sesuatu seperti ini ... apa itu benar-benar mungkin?'

Aku tidak bisa tidak mempertanyakannya.

Memang benar saat pertama kali aku mendengarnya, itu meninggalkan rasa tidak enak di mulutku.

Di tengah medan perang, bergerak di bawah perintah hampir tidak mungkin.

Kami tidak tahu kapan atau di mana sesuatu yang akan memengaruhi pertempuran bisa terjadi.

Tidak hanya situasi yang berubah setiap menit, tapi juga faktor di luar jangkauan prediksi komandan yang sering terjadi.

Jika sebuah variabel muncul di titik A, yang merupakan tujuan, lokasinya mungkin harus dipindahkan, dan kemungkinan panah atau sihir nyasar jatuh pada titik yang ditandai dengan koordinat juga tidak bisa diabaikan.

Bisa dimengerti untuk membangun kamp dalam pertempuran skala besar sambil menggerakkan pasukan ke dalam unit, tapi aku belum pernah melihat atau mendengar memberi situasi real-time pada individu.

Itu sebabnya aku tidak senang.

Meski Cermin Dewi bisa digunakan untuk melihat medan perang dengan jarak pandang luas, tanggung jawab untuk menanggapi variabel yang mendadak jatuh padaku.

Setelah memasuki operasi pertama, masih lamban, dan aku tidak menyukainya.

Tapi, setelah beberapa saat, aku harus mengakui itu di luar imajinasiku saat aku membuka kotak itu.

"Ini tidak masuk akal."

Kupikir aku bisa melakukannya sendiri dengan hanya menandai koordinat rute atau tempat, yang akan memungkinkan mereka menempatkan senjata di mana pun aku membutuhkannya.

Tapi, menetapkan target dan melihat detail adalah masalah lain.

Ada batasan kapasitas otak manusia, yang berarti ada batasan jumlah informasi yang dapat diterima dan dinilai manusia secara visual.

Tidak hanya tidak bisa melihat semuanya dengan jelas, tapi juga tidak ada cukup waktu untuk mengatur informasi.

Jika gerakanku lambat, aku akan bisa menerimanya, tapi merespon kecepatannya hampir mustahil untuk manusia normal.

'Aku punya mata khusus, Hyunsung-ssi.'

Mungkin ini yang dia maksud dengan itu.

Apa yang dia lakukan bukan sesuatu yang bisa dilakukan manusia biasa. Tidak ada pemain game atau perwira militer yang ku kenal bisa melakukan apa yang dia lakukan.

Evaluasi internalku terus naik.

Saat pertama kali aku bertemu dengannya, aku hanya berpikir dia cukup berguna.

Sama seperti ora meninggalkan kesan biasa saja padaku sekarang adalah teman yang sangat diperlukan dan saudara yang memimpinku.

Aku bertanya-tanya di mana si jenius itu bersembunyi di ronde pertama.

*(T/L: Pfff udah ketemu padahal)

Menyelamatkan dia dengan pedangku di dungeon tutorial adalah hal terbaik yang aku lakukan di ronde saat ini.

'Musuh!'

Aku bisa melihat para pemanah menarik panah di depanku, tapi aku tidak benar-benar perlu bergerak.

Koordinatnya akan segera diambil.

Seperti yang diharapkan, aku bisa melihat sinyalnya langsung masuk.

-[Titik C di 321,12.]

"Oke."

Meski penghalang itu tebal, dia masih terus menyerang.

Kiyeon [2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang