208 - G.T.O (4)

84 24 0
                                    

'Sungguh...'

Situasi ini terasa sangat tidak masuk akal sampai aku terus tertawa.

Orang-orang di depanku bisa digolonkan sebagai pemula, tidak peduli dari sudut mana aku melihatnya. Sekarang, aku memeriksa status window gadis kasar itu.

Dia sudah mengubah kelas pertamanya, tetapi statnya bahkan tidak bagus.

'Dia pasti digendong.'

Rekan satu timnya pasti membantunya dalam segala hal. Aku bisa dengan mudah melupakannya.

Tapi, dia tidak butuh bantuan ku, mengingat dia jelas menganggap ku sebagai orang yang dengan mudahnya tidak dia hormati.

'Han Sora?'

Saat tidak menerima balasan, gadis berambut pendek itu berbicara lagi.

"Guru?"

Wajar kalau aku berpikir jika aku tidak tahu harus berbuat apa. Rasanya konyol mencoba tampil cantik di depan ruangan yang penuh dengan pemula.

Sekarang aku harus mengkhawatirkan penampilanku, itu melukai harga diriku bahkan harus memikirkan cara menghadapi orang-orang gila ini.

Aku tidak perlu berpikir keras seperti yang aku lakukan dengan Ito Souta. Aku bisa menghancurkan mereka dengan paksa. Menanggapi emosi ku, Juliana berusaha lolos dari sarungnya.

Sementara itu, para pemula terus tertawa, mengira aku merasa malu. Aku tidak percaya Jung Hayan menggambarkan mereka sebagai 'baik'.

"Guru? Apa kau tidak memulai kelas?"

"Aku bukan guru. Panggil aku Instruktur Lee Kiyoung. "

"Ahhh. Jadi guru non-petarung juga harus dianggap sebagai instruktur."

Saat ini, lebih banyak tawa yang meledak dari kelas. Meski aku ingin tertawa bersama mereka, aku bukanlah tipe orang yang meloloskan rasa tidak hormat itu begitu saja.

"Huu..."

Saat aku menghela nafas, Han Sora mulai melontarkan hinaan lagi.

"Daripada mendesah, kenapa kau tidak memulai kela-?"

Whing!

Dalam sekejap. Juliana keluar sendiri dan mengarahkan bilahnya ke arah Han Sora.

Jeritan meletus saat pedang menebas berbagai objek yang dia lewati. Karena adanya item legendary, jendela mulai berdetak karena tekanan.

Dalam sekejap mata, pedang Juliana berada beberapa milimeter dari tenggorokan Han Sora.

"Uh..."

Pengganggu berambut pendek itu bahkan tidak bisa bereaksi dengan benar.

Hal yang sama berlaku untuk semua orang, yang tetap diam sampai Juliana tenang dan kembali padaku. Tapi, Han Sora mulai gemetar, sadar kalau dia hampir mati.

'Itu luar biasa...'

Melihat cairan kuning menetes di bawah mejanya, sepertinya dia benar-benar ketakutan.

"Ahhh..."

Pura-pura menjadi kuat ternyata lebih menyenangkan dari yang dibayangkan.

"Ini menyenangkan. Siapa namamu?"

Han Sora ragu. Mendengar ini, Juliana mengancam akan mendekatinya sekali lagi.

"Saya... Han Sora..."

"Jadi, kau adalah Han Sora. Sebelum aku memulai kelas, kurasa perlu dijelaskan latar belakangnya. Sepertinya banyak orang yang tidak puas dengan kelas ini."

Kiyeon [2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang