10. Brothers?

21.7K 1.6K 271
                                    

Felix terus saja menenangkan Haruto yang sudah hampir 2 jam tak henti-hentinya menangis.

Anak itu masih saja histeris dan terus meminta maaf pada Felix, mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu yang membuat Felix harus mendapatkan 5 jahitan di perutnya.

"Sudah, ini hanya luka kecil Haru"

"T-tapi gara-gara Haru, Kak Lix berdarah-darah.. Hiks HUWAAA"

Astaga, Felix mau pingsan lagi aja rasanya.

Flashback

"Haru suka?"

Haruto mengangguk antusias, 2 box ayam goreng ia habis kan sendiri, karena ayam goreng pemberian Felix begitu lezat.

"Kak Lix kita main Lego ya, ayam Haru udah abis"

Felix mengangguk kecil, membersihkan bekas ayam goreng dan membuangnya ke tempat sampah.

"Tapi Haru cuci tangan dulu" titahnya

Haruto menurut anak itu berjalan ke arah kamar mandi yang ada di dalam kamar, sembari menunggu Haruto mencuci tangan, Felix membuka ponsel untuk mengecek notifikasi yang baru saja berbunyi.

Tak!

Suara sepatu bersentuhan dengan lantai begitu terdengar jelas, Felix berbalik dan melihat seseorang baru saja memanjat balkon.

Seseorang berpakaian serba hitam

"LO SIAPA?!"

"kak Lix ad-AAAAA"

Haruto yang mendengar teriakan Felix sontak keluar dari kamar mandi dengan terburu buru.

Di balik masker yang dikenakan nya si baju tersenyum miring "Aku menemukanmu anak manis"

"HARUTO TETAP DI SITU JANGAN KESINI!"

Karena pintu balkon yang memang sengaja terbuka, si baju hitam dengan mudah bisa masuk. Felix segera berlari untuk melindungi Haruto di balik punggungnya "Jangan mendekat sialan!"

Kamar Haruto memang kedap suara, Jadi teriakan mereka tak akan terdengar sampai bawah.

"Minggir kau! Aku hanya menginginkan anak manis itu"

"Hiks... Haru gak mau!"

Felix begitu menggenggam erat tangan Haruto, jarak merek ke pintu kamar cukup jauh karena kamar Haruto begitu luas.

"Haru sekarang buka pintu, terus panggil kak Jeno" Bisik Felix sepelan mungkin

Haruto tampak ragu, tangannya mencengkram kuat tangan Felix "T-tapi.. "

"Cepat Haru! Tidak ada waktu, kakak hitung sampai 3"

Haruto sudah berancang ancang, si baju hitam semakin mendekat membawa pisau yang begitu mengkilat.

"Satu... "

"Dua.. "

"Tiga! LARI CEPAT!"

Haruto sekuat mungkin berlari ke arah pintu, meskipun kakinya sungguh lemas.

Sedangkan Felix mendorong si baju hitam yang akan menangkap Haruto.

"Kau! Beraninya kau bermain-main denganku bocah sialan!"

"PERGI KAU SIALAN!"

Crat!

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang