"Bagaimana keadaan mereka?" Hyunsuk yang baru saja sampai di ruangan si kembar langsung memberi pertanyaan beruntun pada Jeongwoo dan Junghwan, ia bahkan tak sadar jika ruangan yang mereka tempati sudah di penuhi banyak orang.
Haechan tak henti-hentinya menenangkan Hyunsuk yang terlampau panik, saking paniknya mereka hanya memakai celana pendek, baju kaos dan sendal jepit, apalagi Renjun yang baru bangun tidur rambut sudah seperti singa.
"Kata dokter mereka baik-baik saja, tak ada sesuatu yang perlu di khawatirkan"
Hyunsuk menghela nafas lega, setidaknya keadaan si kembar tak seburuk yang ia bayangkan.
Ceklek!
"Felix?"
Felix tersenyum kecil, baru 2 hari yang lalu ia pulang dari rumah sakit dan tadi mendapatkan kabar kalau si kembar masuk rumah sakit, tanpa babibu Felix langsung saja menyeret Hyunjin yang masih terlelap dalam mimpi.
"Kalian seperti gelandangan" Cibir Jihoon
"Yak! Adikku masuk rumah sakit mana sempat aku berdandan!"
Hyunsuk balas mendelik tajam kearah si Park, enak saja dikatakan gelandangan, tak tau kah dia bahwa Hyunsuk bisa membeli harga dirinya.
Renjun mendecih, berjalan kearah Junghwan dan menyingkirkan pemuda So itu dengan sekali tarik, lantas bersender di sofa "Minggir kau! Aku masih ngantuk"
Hyunjin yang masih setengah sadar ikut berbaring disebelah Renjun "Aku juga.. "
Felix dan Haechan menatap datar kekasihnya masing-masing, tapi mereka biarkan saja toh Hyunjin dan Renjun memang kurang tidur, Renjun yang semalam begadang karena ada beberapa urusan dan Hyunjin yang begadang akibat bermain game online.
"Eunghhh.. " Terdengar erangan pelan dari arah dua brankar, Travis dan Haruto sama-sama membuka kedua mata mereka
"HUWAA MAU PULANG!"
Haruto yang bahkan baru beberapa detik tersadar langsung menangis kencang ketika melihat tangannya yang tertancap infus, berbeda dengan Travis yang menatap langit-langit dengan tatapan kosong, ada sesuatu hal yang Travis pikirkan.
Hyunsuk dengan sigap menenangkan Haruto begitu pula dengan Junghwan.
Jeongwoo hanya menggeleng kecil melihat Haruto menangis sesegukan dipelukan Junghwan, seperti nya bungsu Watanabe itu memang anti sekali dengan rumah sakit.
"Hei, kau tak apa? Mau aku panggilkan dokter?" Jeongwoo dengan penuh hati-hati mengusap lembut tangan Travis yang tertancap infus.
"Mereka-"
Sorot mata Travis masih tampak kosong, begitu sendu menyimpan banyak luka.
"Mereka mati, Jeongwoo"
"Hei kau tenang Travis, semuanya akan baik-baik saja"
Jeongwoo tak tau Travis sekarang mengigau atau bagaimana tapi Travis terlihat gelisah, seperti orang ketakutan, kedua bola matanya tak henti-henti melihat keberbagai arah, seperti mencari sesuatu yang jeongwoo sendiri pun tak tahu itu.
Jeongwoo berdiri dan menarik Travis kedalam pelukannya "Kau tak perlu tau sosok dia, cukup jangan menjauh dari ku Travis maka semuanya akan baik-baik saja"
"Jeongwoo aku takut, aku takut mereka akan datang, apa aku akan mati di tangan mereka?"
"Tidak, kau akan baik-baik saja, cukup percaya padaku maka kau akan aman"
"Jeongwoo-"
Travis merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, tangannya yang tak tertancap infus memegang dada kiri dengan tangan gemetar hebat
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
أدب المراهقين"Bagaimana pun caranya saya harus mendapatkan dia" •Bxb --------------------- -1000% cerita fiksi, Fiksi atau cerkan adalah cerita atau latar yang berasal dari imajinasi-dengan kata lain, tidak secara ketat berdasarkan sejarah ata...