01. FWB

7.1K 254 4
                                    

Dimalam hari, kota Neo city dihiasi indahnya kelap kelip lampu. Banyak penduduk yang hilir mudik dengan berbagai aktivitas meski matahari telah terbenam 4 jam yang lalu.

Disalah satu tempat nista yang banyak di gemari para kalangan atas dan anak muda, Neo Club. Para penjaga depan yang melakukan tugasnya; berdiri tegap mengecek tanda pengenal dan batas umur, sesuai ketetapan pemilik Club.

Pengunjung yang mengenakan pakaian ketat dan minim--seksi. Musik DJ keras memekakkan telinga, tapi mampu membuat sebagian orang menggila berjoget ria diatas panggung yang memang telah disediakan.

"Sudah lama?"

Pemuda yang mengenakan pakaian casual itu mendongak melihat sosok lain yang berisi didepan mejanya, lalu bibir tipisnya tersenyum kecil sembari menggoyangkan gelas kecil bening berisikan alkohol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda yang mengenakan pakaian casual itu mendongak melihat sosok lain yang berisi didepan mejanya, lalu bibir tipisnya tersenyum kecil sembari menggoyangkan gelas kecil bening berisikan alkohol.

"Duduk, Mark."

Mau tak mau pemuda bernama Mark itu duduk di depan laki-laki yang tengah meneguk gelas seloki sekali teguk. Ekspresi wajahnya mengerut merasakan tenggorokan terbakar oleh sengatan Tequilla.

"Mau?" Tawarnya, mengisi lagi seloki itu dan diberikan kepada Mark.

Tentu saja diterima dengan senang hati dan langsung diteguk habis, ekspresi masam Mark membuat pemuda itu menahan senyum. Tangan kanannya bertumpu diatas meja, menopang dagu, mata kecil terkesan sipit itu menatap detail wajah Mark yang terlihat kelelahan, ada keringat dipelipis yang membuat rambut jadi lepek.

Ketika tatapan turun menuju leher Mark, ia meneguk ludah mendapati jakun si pria didepannya yang bergerak, seolah menggodanya ingin menjilati Apple Adam itu.

Mengigit bibir bawah, pria manis itu berkata, "Mau menari?"

....

Meliukkan badan, tubuh atasnya tak henti diraba-raba, dadanya diremas gemas dan sesekali tangan lancang Mark masuk kedalam celananya.

"Ngh ... Mhnn, Mark."

Menikmati perlakuan cabul itu, pemuda manis yang kini berada di pelukan Mark malah menyandarkan diri pada Mark yang memeluk dari belakang.

Tak memperdulikan sekitarnya, Mark terlarut dalam suasana romantisme yang membuatnya bergerak sesuai naluri, nafsu birahi telah naik dan celananya mulai terasa sesak.

Mengecup, menjilat bahkan menggigit hingga menimbulkan ruam ungu di kulit leher putih. Mark menyebutkan, maha karya.

"Jeno, aku buka ya?" Mark memainkan tali celana si manis, bersiap untuk ditarik agar mudah ditanggalkan.

"Kau mau aku disetubuhi semua pria yang ada disini? Yang benar saja."

Tak banyak bicara, tarikan kuat Jeno dapatkan di lengannya. "Auh! Mark?"

Buk!

Di pojok ruangan, Mark mendorong tubuh Jeno kedinding. Ciuman dengan lumatan tak sabaran dilayangkan membuat Jeno kewalahan, ketika ingin memberontak, mendorong tubuh Mark, tangannya malah ditahan dan ditekan didinding samping kepala.

[End] Kama - Harem JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang