04. FWB

3.2K 161 3
                                    

Jeno dengan baju kemeja oversize warna putih membaluti tubuh atas sedangkan bagian bawah mengenakan celana jeans hitam robek robek.

Ransel hitam menggantung di pundak bagian kiri, ia berjalan santai asik dengan ponsel sambil menaiki tangga kelantai dua, dimana kelasnya berada.

Bruk!

Ponsel dengan harga ratusan juta terlempar ketika seseorang dari belokan jalan menabrak Jeno. "Bangs--" Jeno menahan umpatannya ketika mengetahui pemuda berkacamata mengambil ponsel Jeno sambil berjongkok.

Untung ia di perbelokan sesudah tangga, gimana kalau pas di tangga ia ditabrak, mungkin aja langsung praktek gerakan meroda dari atas tangga sampai lantai bawah.

"M-maaf, Jeno. Gak sengaja," cicit pemuda berkacamata mengembalikan ponsel Jeno.

Melihat penampilan pemuda ini dari atas sampai bawah membuat Jeno menyeringit jijik, culun.

Bagaimana tidak, seragam yang begitu pas dibadannya dimasukkan kedalam celana kain terlihat Gober dikenakan, jangan lupakan ikat pinggang besar warna coklat, sudah mengenakkan kacamata bulat, rambutnya dibelah tengah mengkilat oleh minyak, ransel coklat besar digendongan belakang serta merangkul beberapa buku pelajaran.

Sumpah ya, Jeno ilfeel dengan tipe orang yang berpenampilan begini.

"Lain kali, jangan cuman pake kaki kalau jalan. Mata dipake juga," tukas Jeno mengambil kacamata bulat itu, bagian kacanya ditiup hingga menghasilkan uap lalu digosok di lengan bajunya, baru dipasangkan lagi pada pemuda didepannya.

Selepas itu Jeno pergi menabrak bahu pemuda berkacamata tanpa sepatah kata, tidak keras hanya saja mampu mendorong pemuda itu mundur selangkah.

Pemuda itu berbalik menatap punggung Jeno yang mulai menjauh, meninggalkan aroma parfum yang begitu nyaman dicium.

Parfum yang pasti mahal!

"Kulitnya cantik sekali."

...

"Jeno! Sebelah sini!" Dong-hyuck melambaikan tangan dengan suara nyaring agar Jeno dapat mengetahui keberadaannya diantara lautan manusia yang tengah menghabiskan waktu istirahat di kantin kampus.

Jeno tersenyum manis, membenarkan rangkulan tasnya sebelum berjalan menghampiri para temannya.

"Sudah lama?" Tanya Jeno yang duduk disamping Renjun, si pemuda irit bicara.

"Lumayan, satu jam yang lalu," tukas Dong-hyuck dihadapan Jeno, disamping Dong-hyuck ada Mark yang sibuk dengan ponsel.

Mereka berempat asik bercengkrama menghabiskan waktu hingga dua jam lamanya dikantin sana, entah itu mengobrol, mengejek satu sama lain ataupun bermain game online bersama.

Hingga tepat pada pukul 6 sore, mereka memilih pulang ke rumah masing-masing.

"Jeno, mau gue antarin pulang gak?" Tawar Dong-hyuck setelah berlari kecil menyamakan langkah kaki dengan Jeno didepan.

Jeno tersenyum, ia membalas rangkulan tangan Dong-hyuck dipundaknya, hanya saja tangannya mengalung di pinggang Dong-hyuck.

"Gak dulu deh, hyuck. Gue mau mampir ke suatu tempat, ada yang mau diurus," tolak Jeno bersandar di bahu Dong-hyuck sambil berjalan pelan.

Orang-orang yang melihat kedekatan itu mengira jika Jeno dan Dong-hyuck memiliki hubungan, tapi sayangnya Jeno memang tipe orang yang dekat dengan siapa saja, bahkan tidak ada yang heran jika Jeno mencium orang lain saking terbiasanya dengan kelakuan pemuda bermata bulan jika tersenyum.

Sedangkan dibelakang Jeno dan Dong-hyuck, Mark dan Renjun berjalan beriringan beberapa langkah jauh dibelakang. Raut wajah tak suka yang Mark torehkan begitu kentara hingga membuat Renjun disampingnya tersenyum mengejek.

"Jeno memiliki tubuh yang bagus," celetuk Renjun.

Mark menoleh kesamping dengan alis bertaut heran. "Maksud Lo?" Nada bicara Mark mulai berubah tak menyenangkan.

Ia berhenti yang membuat Renjun jadi ikut berhenti. Berbeda dengan Mark, raut wajah Renjun tak terbaca, datar tak berekspresi, sialnya Mark tidak bisa membaca tatapan mata yang Renjun berikan.

"Beberapa kali Jeno mengirimi foto bugilnya ke gue," Renjun menjeda perkataannya meresapi raut wajah Mark yang semakin mengeras, "sepertinya dia kurang hanya dengan satu teman FWB, atau mungkin dia udah bosen dan berniat mencari partner lain yang lebih memuaskan. Maybe, goyangan Lo letoy (?)"

Bugh!

[End] Kama - Harem JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang