09. FWB

2.1K 137 3
                                    

"auhh terlalu dalam Mark hnghahh."

Niat Jaemin pergi keruang kesehatan dipagi hari untuk meminta obat sakit kepala kini batal.

Tanpa sengaja mendengar suara dari pasangan mesum yang melakukan tindakan tak senonoh di salah satu bilik kamar yang tertutup tirai.

Tanpa memastikan lebih lanjut siapa sepasang orang itu, Jaemin sudah tahu jika itu Mark dan Jeno.

Ia keluar dari ruang kesehatan dengan wajah suram. "Jaemin, mau kemana? Itu ruangan--"

Jaemin melepaskan cekalan Renjun dan pergi tanpa sepatah kata, bukan bermaksud untuk bersikap tidak sopan, Jaemin sedang tidak mood dan ingin menyendiri.

Renjun tentu saja bingung melihat kepergian adiknya itu, ia memutuskan untuk mengambil obat dan memberikannya langsung nanti.

Baru masuk ke ruang kesehatan, ia sudah disambut oleh pemandangan Mark dan Jeno yang membenah pakaian mereka.

"Oh, Renjun. Ada perlu apa kemari? Penjaganya sedang keluar, gue yang mengganti untuk sementara," tukas Mark ramah sambil tersenyum, tangannya masih bekerja membenarkan resleting dan mengancingi celana Jeans-nya.

Lebih tepatnya, sengaja meramahkan diri sambil memamerkan kegiatannya yang terlihat sedikit kacau bersama Jeno.

Tanpa perlu perjelasan, Renjun tau apa yang baru terjadi. Ia hanya menghela nafas lelah, bingung ingin dipihak siapa sejujurnya.

"Mark, tolong berikan gue obat sakit kepala," pinta Renjun yang langsung di lakukan oleh Mark yang kini pergi ke lemari penyimpanan obat-obatan.

Kini Renjun beralih pada Jeno yang mengancingi kemeja putih polos duduk dipinggir ranjang kesehatan yang berantakan. Ia mendekat dan berlutut, membantu mengancingi baju itu.

Banyak ruam merah ditubuh atas sampai leher Jeno, jangan lupakan bibirnya yang tipis dan kecil kini membengkak serta memerah seperti habis disengat serangga, ada luka kecil dibagian dalam.

"Kenapa Lo datang ke kampus? Lo hari ini gak ada kelas kan?" Tanya Renjun, hidungnya mengerut mencium bau sperma yang kuat.

"Iya, bosen sendirian gak ada temen di rumah. Lo mau nemenin gak? Malam ini free kan?" Ucap Jeno menatap Renjun sambil tersenyum.

Renjun balas tersenyum, ia mengeluarkan sebotol parfum dari tasnya lalu disemprotkan ke seluruh bagian tubuh Jeno, termasuk ke wajah.

Uhuk uhuk

Jeno sampai terbatuk menutup mulut dan wajah dengan tangan kanan dan mengibaskan tangan kiri disekitar wajah.

"Renjun, ini obatnya." Mark datang tak lama kemudian dengan se tablet obat yang Renjun minta.

"Thanks, Mark." Setelah mengambil obat tersebut, Renjun pergi meninggalkan keduanya.

...

Pemandangan malam hari di kota Seoul tampak indah dilihat dari lantai 6 balkon apartemennya.

Gemerlap kelap-kelip bintang dan lampu-lampu beraneka ragam menghiasi gelapnya suasana malam hari.

Jam menunjukkan pukul 8 malam. Jeno memutuskan pindah kesebuah unit apartemen tak jauh dari tempat tinggal sebelumnya.

Ia hanya tak mau dikunjungi Mark ke rumah. Makanya pindah tanpa sepengetahuan yang bersangkutan dan sebenarnya jaraknya pun tak terlalu jauh dari rumah minimalisnya.

Jeno begitu menikmati suasana dinginnya malam dari balkon unitnya, bersandar pada railing balkon merasakan hembusan angin malam.

Ting tong

[End] Kama - Harem JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang