14. Kama

1.2K 82 0
                                    

Baru masuk kedalam ruang kelas, Renjun berpapasan dengan Mark. Suasana yang sepi dan hanya ada sekitar 3 mahasiswa lain didalam sana membuat keduanya bersikap asing seolah bukan teman dekat seperti biasanya.

Renjun melewati Mark begitu saja, dan Mark bahkan tak melirik sedikitpun kehadiran Renjun.

Waktu semakin cepat berjalan, kelaspun penuh. Hingga jam pelajaran dimulai, yang datang paling akhir adalah Jeno dan Dong-hyuck.

"Untung sempat!" Seru Dong-hyuck yang duduk di samping Mark sambil mengatur nafas.

Sedangkan Jeno duduk di paling belakang bagian tengah. "Ini semua salah Dong-hyuck si tukang tidur!" Saut Jeno dibelakang sana, menuai cibiran dan tatapan sinis yang dilayangkan pemuda Lee yang lebih muda beberapa bulan dari Jeno.

"Cih, tidak sadar diri," gerutu Dong-hyuck sambil merapihkan dan menyusun peralatan belajarnya diatas meja.

Mark hanya menepuk-nepuk punggung temannya berulangkali, bertepatan dengan itu dosenpun masuk dan kelas dimulai.

.

.

.

Hyunjin yang tengah berjalan santai di lorong menuju lapangan basket yang sudah sepi, mengingat kelas telah dimulai.

Sebenarnya, hari ini ia tak memiliki jadwal tapi memilih untuk datang ke kampus untuk bermain basket bersama teman yang lain.

Bola basket ditangannya di mainkan, di lambungkan keatas lalu ditangkap, begitu beberapa kali sambil terus berjalan. Ketika bola itu diputar dengan jari telunjuk dan jempol yang menjadi tumpuan arah matanya tak sengaja melihat kearah deretan loker.

Tak ada yang salah dari sana, hanya saja ada satu objek mencurigakan. Laki laki tinggi jangkung berkacamata mengenakan seragam sekolah.

"Buat apa anak SMA berada di sini?" Lirihnya terus memandanginya orang itu.

Ketika ia ingin menegur, orang itu sudah keburu pergi menjauh. Hyunjin berjalan lalu berdiri tepat didepan loker yang orang tadi memasukkan sesuatu kedalamnya.

Di pintu loker terdapat beberapa tempelan stiker kepala Samoyed lalu inisial huruf LJN.

"Bukannya ini loker Jeno?"

Dari kejauhan Hyunjin mendengar suara percakapan  berapa orang, dilihat diujung lorong sana ternyata rombongan Jeno dkk berjalan menuju kearahnya.

Diikuti dengan mahasiswa lain, ketika dilihat memang jam pelajaran kelas pagi telah berakhir. Dengan segera Hyunjin berjalan cepat meninggalkan tempat itu, tapi sayangnya Dong-hyuck melihat kepergian Hyunjin yang malah tampak mencurigakan baginya.

"Astaga, gue sibuk kemarin Mark. Kenapa marah-marah sih, gue gak ngapa-ngapain juga." Rupanya Mark tengah kesal karena kesulitan menghubungi Jeno tadi pagi untuk berangkat bareng kekampus.

Lagian itu kan diluar kendali Jeno, ia kecapekan abis tempur tadi malam sama Dong-hyuck, ketika Jeno melihat kearah si Dong-hyuck, laki-laki itu malah diam jalan sambil melamun.

Jeno sampai menyenggol Renjun didekatnya, dengan bahasa isyarat tanpa kata bertanya tentang Dong-hyuck melalui gerakkan kepala.

Renjun menoleh sekilas pada yang dimaksud, lalu mengedikkan bahu. Meski Dong-hyuck dan Renjun sering bertengkar dalam artian jahil tapi keduanya lebih sohib dibandingkan yang lain.

Sampai didepan lemari loker, semuanya menuju loker pribadi.

"Lagi-lagi?! Huh, dasar!" Gerutu Jeno yang tengah mencak-mencak rupanya mengundang perhatian temannya yang lain.

Mark dan Dong-hyuck menoleh kebelakang karena posisi lokernya bersebrangan dengan milik Jeno dan Renjun yang berdampingan.

"Kenapa Jen?" Tegur Renjun, masih dengan kegiatan memasukkan buku pelajaran kedalam loker sambil sesekali menoleh pada Jeno disamping.

Jeno menghela nafas gusar. "Loker gue kayaknya dibobol deh, gue selalu nemuin barang asing didalam sini."

Mark langsung bereaksi berlebih mendengar perkataan Jeno. Ia bahkan sampai menggeser Jeno guna berdiri tepat didepan loker Jeno dan mengobrak abrik isi dalamnya.

"Mark! Lo ngapain, sialan?!" Geram Jeno, lokernya yang rapi kini berantakan. Jeno mendorong yang lebih tua menjauh dengan paksa, untung saja Mark tidak sampai jatuh meski nabrak Renjun disampingnya yang ikut pula mendorong.

"Benda apa yang di masukkan kedalam loker Lo!"

Jeno abai dengan perkataan Mark, hingga Lee yang lebih tua menarik lengan Jeno untuk mendapat atensi. "Jeno, jawab kalo gue tanya!"

"Ck! Apa sih Mark, berlebihan banget." Jeno melepas cekalan Mark, begitu malas meladeni ketidak jelasan teman ranjangnya tersebut.

"Jen ... "

Buk!

Sebungkus jelly melayang ke dada Mark, akibat lemparan Jeno.

"Tuh, bendanya!"

Mark hanya melongo sambil menunduk melihat bungkus jelly di lantai. Sedangkan Renjun hanya menggeleng prihatin.

Mark pikir ada yang mengusili Jeno dengan maksud pembullyan, akhir-akhir ini emang anak kampus kurang suka dengan entitas Jeno. Beberapa dari mereka sering membicarakan yang tidak-tidak dan memposting sesuatu guna menyudutkan serta menjatuhkan Jeno.

Jadi Mark berwaspada, jikalau ada yang macam macam ia tak segan-segan maju diurutan pertama melindungi. Tapi sepertinya kali ini beda.

Ketika Jeno menoleh lagi kebelakang karena mengingat satu sosok yang sedari tadi tak ikut dalam obrolan. "Loh, Dong-hyuck mana?" Tanya Jeno tak menemukan Dong-hyuck disekitar mereka.

Renjun dan Mark ikut tersadar atas ketidakadaan satu rekan mereka. "Paling kebelet boker."

...

Jaemin baru saja keluar dari perpustakaan, tangan kanannya penuh memeluk tiga buku tebal seperti rumus, belum lagi tas punggung besar yang terlihat berat.

Kali ini ia memakai kemeja kotak-kotak warna ungu, celana kain model kulot dan sepatu hitam bertali, gaya rambutnya seperti biasa tersusun rapi menyamping dan diberi minyak.

Awalnya Jaemin berjalan santai, tapi ponsel di saku celananya bergetar. Sedari tadi waktu dirinya didalam perpus ponselnya berbunyi, karena terlalu berisik Jaemin pun jadi ditegur penjaga perpustakaan.

Jadinya ia memasang mode getar saja biar tidak menganggu, paling males bila saat belajar ada gangguan dari ponsel begini. Terlebih yang menelponnya adalah Yeji, saudaranya Jeno.

Awalnya Jaemin menjawab dan meladeni sekenanya, tapi lama kelamaan gadis itu malah rutin mengabarinya tiap hari, Jaemin merasa kurang nyaman dibuatnya.

Yeji is calling....

Fyuh~

Kali ini Jaemin memilih mengabaikan, setelah melihat ada notif pesan dari Yeji sebelumnya yang mengajak ketemuan untuk makan berdua.

Jaemin sama sekali tak ada waktu untuk bersenang senang sekarang, bentar lagi kelasnya akan mengadakan kuisioner, ia harus belajar yang giat biar mendapat nilai banyak.

Baginya belajar nomer satu, sebab kini ia tengah bersekolah guna menimba ilmu. Urusan lain nomor dua, maka dari itu pergaulannya kurang banyak dan kisah percintaannya kurang bagus.

Orang tua Jaemin pun dibuat khawatir, takut takut anaknya tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Tapi untunglah ada Renjun yang sudah pasti akan menuntun Jaemin.

Bagi Jaemin, Renjun bukan hanya sekedar kakak. Tapi juga temannya meski kadang ia sendiri agak canggung berinteraksi dengan kakaknya itu.

[]

[End] Kama - Harem JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang