02. FWB

4.5K 200 0
                                    

Jeno meringis sakit memijiti bongkahan pantatnya, berharap rasa nyeri pada lubangnya bisa berkurang.

"Dasar Mark berengsek! Kaparat!" Omel Jeno diruang ganti pengantin.

Untung aja diruang kecil itu hanya Taeyong dan Chenle, kedua pria itu hanya menatap miris Jeno yang terus membungkuk tak nyaman memegangi pinggangnya.

"Maaf ya, kak Taeyong kayaknya gue gak bisa ikut merayakan pernikahan kalian, gue duduk aja sakit."

"Sans aja Jen, gue paham kok, nanti gue panggilan Mark nemenin lo disini," ucap Taeyong mengelus rambut Jeno lembut, ia yang telah lengkap dengan tuksedo hitam dengan kemeja dalaman putih melihat dirinya sekali lagi didepan cermin.

Make up natural sudah selesai, pakaian sudah selesai. Ia tinggal menunggu panggilan untuk menghampiri Jaehyun didepan pastor. Bunga di saku kantong dibenarkan, Taeyong gugup, ia tak sabar tapi juga tak ingin menghadapi.

"Kak, jangan banyak gerak nanti berkeringat," celetuk Chenle menarik Taeyong agar duduk dikursi depan meja rias, laki-laki manis dan yang paling muda itu mengelus permukaan punggung kakaknya lembut memberi ketenangan.

Tok tok

Atensi ketiga pria itu beralih pada pintu yang diketuk, Chenle berdiri dan membukakan pintu. Tampak ia dan orang tak dikenal itu saling berbicara singkat sebelum Chenle beralih menghadap kearah Taeyong.

"Kak ayo, ini giliran kakak."

Taeyong semakin gugup ia berdiri menghembus nafas kuat menghilangkan rasa nervous. Jeno yang tengah rebahan dikursi panjang yang mempet didinding tertawa kecil melihat kegugupan calon kakak iparnya.

Yakin jika Jaehyun disini, wajah Taeyong akan menjadi ejekan dan Bullyan sang kakak untuk menggoda calon kakak iparnya ini, Jaehyun emang tengil dan menyebalkan.

"Jeno, kakak pergi dulu ya, semoga acara kali ini berjalan lancar," gumam Taeyong meremas jari-jemarinya sendiri.

Ia menghampiri Jeno dan mengecup kening calon adik ipar lalu berjalan menghampiri Chenle yang tampak jengah didepan pintu menunggu keleletan kakaknya, buang-buang waktu.

"Hah, akhirnya sendirian juga," ujar Jeno yang tiduran melipat kedua tangan diatas dada, ia sangat capek.

Sehabis bercinta dengan Mark tadi malam sampai pukul 3 dini hari, Jeno meminta untuk langsung diantarkan menuju gedung tempat kakaknya menggelar acara pernikahan.

Ia tau gedung itu aktif pada jam segitu karena paginya sudah menggelar acara pernikahan, jadi ia beristirahat disini daripada kebablasan tidur di hotel.

Mark? Jangan ditanya, sesampainya diparkiran gedung langsung tidur dan mengusir Jeno keluar. Tidak berperasaan, mana gak dibantuin masuk, Jeno jadi seperti pemuda jompo yang berjalan bungkuk memegangi pinggang.

Lama hanya dalam pikiran, Jeno tertidur pulas. Tak menyadari jika ada yang masuk kedalam ruangan itu dan terkejut melihat kehadiran Jeno yang tengah beristirahat.

"Kak Jeno?"

[End] Kama - Harem JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang