"Mama Ardi di rumah, Bu?"Ada di dalam." ibu menyuruh mantan suami Fara masuk. "Masuk aja, Ibu mau ke depan komplek, nunggu sayur lewat."
Aydin mengangguk, ia sengaja melajukan mobilnya dengan cepat balik ke rumah kenangan setelah mengantar kedua anaknya.
"Fara." Aydin memanggil si mantan ketika tidak menemukannya di dapur. Lalu ayah dua anak itu mencarinya ke ruang tengah namun tetap tidak ada, apakah dia di kamar?
Sebagai bentuk sopan santun Aydin mengetuk terlebih dahulu pintu kamar kenangannya dengan si mantan tapi tidak ada jawaban lalu dia memanggil lagi dan tetap tidak ada respon akhirnya Aydin mendorong pintu yang tidak dikunci.
Pantas tidak dengar, telinganya dipakai buat colokan headset. Aydin tidak mungkin melewatkan pemandangan indah ini, mantan istrinya berbaring telungkup membelakangi posisinya. Sepertinya Fara masih mengenakan kemeja tadi malam.
Cara Aydin menyadarkan si mantan akan keberadaannya adalah menyentuh betis Fara dengan ujung jari tidak butuh waktu lama si mantan langsung pasang muka.
Sebelum Fara memuntahkan lahar panas Aydin bertanya cepat. "Semalam mau mancing siapa?"
"Mas nggak tahu sopan santun?" Fara menatap tajam mantan suaminya.
"Kalau mau dilihat Gyan kirim pesan pribadi bukan update status."
"Mas!" mood nya masih jelek sejak kemarin. "Kalau bertamu itu nunggunya di teras bukan langsung nyelonong masuk."
Aydin tidak memasukkan ke hati kalimat Fara, dia masih fokus pada foto tengah malam tadi yang sudah diabadikan di galeri pribadi.
"Memangnya ada pria lain selain aku dan Gyan di kontak WA?"
Fara geram. "Urusannya situ apa?" Fara bangun, ia tidak sadar dengan pakaiannya yang hanya sebetis ditambah kancing tidak tertutup dengan sempurna.
"Nggak baik aja kalau wanita jadi konsumsi banyak orang, terutama laki-laki." Aydin melirik HP Fara, bayangannya malah ke mana-mana ketika melihat kondisi ranjang yang WOW tapi ngangenin. Sprei kusut, mungkin bayang mereka yang semalam bercinta di sana.
"Coba lihat, sudah berapa pasang mata yang melihat pose mu?"
"Mas ke sini buat komentarin statusku?"
Aydin mengangguk, sumpah dia tidak bisa tidur semalam gegara postingan di status WA sang mantan. Andai bisa ia sudah ke sini semalam, tapi tidak mungkin kan? Masuk ke kamar mandi malah semakin menyiksa diri!
"Kamu bilang Gyan laki-laki baik tapi kenapa nggak negur saat post begituan?"
Perasaan Fara tidak pernah melihat pembaruan status si mantan tapi kenapa Aydin kepo? Ia juga tidak peduli sekalipun pada kehidupan si mantan setelah mereka bercerai.
"Dengar ya Mas, sekalipun aku mau jingkrak-jingkrak itu sama sekali nggak ada urusan sama Mas."
"Itu berlaku kalau diantara kita tidak ada Ardi dan Dilla."
Apa? "Jangan cari masalah deh Mas." Fara mendorong pria itu agar keluar dari kamarnya. "Mas sama Vina hubungannya naudzubillah, mending intropeksi diri dari pada komentarin hidup orang!"
Fara memang berhasil mendorong si mantan tapi bukannya keluar melainkan pintu kamar yang tertutup dengan punggung Aydin, tak perlu berbalik dengan posisi begini pria itu bisa mengunci pintu dan memasukkan kunci ke saku celananya.
"Jangan macam-macam Mas!" Fara memberi peringatan.
"Aku sudah mengaku salah juga belajar dari kesalahan, kalau tidak mungkin sekarang aku masih sama Vina." Aydin melanjutkan. "Aku tidak pernah menganggap diriku bersih karena itu ketika kamu meminta tolong untuk berbicara dengan Ardi aku selalu menolaknya, karena tahu aku tidak pantas."
"Keluar Mas." Fara risih berbicara dengan mantan suami di kamar, lagi pula di sini hanya ada mereka berdua.
"Menurutmu aku kepo, oke aku tidak menampik. Tapi satu yang perlu kamu tahu aku cemburu saat tubuhmu diminati banyak orang."
"Bukan urusanku." cemburu atau tidak itu urusan si mantan. "Aku tidak pernah ikut campur pada urusan Mas, mau bawa Vina apartemen atau mau beranak dengannya pun aku tidak peduli."
"Itu karena kamu terlalu membenciku, tapi kamu tidak mau tahu kenapa aku melakukan itu."
Fara tidak ingin bicara panjang lebar lagi, ia menyuruh Aydin keluar sekarang. "Urus saja hidup Mas, kalau memang sudah bosan dengan Vina Mas bisa cari wanita lain."
"Aku cuma mau kamu."
Kesabaran Fara sudah habis ia tidak akan senang-segan mengatai mantan suaminya bila Aydin tetap tidak keluar.
"Tahu diri aja sih Mas, aku pernah bilang kan kalau sudah berpisah aku tidak akan kembali lagi dengan orang yang sama dengan ala----"
Apa-apaan ini? Fara berusaha melepaskan diri tapi tidak bisa karena tenaga Aydin lebih kuat darinya.
Posisi mereka cukup dekat cukup dengan sebelah tangan Aydin merengkuh si mantan dalam pelukannya dan membungkam bibir yang akan melontarkan kalimat-kalimat pedas namun tetap tidak akan menyakiti Aydin.
Jujur bukan karena tidak ingin mendengar kalimat pedas Fara tapi sudah semalaman Aydin menahan diri, sekarang ia berhadapan dengan wanita yang sudah membuatnya gundah gulana sejak semalam, teryata aura janda-nya lebih kuat ketika bertemu langsung. Maaf Aydin khilaf.
******
Seumur hidupnya tidak pernah terjadi hal memalukan dan sekarang saat sudah berstatus janda ia tahu bagaimana rasanya malu dan sialannya ia malu pada ibunya karena si mantan gila.
Iya, ibu memergoki mereka yang sedang.... sudahlah!
Saat pintu diketuk Fara yang membukanya, sayang ia tidak bisa menyembunyikan si mantan sialan dan Fara yakin keadaannya sangat memperihatinkan.
Sekarang yang mendengar omelan bu Mukarramah ya dia sendiri karena Aydin sudah pamit.
"Itulah kalau nggak mau dengar kata orang tua!"
"Bukan aku yang mulai Buk." suara Fara lemas.
"Sama aja!" ibu sudah memperingati berkali-kali. "Aydin itu masih cinta sama kamu, ya kali kamu nggak peka!"
"Tapi aku nggak!"
"Jadi mau maksiat terus?"
Fara disudutkan oleh ibu sendiri. "Baru sekali ini Bu."
"Tetap aja dosa Fara."
"Nggak akan kuulangi."
"Sore nanti Ibu mau ke rumah bu Nadira, beliau juga harus tahu."
"Ibu!" Fara kesal. "Ini salah paham dan aku janji nggak akan terulang lagi."
"Terus maumu apa? Nikah sama Gyan dan berantem terus sama Ardi?" ibu mengela napas kasar. "Kamu itu udah tua harusnya mikir Fara!"
Fara tidak mau balikan dengan mantan sialan itu.
"Anak-anakmu mau kalian kumpul lagi seperti dulu dan Aydin sudah berusaha sebaik ini, harusnya kamu pertimbangkan bukan menyalahkannya lagi."
Banyak sisi yang dipertimbangkan oleh ibu tentang Aydin terlepas dari kejadian hari ini. Salah satunya adalah sebagai ayah andai dia mau, hak asuh anak akan jatuh ke tangan laki-laki itu tapi Aydin tidak melakukannya karena sayang Fara. Tapi putrinya masih terpaku pada kesalahan yang dilakukan papa Ardi dulu, oke tidak masalah. Tapi sudah berapa musim terlewati? Nyatanya kedua orang itu belum menikah juga karena ada saja halangannya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan istri
RomanceCerita sepasang mantan, yang masih bertemu selama 7 hari dalam satu minggu hanya saja tidak lagi 24 jam.