15

4K 582 46
                                    

 
    Aydin tidak datang sendiri ketika mendapat telepon dari orang tuanya ia membawa serta kedua anak-anak setelah mendapatkan izin Fara, tentu saja ibu Ardi memastikan terlebih dahulu dengan menghubungi Nadira sebelum memberikan izin pada mantan suaminya.

Entah kepentingan apa yang dimaksud oleh sang bunda kini ayah dua anak tersebut sudah duduk berhadapan dengan Nadira.

"Jadi, kabar bahwa kamu punya pacar itu benar?"

Aydin tidak langsung menjawab, sebaris tanya itu membuatnya harus berpikir lebih jeli karena kalau salah memberikan jawaban maka masa depannya akan berubah.

Tatapan Nadira tajam pada putranya. 

"Eum....bisa dikatakan begitu."

"Berarti sudah lama?" 

"Mungkin."

"Berikan Mama jawaban yang jelas Aydin!" tegur Nadira.

"Ini hubungan biasa, Mama jangan terlalu----"

"Sebiasa apa, bisa kamu rincikan?" Nadira berpikir lebih baik berbicara langsung pada intinya, Aydin bukan lagi anak-anak walaupun akan memalukan menyinggung soal benda yang lihatnya di apartemen sang putra. "Mama menemukan bra di bawah ranjangmu, apakah itu disebut hubungan biasa?"

Apa?

"Itu bukan milik Fara, Mama juga sudah mengkonfirmasi dengannya."

What??? "Fara juga tahu tentang bra itu?"

"Ternyata benar itu memang milik pacarmu." Nadira kesal pada anaknya. "Seusia kamu itu memang tidak wajar lagi berpacaran, yang mana orangnya kenalkan pada Mama."

Ouh Tuhan.... wajah Aydin memerah mengingat mamanya sudah memberitahu Fara tentang benda itu. 

Kalau itu memang punya Vina kenapa wanita itu tidak pernah mengatakan bahwa benda miliknya itu hilang? Padahal dia bisa bertanya, kan?

Tapi Aydin selalu sadar saat melakukan sesuatu dengan Vina ia tidak sampai melepaskan pakaian apalagi underwear milik wanita itu, cukup menyingkapnya semua akan terlihat. Astaga!

"Mama melihatnya di apartemenku harusnya bukan Fara yang harus Mama temui tapi aku."

"Kenapa malah mempermasalahkan hal itu?" Nadira bertanya lagi. "Maaf kalau Mama langsung menilai bahwa dia bukan wanita baik-baik sekalipun kamu biangnya!"

"Ma...." Aydin kepikiran Fara, Wanita itu sudah sangat membencinya kini ditambah kabar seperti ini kira-kira masih maukah si mantan melihatnya?

"Tapi Mama tidak bisa diam begitu saja. Apakah sekarang dia sedang hamil?"

"Tidak Ma! Aku masih waras. Kalau ada yang ingin kuhamili itu cuma Fara."

Nadira terkejut matanya membola lalu selang beberapa detik ia melemparkan batal ke wajah putranya.

"Beraninya bicara seperti itu sementara kamu punya hubungan dengan wanita lain!" 

"Aku cuma pacaran dengannya."

"Itu namanya kamu mempermainkan wanita, Aydin!"

"Ini hubungan berdasarkan suka sama suka, walaupun aku menyayanginya bukan berarti aku akan memperistrikannya. Dari awal menjalin hubungan aku sudah memberitahunya bahwa aku terpikirkan untuk menikah."

Bertambah kesal Nadira mendengar kalimat panjang tak berbobot itu. "Sayang tapi tidak mau serius lalu kenapa kamu menyentuhnya?"

"Yang penting dia masih perawan Ma. Aku tidak sebrengsek itu."

Dalam hati Nadira menyebut, tingkah putranya sudah di luar jalur. Aydin sama saja mempermainkan wanita dengan sikapnya seperti ini.

"Anak siapa, Mama akan melamarnya untukmu."

Mantan istriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang