Cuma Pura-pura

47 8 1
                                    

"Kalau kamu pertahankan, tidak ada yang bisa menjamin kalau kamu dan bayimu akan selamat," jelas Naura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalau kamu pertahankan, tidak ada yang bisa menjamin kalau kamu dan bayimu akan selamat," jelas Naura.

"Hidup tidak bisa dijamin oleh siapa pun selain Tuhan, Kak. Aku percaya kalau memang ditakdirkan untuk mati, besok pun aku bisa mati," sanggah Syahila.

Kali ini giliran Ratih yang angkat bicara. "Kami cuma tidak mau kamu menderita, Nak. Aku tahu kalau kamu pasti berat melepaskan janinmu, tapi bagaimana kalau nanti kalian berdua tidak selamat?"

"Aku akan mempertahankan bayiku. Aku tidak peduli kalau memang aku harus menderita. Mama dan Kak Naura adalah seorang ibu, aku yakin kalian pun akan melakukan hal yang sama jika berada di posisiku," balas Syahila.

Syahila tidak menatap Naura dan Ratih ama sekali saat berbicara. Dia berusaha untuk terlihat tegar. Perempuan itu masih dirawat di rumah sakit, Naura dan Ratih datang untuk menjenguknya. Syahila tahu bahwa Keanu pasti meminta Naura dan Ratih membujuknya agar mau menggugurkan kandungannya. Namun kemungkinan sekecil apa pun akan diambil oleh Syahila, meskipun resikonya sangat berat.

"Maaf, Ma, Kak, aku orangnya sangat keras kepalanya. Keanu tahu itu, jadi seharusnya dia juga sudah tahu kalau siapa pun yang membujukku hasilnya akan tetap sama," lanjut Syahila.

Dada Syahila yang sejak tadi sesak, makin penuh setelah dia merasakan usapan lembut Ratih  di rambutnya. Dia melirik ke arah ibu mertuanya yang berwajah teduh itu. Bisa dia lihat tetesan air mata yang mengalir ke pipinya.

"Mama mengerti, Nak. Kalau kamu mau berjuang untuk anakmu, Mama tidak akan menahan," ucap Ratih.

Naura membesarkan matanya dan menegur, "Ma, Mama tahu konsekuensinya?"

Ratih menoleh kepada Naura. "Ini pilihan Syahila. Dia yang mengandung dan akan melahirkan bayinya. Kita hanya harus mendukungnya."

"Keanu pasti marah kalau tahu Mama mendukung Syahila. Sebagai dokter pun, aku tidak menyarankan Syahila untuk mempertahankan Janinnya, terlalu berbahaya," terang Naura.

Ratih terdiam sejenak dan tampak mengatur napasnya. Dia kemudian mengatakan bahwa tidak semua orang sekuat Syahila. Dan menurutnya Syahila oantas untuk melahirkan bayinya karena dia akan menjadi ibu yang hebat.

"Terima kasih, Ma," ucap Syahila yang sudah tidak bisa menahan air matanya.

"Mama mengerti perasaanmu, Nak. Kalau memang mau melahirkan bayimu dengan selamat, kamu harus kuat, ya," ucap Ratih.

Syahila mengangguk-angguk. Dia tersenyum di tengah-tengah tangisannya. Akhirnya ada yang mendukungnya, meskipun sampai sekarang Keanu masih menolak gagasannya.

Naura yang tidak setuju dengan keputusan Ratih dan Syahila langsung berdiri dan meninggalkan tempatnya tanpa kata. Senyum Syahila yang tadi mengembang kepada Ratih langsung hilang. Untungnya Ratih segera menenangkan Syahila bahwa Naura seperti itu karena dia peduli kepadanya dan sama seperti Kenau, Naura tidak ingin kehilangannya.

Kiyomi: Kehangatan yang PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang