Kehamilan Ektopik

51 10 1
                                    

Syahila bangun pagi-pagi dan langsung ke kamar mandi membawa test pack

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Syahila bangun pagi-pagi dan langsung ke kamar mandi membawa test pack. Setelah mengeluarkan seni ke wadah gelas plastik, dia membuka test pack strip yang diberikan Naura kemarin. Dia membaca instruksi yang tertera di bungkusnya sebelum merendam strip itu sampai batas max.

Perempuan yang masih mengenakan gaun tidur yang tipis itu mondar-mandir di depan toilet tempat dia meletakkan gelas plastik dan test pack strip-nya. Dia sudah menghitung 60 selama dua kali yang berarti baru dua menit. Dan masih butuh delapan menit lagi. Namun, dia sudah tidak sabar dan ingin melihat hasilnya.

Ketukan terdengar di pintu kamar mandi dan disertai tanya dari Keanu yang terdengar khawatir, "Sayang, kamu tidak apa-apa di dalam, kan?"

Pusing dan mual Syahila belum sembuh, sehingga Keanu tentunya sangat khawatir kalau-kalau terjadi apa-apa dengan istrinya di dalam kamar mandi. Namun, lelaki itu bernapas lega begitu mendengar sahutan Syahila dari dalam yang mengabarkan bahwa dia baik-baik saja dan sedang menunggu hasil tes kehamilannya.

Keanu menekan gagang pintu yang ternyata tidak dikunci. Dia pun mendorong pintu yang telah terbuka itu dan menyusul Sayhila.

"Kenapa mondar-mandir begitu?" tanya Keanu.

Syahila meletakkan telunjuknya di depan bibir, "Ssst … 58, 59, 60. Sudah empat menit. Jangan ganggu dulu!"

Keanu tersenyum tipis, lalu menyentuh kedua lengan Syahila.

"Ayo keluar dan lihat jam, daripada mondar-mandir di sini," pinta Keanu. "Hasilnya tidak akan berubah, mau kamu tunggu di sini atau tunggu di luar," lanjutnya setelah melihat penolakan di wajah Syahila.

"Aku terlalu excited, Sayang. Aku tidak sabar," ucap Syahila.

"Aku tahu. Aku juga penasaran, Sayang. Tapi, kamu harus istirahat atau hari ini kamu tidak boleh ke sekolah lagi," tekan Keanu.

Mau tidak mau Syahila mengalah dan mengikuti Keanu keluar dari kamar mandi. Perempuan itu kembali berbaring seperti yang diinginkan Keanu. Masih ada waktu satu jam yang bisa dia gunakan untuk beristirahat sebelum bersiap-siap ke sekolah.

Untuk urusan beberes dan menyiapkan sarapan semua dikerjakan oleh Keanu. Saat ini, lelaki itu sedang sibuk menyapu lantai kamarnya dan sesekali memberikan senyum kepada Syahila yang menatapnya.

"Aku sangat beruntung punya suami kayak kamu," sebut Syahila.

"Makanya aku disayang-sayang. Katanya lelaki kayak aku, tuh, cuma satu dari sejuta," ucap Keanu membusungkan dada agar terlihat keren.

"Kurang sayang aku sama kamu?" kekeh Sayhila.

"Kurang banyak, mana pernah kamu panggil aku 'Sayang' di depan orang-orang. Aku mau cium di depan Mama aja, kamu tolak," urai Keanu, lalu memajukan bibirnya seperti mulut bebek.

Syahila hanya tertawa pelan. Sementara Keanu melanjutkan menerangkan bahwa Syahila juga sering mengomelinya. Dan kadang hal itu membuatnya sangat sedih. Sambil mengungkapkan kesedihannya yang hanya candaan itu, Keanu memaksakan suaranya seperti orang yang sedang menangis terisak-isak.

Kiyomi: Kehangatan yang PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang