Syahila berbaring di ranjangnya. Dia menatap langit-langit kamarnya seperti kebiasaan yang sering dilakukannya ketika banyak pikiran. Dia masih ingat kejadian di depan kafe saat dia meneriaki Fadil. Setelah dua tahun bertahan, hubungan mereka kandas juga. Anehnya, tidak seperti ketika putus cinta sebelumnya di mana dirinya menangis semalaman suntuk sampai matanya bengkak. Kali ini, dia justru bertanya-tanya ke mana kesedihannya setelah kehilangan Fadil. Hal yang membuat dia meneteskan air mata hanyalah rasa malunya atas perbuatan Fadil di depan temannya dan juga hinaan lelaki itu yang mengatainya murahan.
Perempuan itu bangkit dan langsung meraih ponselnya yang berdering. Sudah larut malam dan masih saja ada orang yang menelepon. Saat melihat nama Fadil, dia meletakkan ponselnya lagi dan membiarkan benda itu berdering. Dia memilih keluar dari kamarnya dan ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur. Pikirnya, Fadil akan lelah dan berhenti menghubunginya jika tidak diacuhkan. Namun, dia salah karena sekembalinya ke kamar ponselnya masih berdering. Mau tidak mau, dia menerima panggilan itu daripada diteror terus-menerus.
"Ada apa lagi kamu menelpon? Belum puas kamu ngata-ngatain aku tadi, hah?" sembur Syahila begitu dia menerima sambungan telepon di ponselnya. "Kita udah putus, jadi jangan pernah hubungi aku lagi!" tegasnya.
Suara dehaman terdengar dari ponsel yang membuat Syahila mengernyit karena dia hafal betul suara dehaman Fadil. Dan yang dia dengar barusan tidak terdengar seperti Fadil.
"Putus? Kita bahkan belum pacaran," balas lelaki yang menghubungi Syahila itu.
Sambil meringis pelan dan mengumpati dirinya dalam hati, Syahila menatap layar ponselnya dan melihat nomor tanpa nama di layarnya. Nomor yang sama yang menghubunginya tadi sore, Keanu. Untuk apa pula lelaki itu menghubungi Syahila di tengah malam begini?
Syahila memukul-mukul jidatnya pelan sambil bergumam, "Dasar bodoh!"
"Ya, kenapa?" tanya Keanu, tidak begitu mendengar perkataan Syahila. "Aku ganggu, ya?"
Selama beberapa detik, tidak ada jawaban dari Syahila. Perempuan itu memilih mengatur napas untuk menekan rasa malunya. Tidak hanya mendengar Syahila dinetak di ponsel, Keanu juga mendapat pukulan dari Fadil.
"Kamu pikir aja sendiri," jawab Syahila akhirnya.
"Jutekmu tidak pernah berubah. Tapi, kayaknya kamu jutek begitu cuma sama aku," balas Keanu.
"Ya, karena yang nyebelin cuma kamu."
"Orang nyebeil biasanya ngangenin, loh."
"Dih, ke-PD-an banget."
Senyum Syahila mengembang. Untuk pertama kalinya, dia tersenyum karena Keanu. Dia mengingat-ingat lagi saat sekolah dulu tentang alasan dia sangat tidak menyukai Keanu. Lelaki itu terlalu konyol dan Syahila yang tidak suka bercanda membenci tingkahnya itu. Kelasnya akan damai jika tidak ada Keanu, sehingga dia bisa meresapi bacaannya tanpa keributan. Namun, hanya dirinya yang tidak suka dengan tingkah konyol lelaki itu. Kalau dia pikir lagi, mungkin masalahnya ada pada dirinya, bukan Keanu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiyomi: Kehangatan yang Pergi
RomanceNomor peserta: 077 Tema yang diambil: Marriage Life Blurb: Apa harta yang paling berharga untukmu? Jika kamu bertanya kepada Keanu dan Syahila, maka jawabannya adalah Kiyomi. Sebagai orang tua, tujuan hidup Syahila dan Keanu adalah anak semata wayan...