Kekasih Keanu

102 8 0
                                    

Ansel berlari kencang di taman yang dipenuhi pohon tabebuya yang bunganya mekar menyerupai sakura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ansel berlari kencang di taman yang dipenuhi pohon tabebuya yang bunganya mekar menyerupai sakura. Dia berteriak memanggil Kiyomi yang berjalan pelan agak merangkak karena baru saja bisa berjalan seminggu yang lalu. Celotehan Kiyomi terdengar, memanggil-manggil Ansel dengan bahasanya sendiri. Sementara Ansel terus berlari mengejar kakak sepupunya itu.

"Yomi, ayo cini!" teriak Ansel, melambai-lambai.

Kiyomi berhenti, menoleh ke belakang kepada Syahila yang berjalan mengawasinya. Anak itu menaik-turunkan bokongnya dengan tangan yang bergoyang-goyang menunjukkan antusiasme yang tinggi. Giginya yang sudah ada empat tampak lucu saat dia tersenyum lebar.

Begitu Syahila sampai di dekat Kiyomi, bayi itu mengangkat satu tangannya yang langsung dipegang oleh Syahila. Perempuan itu menggandeng Kiyomi sampai di dekat Ansel yang berdiri di bawah pohon tabebuya.

"Nti, Nti, Unga antik miyip Yomi," ucapnya, menengadah menatap bunga keunguan di atas pohon.

"Bunganya cantik mirip Kiyomi?" tanya Syahila.

Ansel mengangguk kencang, lalu dia mendekat Kiyomi dan mencubit pipinya.

"Yomi antik," puji Ansel, masih mencubit Kiyomi yang terkekeh-kekeh dengan gemas.

Kiyomi langsung melepaskan tangan Syahila. Dia maju dan memeluk Ansel.

"Ayo kita pulang ke Oma! Di sana banyak makanan enak," ajak Syahila kepada Ansel dan Kiyomi.

"Oma, Oma," ucap Ansel melompat-lompat. "Ayo Yomi, Oma mamam."

Kedua anak itu beranjak sambil bergandengan. Dengan sabar dan raut ceria, Ansel menyamai langkah pelan Kiyomi. Sementara Syahila hanya mengawasi mereka dari belakang.

Ratih berada di bawah pohon tabebuya yang tidak jauh dari danau dan lintasan lari yang sering digunakan oleh orang-orang untuk olahraga. Dia duduk di atas karpet dengan berbagai jenis makanan di sana. Piknik di taman itu adalah ide Ratih. Menurutnya kedua cucunya yang selalu dititipkan kepadanya harus dibawa jalan dan bertemu banyak orang sejak dini, sekaligus mengajar mereka untuk bersosialisasi. Namun bukannya mencari teman, Ansel dan Kiyomi hanya asyik bermain berdua.

"Oma!" teriak Ansel kencang membuat Ratih yang menikmati stroberi menoleh.

Ratih melambai sebagai tanda panggilan kepada Ansel dan Kiyomi yang berlari ke arahnya.

"Ayo sini, Nak. Oma punya banyak buah, loh," ucap Ratih.

Begitu Kiyomi dan Ansel sampai di dekat Ratih, mereka duduk sesuai permintaan neneknya itu. Mereka membuka mulut bersamaan, meminta agar disuap Ratih lebih dulu.

"Anak pintar suap sendiri," sebut Ratih, dia menyodorkan dua garpu plastik khusus anak-anak.

Kedua anak itu meriah sendok dan mulai menusuk potongan buah yang mereka inginkan. Ratih hanya memerhatikan mereka yang menikmati buah dengan riang, bahkan Ansel sesekali menyuapi Kiyomi.

Kiyomi: Kehangatan yang PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang