BROKEN
••••
HAPPY READING🖤
Liburan Draco dan Astoria berjalan sangat lancar. Mereka berlibur ke bali dan sudah 1 minggu disana. Mereka benar benar seperti orang berpacaran. Draco dan Astoria tinggal di satu kamar yang sama. Mereka juga satu kasur, Draco benar benar menikmati nya tanpa memikirkan apapun. Bahkan dia juga tidak memikirkan Hermione, istrinya.
Sore ini, mereka sedang berada dipantai.
"Kau sangat cantik Astoria, aku sangat mencintaimu." Draco hanya menggunakan celana boxernya, dan Astoria hanya menggunakan pakaian bikininya.
"Aku juga sangat mencintaimu, Drake." Astoria melumat bibir Draco.
"Ayo menikah, pulang dari sini aku akan menceraikan wanita itu." bisik Draco kepada Astoria.
Astoria mengangguk dengan semangat dan memeluk Draco. Lalu mereka bersama bermain di pantai.
3 hari sebelum mereka pulang, Astoria pamit sebentar ingin keluar ada urusan. Dan Draco hanya mengiyakan saja. Namun, entah mengapa Draco sangat ingin mengikuti wanita itu. Karena, selama 2 hari ini Astoria selalu tiba tiba menghilang cukup lama.
Draco mengikuti Astoria hingga langkahnya terhenti ketika melihat Astoria berpelukan dengan lelaki lain. Draco merasakan seperti ada petir yang menyambar ke dalam tubuh nya, dia kini hanya bisa terdiam seribu bahasa tanpa bisa melakukan apapun. Dia melihat bagaimana Astoria dibawa oleh lelaki itu masuk ke dalam kamar.
Draco mengepalkan tangannya sangat keras. Ia menghampiri kamar itu. Langkahnya terhenti ketika mendengar suara desahan Astoria.
"Ah-- Aku sangat merindukanmu. Bagaimana bisa kita bertemu disini, sayang?"
Sayang? Astoria memanggil lelaki itu dengan sebutan sayang?
Pintu kamar hotel itu masih sedikit terbuka. Jadi Draco masih bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Setelah ini, aku akan menikah dengan Draco. Aku akan mengambil semua hartanya. Lalu kita bisa bersama dengan bahagia, sayang."
Draco tersenyum miris. Ia meneteskan air matanya dan dengan langkah yang gusar, Ia kembali ke kamar hotelnya.
Di dalam kamarnya, dia berteriak sekeras mungkin. Hatinya benar benar hancur. Hidupnya seakan runtuh seketika.
Astoria mengkhianatinya itu adalah hal yang sangat membuatnya sakit.
Ditengah kekacauannya, tiba tiba bayangan Hermione melintas difikirannya. Ia meraih ponselnya dan terdapat banyak pesan dari Hermione disana yang tidak pernah ia balas sekalipun.
Granger.
Draco, kau sedang apa? Aku baru selesai membereskan rumah. Huuh cape sekali tapi aku senang!
Draco, sudah malam. Disana apakah sudah malam? Jangan lupa makan!
Draco, pagi ini Orang tua mu mendatangiku, aku menyiapkan semuanya sendirian. Aku memindahkan barang barangku kekamarmu, sengaja biar mereka tidak curiga hehe maafkan aku, tapi aku sudah memindahkannya kembali kekamarku.
Hufft cape sekali aku bekerja kali ini. Bagaimana liburanmu? Apakah menyenangkan? Nikmati waktumu ya!
Draco, aku merindukanmu:( sepi sekali rasanya tidak ada dirimu dirumah ini.
Draco, ada seorang lelaki misterius yang datang kesini. Ternyata dia sahabatmu, sahabatmu ternyata menyenangkan. Aku menyukainy.
Draco, jaga dirimu disana. Sampaikan salamku kepada Astoria.
Draco, selamat berbahagia! Aku merindukanmu.Draco melempar ponsel itu ke atas kasur dan berteriak sekencang mungkin. Bodoh. Bodoh sekali. Mengapa dia bisa kecolongan seperti ini? Mengapa Astoria berani sekali berselingkuh dibelakangnya? Mengapa?
Draco berteriak, Ia melemparkan semua barang didalam hotel itu. Ia benar benar marah sekarang.
Marah karena ternyata Ia mencintai seseorang yang salah.
****
Draco dan Astoria pulang bersama sama. Meski merasa sangat sakit hati, Draco tetap pulang bersama Astoria. Benar seperti apa yang dilihat Draco, Astoria berselingkuh darinya. Bahkan wanita itu melakukan hubungan intim dengan lelaki itu dikamar hotel saat dibali. Draco marah besar kepada Astoria. Dia bahkan tak berbicara sepatah katapun setelah pengakuan itu.
Setelah mengantar Astoria pulang, kini giliran dia yang pulang. Draco masuk ke dalam rumahnya dengan hati hati. Dia sangat malu untuk berhadapan dengan Hermione.
"Hahaha yang benar saja Harry! Ginny pasti tidak akan menyukai gaun yang ini."
Draco dapat mendengar Hermione seperti berbicara diruang tamu. Ia kira, ada orang lain. Tapi ternyata Hermione sedang telfonan dengan Harry.
"Draco? Kau sudah pulang? Mari aku bawakan kopermu, pasti kau sangat lelah selama 2 minggu ini."
Bahkan setelah Draco melukainya dan terang terangan berpacaran dengan Astoria dihadapannya, Hermione masih bersikap manis kepadanya.
"Tidak perlu." Draco mendorong keras tubuh Hermione. Untung Hermione tidak terjatuh.
"Aku sudah bilang kau tidak perlu melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri! Apa kau tuli?! Mengapa kau tidak mengerti sama sekali huh?!" teriak Draco. Kali ini, Ia teriak benar benar keras sehingga membuat Hermione termundur ke belakang.
Hermione hanya diam dan menatap Draco dengan hangat.
"Yasudah jika kau tidak mau aku bantu, aku permisi." Hermione pergi menuju kamarnya.
"ARRGHH!!" Draco berteriak kencang dan melempar vas bunga hingga pecah.
Didalam kamarnya, Hermione memeluk lututnya sendiri. Ia takut mendengar Draco berteriak dan melemparkan vas bunga serta guci. Ia sangat takut.
Perlahan, ketika suara teriakan Draco sudah mereda, yang Hermione dengar kini adalah suara tangisan.
Draco menangis, dan Hermione terheran akan hal itu. Harusnya dia bahagia karena sudah liburan bersama Astoria bukan?
Jujur, Hermione sangat ingin menghampirinya dan menenangkannya. Namun, Ia sangat takut melakukan hal itu. Jadi Ia memilih diam saja seolah olah Ia tidak mendengarkan apapun didalam sana.
****
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN (DRAMIONE)
Fanfiction"APA? DIJODOHKAN?!" "Ini saatnya kau berumah tangga! Mau sampe kapan kau akan seperti ini?! Sendirian dan terus fokus kerja. Ingat, Draco! Kau ini sudah berusia 28 tahun. Sudah sepantasnya kau menikah dan mempunyai anak!" "Aku akan menikah, tapi tid...