22.

262 22 1
                                    

BROKEN

••••

HAPPY READING

"1 minggu? Itu terlalu lama. Apa tidak bisa hasilnya besok ada?"

Blaise menepuk wajahnya sendiri menandakan dia lelah akan semua hal yang sahabatnya proteskan ini.

Tadi, saat baru mereka sampai di rumah sakit, Draco langsung berteriak meminta bankar karena dia tidak ingin menyentuh Astoria lama lama. Lalu, mereka memasuki ruangan dimana janin Astoria akan diambil sedikit darahnya untuk di cocokkan dengan darah Draco.

Astoria terbangun setelah tes itu berhasil dilakukan. Dia menangis dan berteriak memanggil nama Draco yang menurutnya Draco adalah lelaki kejam. Sementara Draco tak peduli akan semua teriakan Astoria, lelaki itu malah pergi menemui dokter dan meminta hasil tes DNA itu keluar sekarang juga.

Sudah dokter jelaskan bahwa hasil tes DNA itu keluar paling cepat 1 minggu, namun Draco memprotesnya dan meminta hasil itu ditangannya sekarang juga.

"Kau bisa sabar sedikit tidak? Satu minggu bukan waktu yang lama. Bahkan kau bisa menghindari Hermione selama 2 minggu bukan?"

Draco menghela napasnya kasar. Memang dia sudah tahu bahwa hasil akan keluar selama 1 minggu, makanya Draco meminta waktu 1 minggu kepada Hermione. Namun setelah melihat bagaimana Ron berhasil mengambil hati Hermione, dia seketika merasakan panas menggerogoti hatinya dan tak ingin melihat pemandangan itu lagi dalam waktu lama.

"Sudah lah mate, sabar sebentar. Sekarang kau harus tenang. Sambil menunggu hasil itu, kau bisa sambil mencuri hati Hermione lagi."

Benar apa kata Blaise. Lebih baik dia fokus ke Hermione dibandingkan menguruskan hal tidak penting seperti Astoria.

"Yasudah, aku mau ke rumah sakit."

Blaise mengerutkan keningnya, "Kau sudah dirumah sakit, mate."

"Maksudku Hermione, aku ingin ke rumah sakit tempat Hermione bekerja."

Blaise hanya mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan Draco. Dia pun membiarkan Draco untuk pergi.

Namun, baru 2 langkah lelaki itu pergi, langkahnya terhenti ketika mendengar suara teriakan wanita jauh disana.

"DRACO MALFOY! KAU BRENGSEK! KAU JAHAT!"

Draco membalikkan badannya, ternyata Astoria.

"Jahat? Kau yang jahat sudah memfitnahku." Balas Draco santai.

"Fitnah? Kau masih tidak percaya bahwa ini adalah anakmu? Kau gila?!"

"Kau yang gila! Aku tahu semua kelakuanmu diluar sana, Astoria. Bahkan kau melakukan itu tidak hanya dengan 1 laki laki. Aku rasa perlu berkali kali tes DNA untuk menentukan siapa ayah dari bayi itu."

Astoria mengepalkan tangannya. Bagaimana bisa Draco mengatakan hal sekejam itu kepada wanita yang dulu sangat dia cinta?

"Kau berubah, Draco."

"Berubah? Berubah bagaimana maksudmu?"

"Dulu kau bilang kau mencintaiku! Kau bahkan rela meninggalkan Hermione demi aku! Kau rela bercerai dengannya demi menikah denganku. Mana buktinya? Mana?!" Teriak Astoria dengan suaranya yang bergetar. Wanita itu mulai menangis.

Draco tertawa sarkas. "Itu sebelum kau mengkhianati ku, Astoria. Sial. Bahkan setelah apa yang kau lakukan kepadaku, kau berharap aku kembali padamu?"

"Aku mencintaimu, Drake. Maaf, maafkan aku karena kemarin itu aku khilaf. Aku benar benar bingung, Drake. Aku sakit melihat kau menikah dengan perempuan lain, aku sangat sakit. Wanita itu sudah merebut dirimu dari ku. Aku sebagai wanita juga merasakan sakit! Aku mencintaimu, tapi kau menikah dengan wanita lain. Jadi aku melampiaskannya dengan bermain dengan lelaki lain. Aku bilang ke mereka bahwa aku mencintaimu karena hartamu, padahal tidak. Aku mencintaimu benar benar mencintaimu, Drake."

BROKEN (DRAMIONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang