BROKEN
****
HAPPY READING♡
Sore ini, Hermione belanja diantar oleh Harry. Ron sedang tidak bisa, dan lagi pula dia juga tidak perlu diantar oleh Harry, dia bisa sendiri. Hanya saja Ron terlalu khawatir untuk membiarkan Hermione belanja sendiri. Lelaki itu takut Hermione akan kembali sakit.
"Apa kau yakin Ginny akan menyukainya? Gaunnya terlalu terbuka, Hermione. Aku tau kulit Ginny sangat bagus, tapi kulitnya itu untukku bukan untuk orang lain." Harry terus menyerocos tentang gaun yang dipilih oleh Hermione untuk Ginny.
Ginny dan Harry akan melangsungkan pernikahan 1 bulan lagi. Dan Hermione sangat ingin memilihkan gaun untuk Ginny.
"Harry, aku sudah jelaskan bahkan lebih dari 5 kali! Mengapa kau tidak mengerti juga?" Hermioe memutarkan bola matanya malas.
"Ah ini cemilan favoritku!" seru Hermione memasuki banyak cemilan favoritnya kedalam troli.
"Aku fikirkan dulu lah tentang itu." putus Harry.
"Harry, kau terkadang memang sangat keras kepala." Hermione pasrah.
Setelah selesai belanja, Hermione dan Harry makan sebentar di salah satu restoran. Ron yang menyuruh Harry untuk mengajak Hermione makan. Karna lelaki itu yakin bahwa Hermione selalu melupakan waktu makannya.
"Bagaimana pernikahanmu dengan Draco? Dia masih kasar kepadamu?" tanya Harry ditengah aktivitas makan mereka.
"Tidak, Draco tidak pernah kasar kepadaku. Hanya sedikit-- em, jutek." jawab Hermione berbohong.
"Kau tidak pandai berbohong, Hermione. Katakan padaku, Draco sekasar apa kepadamu?"
Hermione menghentikkan aktivitas makannya. Dia menghela nafasnya dan memaksakan senyumnya. Hermione bukanlah wanita yang kuat. Bahkan hatinya sangat rapuh. Tapi dia wanita yang hebat, hebat karena dia sanggup menutupi segala keburukan Draco.
"Benar, Draco hanya jutek dan dingin kepadaku dan aku mewajarinya ya karna memang seperti itu lah Draco."
"Benarkah?"
"Benar, Harry." Hermione tersenyum lebar meyakinkan Harry.
"Baiklah jika begitu." Harry melanjutkan aktivitas makannya. Walaupun ragu, Harry mencoba mempercayai Hermione.
Setelah selesai makan, Hermione kembali kerumah. Kali ini, dia menyetir sendiri dengan mobil yang kemarin ia tinggalkan dirumah sakit. Lalu, dia pun membuka bagasi mobil dan membuka lebar pintu rumahnya.
Walaupun berat, Hermione membawa semua belanjaannya dan membawanya ke dapur.
"Sini aku bantu." Draco dengan segera membantu Hermione membawakan barang belanjaannya.
"Kau belanja tidak bilang kepadaku?" tanya Draco.
"Tidak, dan biasanya pun tidak." balas Hermione menutup bagasi mobilnya dan memasukkan mobilnya ke dalam garasi.
Setelah itu, Hermione memasuki rumahnya dan seperti biasa, dia menaruh tasnya lalu mencuci piring, untung cucian malam ini sedikit.
"Kau belanja dengan siapa?" tanya Draco.
"Harry." balas Hermione singkat.
"Mengapa kau pergi bekerja? Kau sendiri yang bilang kau akan merawatku!" Draco sedikit meninggikan intonasinya.
"Mengapa? Kan ada Astoria. Aku rasa aku tidak penting untukmu. Jika kau ingin membuatku semakin sakit, tidak seperti itu caranya." Hermione menjawab tanpa menoleh ke arah Draco sedikitpun.
Hermione terlihat sangat lelah sekali. Apa ini yang dia lakukan setiap hari? Membersihkan segala keperluan rumah ditambah pekerjaannya sebagai seorang dokter. Apa Draco keterlaluan akan hal ini?
"Mengapa kau tidak mengusirnya saat dia datang tadi?" tanya Draco.
"Dan membuat rasa bencimu semakin besar kepadaku? Tenang saja Draco, aku tidak akan melarangmu berbuat apapun sesuka hatimu, hanya saja asal tidak ketahuan oleh orang tua kita."
Perkataan Hermione dibarengi dengan selesainya aktivitas dia mencuci piring. Wanita itu kini membereskan semua keperluan bahan baku untuk makan yang tadi dia beli. Selama 3 bulan ini, Draco tidak pernah memberinya sepersen pun uang. Jadi Hermione selalu menggunakan uangnya sendiri untuk belanja.
"Kau selalu melakukan ini setiap hari?" tanya Draco.
"Iya." balas Hermione singkat.
Suasana diantara mereka menjadi canggung. Karena tidak tahan, Draco pun berdiri dan merebut bahan makanan yang ada ditangan Hermione.
"Hei, kau mau apa?" tanya Hermione.
"Ganti pakaianmu dan mandi. Biar aku yang menyiapkan semua ini." balas Draco melanjutkan aktivitas Hermione.
"Tidak apa apa biar aku saja yang melakukannya. Lebih baik kau istirahat saja." balas Hermione tersenyum hangat. Senyuman itu benar benar berhasil menghipnotis Draco. Benar apa kata Blaise, wanita ini benar benar sangat cantik.
"Baiklah, kita lakukan saja bersama sama." putus Draco.
"Wah apel hijau! Kesukaanku!" seru Draco hendak memakan apel itu namun ditahan oleh Hermione.
"Cuci dulu." Hermione tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.
"Aku lupa bahwa istriku seorang dokter."
Hati Hermione mencelos seketika. Istri? Draco memanggilnya istri? Apa dia tidak salah dengar? Sejak kapan dia menganggap Hermione seorang istri untuknya?
Hermione hanya menganggap ucapan Draco sebagai angin lewat saja. Lelaki itu pasti bercanda mengatakannya. Dia pun melanjutkan aktivitasnya. Sementara Draco, malah asyik memakan apel hijau kesukaannya.
"Makanan favoritmu apa? Aku tidak tau itu." ucap Draco kepada Hermione.
"Semua aku suka." balas Hermione singkat.
"Batu? Kau suka?"
"Tidak lah, kau fikir saja. Apapun aku suka asal sehat." Hermione selesai dengan aktivitasnya. Akhirnya dia bisa istrahat.
Draco mengangguk sebagai balasan omongan Hermione. Memang seorang dokter sejati, kehidupannya begitu sehat.
"Aku ingin istirahat. Kau mau disini atau istirahat?" tanya Hermione membawa tas nya.
"Disini dulu, kau duluan saja."
"Baiklah, jangan lupa matikan semua lampu ya."
Setelah itu, Hermione pergi menuju kamarnya. Draco melihat Hermione berjalan menuju kamarnya, mengapa ada wanita sekuat dia? Draco sudah benar benar keterlaluan.
Ini waktunya dia untuk membalas semua kebaikan Hermione dan tidak menyia-nyiakannya lagi.
***
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN (DRAMIONE)
Fanfiction"APA? DIJODOHKAN?!" "Ini saatnya kau berumah tangga! Mau sampe kapan kau akan seperti ini?! Sendirian dan terus fokus kerja. Ingat, Draco! Kau ini sudah berusia 28 tahun. Sudah sepantasnya kau menikah dan mempunyai anak!" "Aku akan menikah, tapi tid...