BROKEN
••••
HAPPY READING🖤
Sudah pukul 10 malam, dan Hermione belum juga pulang. Apa memang selalu semalam ini wanita itu bekerja? Ah mengapa juga harus memikirkannya? Lebih baik menonton televisi saja. Ya, Draco kembali duduk di sofa dan menyalakan televisi.
Tak lama kemudian, suara mobil akhirnya muncul didepan rumahnya. Tanpa sadar, Draco melangkah keluar untuk melihat Hermione pulang.
Namun bukan Hermione yang Ia lihat. Yang dilihat olehnya justru malah Ron, lelaki itu sedang membukakan pintu mobilnya untuk Hermione.
Malam ini, Hermione diantar pulang oleh Ron. Ia tidak kuat jika harus mengendarai mobilnya sendiri. Untung saja ada Ron yang selalu ada untuknya dan siap mengantarnya pulang.
"Istirahatlah, besok kau ambil cuti kalau bisa." Ujar Ron saat mereka sudah didepan rumah.
"Tidak Ron, jika aku dirumah badanku tidak akan bergerak, jadi lebih baik aku bekerja." Ujar Hermione berbohong.
Pada kenyataannya, dia selalu bekerja saat dirumah, bahkan pekerjaan dirumahnya sangat berat jika dibandingkan dengan pekerjaannya dirumah sakit.
"Baiklah, jika kau butuh sesuatu hubungi aku segera ya." Ron tersenyum hangat dan merekatkan jaket yang menempel ditubuh Hermione.
"Jangan lupa makan. Apa perlu aku ingatkan terus?" tanya Ron jahil.
Hermione tertawa. "Tidak perlu, kau fokus lah dengan tokomu."
"Bagaimana aku bisa fokus jika kau selalu sakit akhir akhir ini."
Hermione tersenyum hangat. Dari dulu, Ron memang selalu romantis kepadanya. Mengapa dia tidak bisa mencintai lelaki sebaik Ron?
Tanpa sadar, Hermione meneteskan air matanya.
"Hei, kenapa kau menangis? Perutmu sakit lagi?" Tanya Ron khawatir.
"Tidak, aku hanya-- oh Ron, maafkan aku. Kau begitu perhatian kepadaku, tapi-- tapi aku malah tidak--"
Ron memeluk Hermione. Dia tau kemana arah pembicaraan Hermione. Dari dulu, dia juga tau bahwa orang yang Hermione cintai adalah Draco.
"Ssttt, sudah.. Tidak apa apa Hermione. Kau sudah seperti adik untukku, jangan merasa bersalah." Ron berbisik dengan sangat lembut.
Melihat Ron memeluk Hermione rasanya membuat Draco kesal. Apa mereka tidak sadar bahwa Hermione adalah istrinya? Dan mereka malah berpelukan dirumahnya. Huh dasar.
Ron melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata Hermione yang membasahi pipinya.
"Sudah ya? Aku janji deh, aku akan menemukan wanita yang dapat aku cintai. Tapi aku tidak bisa janji, bahwa aku akan mencintainya sebaik aku mencintaimu."
Air mata Hermione semakin deras. Omongan Ron seakan menjadi besi yang menusuk keras langsung ke dalam hatinya. Andai Ia jatuh cinta kepada Ron, andai Ron lah jawaban dari segala rasa kasih sayangnya, mungkin Hermione akan berbahagia hingga nanti.
"Jadilah istri yang baik untuk Draco."
Hermione tersenyum. Jadi istri yang baik? Bahkan dianggap istri saja tidak.
"Mengapa kau pulang bersama Weasley? Bukankah kau membawa mobil tadi pagi?" tanya Draco yang keluar dari rumahnya dan berdiri diambang pintu.
"Oh iya, aku tinggalkan mobilku dirumah sakit." balas Hermione tersenyum.
"Yasudah, aku pulang ya?" tanya Ron kepada Hermione.
Hermione mengangguk dan matanya mengikuti Ron yang memasuki mobilnya. Setelah berlambaian tangan, Ron pun pergi dan semakin jauh dari pandangannya.
Hermione menghela nafasnya dan membalikkan badannya. Disana ada Draco yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kenapa? Diluar dingin, kau kan sedang sakit, mengapa kau belum istirahat?" tanya Hermione yang masih berdiri ditempatnya.
"Mengapa kau meninggalkan mobilmu dirumah sakit? Oh aku tau, agar besok kau diantar oleh Weasley kan? Wanita murahan."
Draco masuk ke dalam rumahnya. Wanita murahan? Apa maksudnya?
Tanpa memperdulikan omongan Draco, Hermione langsung masuk ke dalam rumah dan menutup lalu mengunci semua pintu dan jendela rumah. Dia memang selalu melakukan ini setiap malam sebelum dia tidur.
"Jadi benar?" tanya Draco.
"Benar apa?" Hermione mengerutkan keningnya tak mengerti maksud Draco.
"Jadi benar kau tak membawa mobilmu karna besok kau ingin dijemput oleh Weasley?" Draco tetap menjadi dirinya. Dingin.
"Tidak, asam lambungku kambuh tadi, jadi aku tidak kuat menyetir. Daripada kecelakaan, lebih aku aku diantar oleh Ron." Hermione meletakkan tas kerjanya di atas meja. Lalu dia mengikat rambutnya dan mengerjakan pekerjaan rumah. Bahkan setelah capek bekerja pun, dia masih harus melakukan pekerjaan rumah.
Draco diam. Setelah itu, dia pun naik ke atas menuju rumahnya.
Hermione melanjutkan aktivitas mencuci piringnya. Setelah selesai, dia pun mencuci baju yang belum tercuci tadi pagi. Lalu setelah itu, dia mematikan semua lampu dan baru bisa beranjak ke kamar nya untuk tidur.
Hermione merasakan tubuhnya sangat sakit. Bahkan kakinya memar dan merah merah. Pekerjaan rumahnya selama ini sangat berat. Rasanya dia tidak sanggup.
Dirumahnya bersama Helena dan Richard, Hermione benar benar diperlakukan seperti ratu. Dia tidak perlu bangun jam 4 subuh untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Namun saat ini, dan sudah 3 bulan ini, dia selalu bangun jam 4 subuh untuk melakukan pekerjaan rumah dimulai dari nyapu, ngepel, mencuci baju, mencuci piring, membersihkan seluruh isi rumah, menyiram tanaman dan menguras kolam renang yang ukurannya cukup besar. Sendiri. Tak ada yang membantunya.
Hermione menangis. Dia benar benar merasa hidupnya hancur. Menikah dengan Draco kini bagaikan neraka baginya. Walaupun dia mencintai Draco, tapi dia tidak menduga bahwa Draco akan menjadikannya pembantu seperti ini, bukan seorang istri.
"Ma, Pa.. Hermione sakit disini. Hermione mau pulang.." lirih Hermione memeluk dirinya sendiri.
****
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN (DRAMIONE)
Fanfiction"APA? DIJODOHKAN?!" "Ini saatnya kau berumah tangga! Mau sampe kapan kau akan seperti ini?! Sendirian dan terus fokus kerja. Ingat, Draco! Kau ini sudah berusia 28 tahun. Sudah sepantasnya kau menikah dan mempunyai anak!" "Aku akan menikah, tapi tid...