SW - 31

32K 3K 334
                                    

Mobil milik Jeno memasuki gedung parkir sebuah restauran berbintang. Keduanya turun dan Jeno langsung menghampiri Jaemin.

“Ahjussi, kita mau kesini?” Tanya Jaemin.

“Karena acaranya batal, aku juga lapar. Jadi kita makan di luar saja” Kekeh Jeno yang di balas senyuman oleh Jaemin.

Jeno langsung menggenggam jemari Jaemin lalu keduanya masuk ke dalam gedung. Mereka memilih ruangan yang berada di lantai sepuluh dengan dinding kaca agar menambah suasana menjadi lebih tenang.

Ada beberapa orang berpakaian formal seperti mereka, jika di lihat, sudah pasti tempat ini untuk orang-orang sekelas suaminya.

Mereka memilih meja kosong ditengah ruangan dan tak lama pelayan datang. Keduanya memutuskan diam dan menikmati musik yang diputar selagi menunggu pesanan mereka datang.

“Ahjussi” Panggil Jaemin, sang suami hanya menaikkan kedua alisnya sebagai jawaban.

“Seharusnya, Ahjussi tidak membawaku ke acara itu. Semuanya jadi kacau” Ucap Jaemin lirih dengan wajah sendu.

“Kalau aku tidak mulai memperkenalkanmu pada rekan-rekanku, kau tidak akan terbiasa untuk pergi ke acara bisnis ke depannya” Jawab Jeno.

Kalimat itu benar-benar membuat Jaemin tersentuh. Dia memang pernah berharap untuk di posisi seperti ini, tapi saat impiannya terwujud, dia kaget bukan main. Ternyata, lebih indah dari yang ia bayangkan.

“Aku sering menghadiri acara bisnis, jadi kau juga akan sering ikut bersamaku mulai saat ini. Sebenarnya, acaranya tidak terlalu penting. Hanya formalitas sekaligus cari muka di depan rekan bisnis” Kekeh Jeno membuat Jaemin mau tak mau mengulum senyum juga karena candaan suaminya.

Jeno tahu, sejak tadi suasana hati Jaemin sudah buruk. Beragam pikiran berkecamuk saat di pesta. Dia harap, itu sedikit membuat suaminya tenang.

Tak lama pesanan keduanya datang. Mereka pun memutuskan makan dan segera pulang, takut jika Woobin sudah menangis di rumah.

Mobil milik Jeno terparkir di depan rumah Jaemin, mereka lihat rumah itu tampak sepi. Jemari Jaemin bergerak mengetuk pintu dan tak lama pintu terbuka menampilkan Yoona dengan wajah mengantuknya.

“Uh, sudah pulang? Woobin sudah tidur di kamarmu” Jawab Yoona setengah meracau karena ia masih mengantuk.

Jaemin menoleh ke arah suaminya lalu dia putuskan untuk masuk dan Jeno menyusul. Jaemin lihat putranya tampak lelap seraya memeluk boneka sapi milik sang Papa dan bibir menyesap ibu jarinya.

“Dia lelap sekali. Kita menginap disini saja” Ucap Jeno membuat Jaemin berbalik dengan kaget.

“Kasihan, kalau di angkat nanti dia terbangun. Kita menginap disini saja tak apa. Lagi pula, aku belum pernah menginap di rumah suamiku” Ucap Jeno dengan senyum malu, kepalanya tertunduk agar Jaemin tak bisa melihatnya.

Jeno putuskan membuka jas dan dasi yang mengikat lehernya kemudian kemeja, menyisakan kaos putih polos lalu dia naik ke atas ranjang Jaemin dan mendekap tubuh lelap Woobin.

Sementara Jaemin masih mematung melihat suaminya sibuk mengecupi pipi putranya yang mendengkur halus.

Jaemin pun memutuskan untuk mengganti baju lalu naik ke atas ranjang menyusul suaminya untuk menjemput mimpi mereka.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Jaemin hanya menatap langit-langit rumahnya lalu menatap Woobin yang terlelap di atas karpet. Pekerjaan rumahnya sudah selesai dan dia juga tidak tahu mau melakukan apa. Disaat seperti ini yang paling tepat adalah...

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang