SW - 5

33.7K 3K 149
                                    

Byurr!!!

“Akh!”
Jaemin memekik ditengah lelapnya dan dia terperanjat bangun. Dia usapi wajahnya yang basah. Dan menetralkan pandangannya yang mengabur.

Dia dapati suaminya berdiri sudah tampak rapi seraya memegang gelas yang sudah kosong, airnya sudah disiramkan kewajahnya. Wajah suaminya pagi ini juga sangat dingin.

“Bagaimana mungkin kau bangun lebih lama dari suamimu?” Omel Jeno seraya meletakkan gelas itu diatas nakas.

Pundak Jaemin nampak turun dengan helaan nafas berat, dia masih mengantuk karena permain Jeno tadi malam menguras tenaganya. Dia bahkan hanya tidur beberapa jam. Bagaimana suaminya itu tidak lelah sama sekali?

“Mulai besok, kau harus bangun lebih awal dariku” Omel Jeno lagi

“Dengar! Mulai besok, kau harus bangun lebih dulu, sudah mandi, sudah wangi dan sudah cantik. Woobin juga sudah diurus dengan baik, sarapan harus sudah tersaji dan rumah harus sudah bersih! Mengerti!” Omel Jeno.

“Mengerti Ahjussi” Jawab Jaemin

Jeno merogoh dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang dan tiga lembar kartu kredit. Ada juga yang berwarna hitam.

“Kau dokter kan? Beli sendiri obat untuk lubangmu. Ada supir di rumah...”

“Gunakan ini untuk keperluan rumah tangga” Tuturnya meletakkan tiga kartu itu diatas nakas.

“Ingat! Meskipun aku memberikan kartu ini, kau tidak bisa sesuka hatimu menggunakan uang. Kau perlu ijinku untuk membeli diluar keperluan rumah tangga!”

“Mengerti Ahjussi”

“Cepat bangun, Woobin akan bangun sebentar lagi”

“Ahjussi sudah sarapan?”

“Memangnya kau sudah memasak pagi ini?”

“Maaf Ahjussi”

“Tidak berguna” Dengus Jeno seraya berjalan keluar kamar.

Wajah Jaemin memerah mendengar bagaimana hinaan itu keluar dari bibir suaminya.

Tadi malam dia dicumbu bak pelacur dan hari ini dia perlakukan bak pembantu. Apa yang Jaemin harapkan? Diperlakukan bak raja? Hanya karena statusnya adalah suami Jeno?

Semoga dia tidak lupa apa yang mendasari pernikahan mereka. Jaemin harus lebih sadar diri lagi untuk kedepannya.

Jaemin beranjak dari kasurnya dengan susah payah, lubangnya pasti luka. Dia jalan sedikit mengangkang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Jaemin melirik jam dinding dirumah, sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Pekerjaan rumahnya belum selesai karena area bawahnya masih sakit, dia harus membagi waktu untuk merawat Woobin dan mengurus rumah.

Tring!
Jaemin menoleh saat mendengar ponselnya berbunyi.

“Siapkan makan siang, aku makan dirumah!”

Bola mata Jaemin membola saat membaca pesan dari suaminya. Dia langsung beranjak melupakan sakit diarea lubangnya. Dia biarkan Woobin berbaring diruang tengah dan dia langsung berlari menuju dapur.

Dia melihat beberapa sayuran masih tersedia disana dan dengan cepat mulai menyiapkan makan siang. Pekerjaannya terganggu saat Woobin menangis. Dia harus beberapa kali melihat Woobin yang asik menyusu seraya melihat hasil masakannya.

Jaemin tersenyum melihat beragam menu tersaji dimeja makan, beberapa dari mereka masih mengeluarkan asap tipis pertanda masakannya masih panas.

“Aaatatata” Jaemin menoleh saat mendengar suara Woobin.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang