SW - 19

32.3K 3K 187
                                    

Jaemin baru saja keluar dari kamar mandi dalam kondisi tertatih, dia bahkan belum sempat memakai bajunya tapi Woobin sudah menangis di kamarnya.

Sementara sang suami?
Tentu saja terlelap setelah memperkosanya bak singa lapar tadi malam. Pria itu asik bergelung dibalik selimut tebalnya.

Masih diselingi ringisan, Jaemin berjalan menuju kamar Woobin, dia melihat putranya itu sudah turun dari tempat tidur dan berdiri ditepi ranjang. Tangisnya terhenti kala melihat Jaemin berdiri diambang pintu, tubuhnya yang gempal langsung terduduk dan dia dengan cepat merangkak menghampiri sang Papa dengan tawa gembira.

Jaemin langsung merunduk membuat lubangnya perih lagi, langsung mendekap sang putra dan menciumi pipi tembamnya.

"Kenapa kau sudah bangun Woobin, biasanya kau bangun sedikit lebih lambat" Ucap Jaemin, dia bawa sang putra untuk duduk diatas ranjang, disamping sang Daddy.

Bayi itu berbalik dan melihat Daddynya masih mendengkur. Sementara Jaemin putuskan untuk memakai baju dulu. Woobin merangkak mendekati Jeno kemudian menatap Daddynya lalu tersenyum.

Dia dekatkan wajahnya dan menyesap hidung Jeno membuat sang Daddy menggeliat dari tidurnya. Dia nampak gembira, mengira sang Daddy masuk dalam permainannya.

"Woobin, Daddy lelah" Racau Jeno dengan suara beratnya.

Woobin tertawa seraya mengoceh dengan bahasa khas bayinya. Dia tubuhnya terlonjak-lonjak mengajak Jeno untuk bermain tapi Jeno tak bereaksi membuat Woobin kesal berakhir memukul wajah Jeno hingga menimbulkan bunyi "PLAK" yang kentara.

Sontak saja hal itu membuat Jeno terkejut, meski masih bayi, justru pukulan Woobin terasa panas diwajahnya. Pria itu sontak membuka matanya dan menatap Woobin.

"Hei, tidak boleh memukul Woobin. Itu sakit" Omel Jeno dengan nada lembut membuat Woobin tertawa.

Keduanya menoleh saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, Jeno langsung memutar bola matanya saat melihat Jaemin keluar sudah memakai baju sementara Woobin langsung merangkak minta di gendong.

Jaemin juga tak mengatakan apa-apa. Dia langsung menggendong Woobin dan membawa bayi mungil itu turun ke lantai bawah untuk sarapan kemudian mandi.

Jeno turun setelah mandi, hanya mengenakan kaos dan celana pendek, tampilan kasual seperti biasa saat di rumah. Dia lihat meja makan sudah tertata dengan beragam menu makanan, dia melihat Jaemin yang bermain dengan Woobin di ruang tengah.

Tawa keduanya mengisi sepinya rumah mewah Jeno, dia tersenyum tanpa di minta mendengar Jaemin dan Woobin tertawa.

"Woobin-ah ayo kesini, Papa disini" Ucap Jaemin, dia beranjak meninggalkan Woobin yang berdiri dengan bertumpu pada meja ruang tengah.

Woobin berbalik dan melihat Jaemin setengah meter darinya, dengan perlahan dia berusaha menggerakkan kakinya menghampiri Jaemin dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya.

Jaemin merentangkan tangannya menunggu Woobin. Ditengah santap paginya, Jeno sempatkan menoleh. Dia terdiam menatap Woobin yang selalu tenang bersama Jaemin.

Putranya sudah setahun dan sudah mulai belajar berjalan. Semua tumbuh kembang putranya terjamin bersama Jaemin. Tiba-tiba saja memikirkan bagaimana dia dan putranya kedepan. Takut jika Woobin terus bergantung pada pria itu.

Woobin diam setelah berhasil maju dua langkah, kakinya masih tampak gemetar tapi dia terus menatap Jaemin dengan sebuah harapan. Dan Jaemin juga tak melunturkan senyumnya seolah dia siap menyambut Woobin datang ke pelukannya dan siap merengkuh jika Woobin jatuh.

Bayi itu akan selalu merasakan kehangatan Jaemin.

"Ayo Woobin, Papa disini" Panggil Jaemin dengan lembut membuat bayi itu bertekad untuk melangkah.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang