V

19 4 0
                                    


Soobin's POV

Aku tidak tahu sudah berapa banyak aku mengusap air mata di ruang ganti tapi susah sekali rasanya untuk berhenti. Padahal sebentar lagi waktuku untuk individual shoot tapi malah menangis seperti ini. Setelah mencoba menarik nafas beberapa kali, akhirnya aku keluar dari ruang ganti.

"Sudah selesai?" tanya Yoongi yang bermain dengan ponselnya di sofa. Ia memutuskan untuk menemaniku bekerja hari ini karena pertama, ini adalah pekerjaan terakhirku sebelum aku menjadi istri orang lain. Kedua, ini adalah pekerjaan terakhirku bersamanya.

"Belum, setelah ini aku masih harus melakukan individual shoot dengan Bibi."

Bibi adalah ular jenis Mexican milk snake berwarna merah dengan garis hitam di beberapa bagian tubuhnya. Jujur aku sebenarnya agak takut karena reptil adalah hewan yang paling ku benci. Tak hanya itu saja sih, aku juga sangat membenci laba-laba berapapun ukurannya. Tahun lalu aku sempat menolak tawaran pekerjaan berfoto dengan tarantula karena aku yakin sebelum berfoto pasti sudah pingsan duluan. Tapi setidaknya jika bekerja bersama ular, beberapa pawang handal akan mengawal jalannya pemotretan. Mereka akan berdiri tak jauh dari para model jadi aku tidak terlalu khawatir. Lagi pula aku mendapatkan ular jinak dan tidak agresif jadi aku cukup tenang.

"Oh," Yoongi menjawab lalu kemudian perhatiannya kembali pada ponsel di hadapannya. Tangan lainnya mengambil gelas dan kertas berwarna putih lalu meminum isinya. Sikapnya nampak sama masih kesal dengan perdebatan kami pagi tadi saat aku mengatakan padanya bahwa kami batal jalan-jalan hari ini.

Ruang ganti yang hanya berisi diriku dan Yoongi terdengar sangat sepi. Sangat sepi sampai-sampai suara dari AC yang menempel pada dinding terdengar begitu jelas. Aku hanya duduk saja di salah satu sofa sambil membaca buku yang baru ku beli beberapa hari lalu. Dalam hati sebenarnya aku kesal juga karena seharusnya kami bisa akur karena hari ini adalah hari terakhir kami bersama. Ibuku dan ibu Taehyung memintaku untuk tidak mengambil pekerjaan tiga hari sebelum hari pernikahan. Selain itu mereka juga memintaku untuk tidak bertemu dengan siapapun, katanya supaya aku tidak berubah pikiran. Tapi kurasa mereka takut aku akan kabur. Ketahuilah aku tidak seberani itu untuk asal kabur apalagi setelah mengetahui bahwa Taehyung bos mafia.

Seseorang masuk kedalam ruang ganti, manager dari agensiku, Kim Doyoung.

"Soobin, sekarang waktumu." Katanya singkat.

Saat berdiri, mataku kembali melihat Yoongi yang sama sekali tidak bergeming. Ia masih fokus menatap ponselnya.

"Aku akan segera kembali." Kataku sebelum keluar mengikuti Doyoung. Telingaku mendengarnya berbicara namun semuanya seperti informasi yang asal lewat saja. Tapi atensiku langsung ditarik saat ia mengatakan,

"...jadi ularnya diganti."

"APA?" tanyaku panik dan ingin rasanya berlari kembali.

"Kau tidak mendengarku sedari tadi?"

Melihat wajahku Doyoung sepertinya menyerah dan menggeretku semakin mendekati lokasi studio pemotretan hari ini. Kali ini studio berhasil dirombak dengan nuansa hutan. Beberapa model yang sudah melakukan pemotretan kini terlihat 'bermain' bersama ular-ular. Melihat hewan itu saja sudah membuatku merinding rasanya.

"Soobin sudah datang." Ucap Doyoung mengisyaratkan dua pawang ular yang sedang berbincang tak jauh dari set untuk segera bersiap.

Aku sama sekali tidak melihat ular di tangan mereka, hanya carrier plastik berbentuk kotak dengan ukuran cukup besar. Setidaknya kotak itu setinggi lutut orang dewasa. Salah seorang dari pawang membuka penutup kotak itu dan tangannya masuk kedalam. Gerakannya perlahan dan mengangkat sesuatu dari dalamnya. Pawang lainnya memasukkan tangannya pula untuk membantu.

White MustangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang