IV

29 5 0
                                    


Author's POV

Kenyataan bukanlah satu-satunya hal yang dibenci Taehyung saat ini, tapi juga kebetulan yang tidak tepat. Setelah bertemu langsung dengan Soobin kemarin, bayangan perempuan itu sama sekali tidak bisa hilang dari kepalanya. Terlebih saat melihatnya kesal sewaktu mendengar ibunya mulai berbicara mengenai dirinya. Ia dapat melihat kesenjangan hubungan di antara keduanya. Walaupun tidak sadar, ia mencoba mencuri lihat dari tempatnya duduk kemarin. Beberapa kali Bora mengajak Soobin mengobrol, auranya terlihat jauh berbeda dibandingkan saat ibu dan ayahnya mengajak berbicara kemarin. Memang harus Taehyung akui, perempuan itu cukup handal memainkan ekspresi wajah saat seseorang mengajaknya berbicara.

"Bos," panggil Jonghyun dari balik kemudi untuk yang keempat kali. Sejak tadi mobil sudah berhenti tepat di depan salah satu kelab miliknya. Malam ini salah seorang K-Idol mengadakan pesta di sana dan sebagai pemilik Taehyung memiliki kewajiban untuk menjamu mereka. Terlebih karena hal itu cukup baik untuk merangkul mereka sebagai pelanggan setia.

"Ya?" ucap Taehyung yang pikirannya masih belum singkron.

"Kita sudah sampai. Atau Anda ingin saya antar ke tempat lain?"

Dalam sejarah karirnya baru kali ini Taehyung dibuat tidak fokus dan gugup di saat bersamaan. Tatapan mata Soobin saat membicarakan soal pekerjaannya bersinar seakan perempuan itu sangat mencintai apa yang dilakukannya. Menurutnya, wanita akan lebih terlihat seksi saat sedang membicarakan pekerjaannya atau sesuatu yang mereka sukai dan ia melihatnya di mata Soobin.

"Tidak usah." Jawabnya kemudian membuka pintu mobil.

Suara riuh rendah dari dalam kelab bisa terdengar dari tempatnya berdiri. Langkahnya kemudian berjalan masuk dan di sambut oleh salah satu penjaga di bagian depan. Badannya tidak jauh berbeda dari bodyguard yang selalu berada di sekeliling Taehyung.

"Bos." Sapa si penjaga sambil membuka pintu supaya Taehyung bisa masuk. Laki-laki itu hanya mengangguk lalu berjalan masuk melewatinya.

Suasana pesta begitu terasa. Alunan musik kencang bisa terdengar dari seluruh penjuru ruangan. Ruangan gelap dengan lampu berkedip seirama ketukan lagu membuat pengunjung yang datang berdansa semakin liar. Beberapa wanita yang ia lewati sempat mengedipkan mata mereka, baik kepada Taehyung dan Jonghyun yang kini sudah ikut masuk dan mengikutinya dari belakang. Saat berjalan membelah lautan manusia, keduanya menjadi sorotan wanita-wanita yang datang. Beberapa bahkan terang-terangan mencoba menggoda dengan menyentuh tubuh mereka kepada dua lelaki itu. Namun keduanya sama sekali tidak tertarik dan tetap menyusuri kerumunan sampai berhenti di salah satu meja VVIP yang berada di lantai dua. Seorang penjaga di bagian depan kemudian mempersilahkannya untuk masuk.

"Oppa!" panggil seorang perempuan dengan nada suara manja. Wajah cantiknya sudah dikenal di mana-mana berkat talentanya di dunia music yang luar biasa. Sempat tersiar bahwa keduanya menjalin kasih saat itu karena Taehyung mengantarkannya pulang dari kelab. Untungnya agensi yang menaunginya meluruskan kabar tersebut dan membuat berita itu akhirnya hilang dengan sendirinya.

"Jennie, hei." Sapanya lalu memeluk perempuan di hadapannya itu.

"Sudah lama sekali sejak terakhir kali kita bertemu, oppa semakin tampan saja." Ucap Jennie sambil mencubit kedua pipi Taehyung.

"Nampaknya bukan hanya aku saja yang sibuk, bukannya kau baru saja kembali dari tur?"

Sebagai seorang K-Idol, Jennie tentu saja dituntut untuk selalu berpenampilan menarik dengan perawatan tubuh seharga jutaan won. Tidak hanya itu saja, diet ketat yang ia lakukan juga memberinya tubuh indah walaupun lebih cenderung terlihat kurus. Tapi semua itu nampak indah dibawah balutan dress berwarna merah bata yang ia kenakan. Rok yang berada sepuluh senti di atas lutut membuatnya terlihat sangat seksi. Hanya laki-laki buta saja yang tidak mengatakan kalau Jennie cantik.

White MustangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang